Benar sekali Pak Andre, sampai2 Gus Dur secara seloroh dalam satu kesempatan
sempat mengutarakan bahwa kalo mau konsisten dijalankan peraturan ini,
khobah dalam bahasa Arab harus di Indonesia-kan, nama mesjid dan madrasah
yang berasal dari bahasa Arab harus di Indonesia-kan juga.

Penasaran nanti apakah Microsoft mau ganti nama jadi MikroLunak hehe, Java
jadi Jawa, IBM (International Business Machine) jadi MBI (Mesin Bisnis
Internasional), Computer House jadi Komputer Haus :-)

Meningkatkan nasionalisme tidak seharusnya jadi meng-kerdilkan diri sendiri.



MH


> -----Original Message-----
> From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of andre susanto
> Sent: Tuesday, January 24, 2006 7:50 AM
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Rencana Pelarangan Bahasa Asing Di Tempat
> Umum
> 
> Kalau sampai terjadi pelarangan ini, apakah semua
> bahasa asing yang dilarang atau ada pengecualian ?
> karena bahasa asing yang paling banyak dipakai di
> seluruh Indonesia adalah bahasa Arab. Bahasa ini
> dipakai oleh orang dari semua tingkatan umur dan
> menjadi majoritas bahasa asing yang dipergunakan.
> Ini cuma mau mengingatkan saja.
> 
> --- xiaolongni73 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Paham Kebangsaan Yang Sempit Sekali Lagi Akan
> > Mendongakkan Kepala.
> >
> > Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
> > Indonesia,
> > merencanakan bahwa mulai tahun 2007 akan diumumkan
> > satu peraturan
> > baru, yaitu melarang penggunaan bahasa asing di
> > tempat-tempat umum. Di
> > era globalisasi ini, era beragam etnis, era beragam
> > kebudayaan, era
> > beragam perekonomian, peraturan ini, bisa dipastikan
> > tidak sesuai
> > dengan perkembangan jaman, juga mengingkari
> > perjalanan sejarah.
> >
> > Masyarakat Tionghoa di Indonesia bisa dikategorikan
> > suku ke 4
> > terbesar, bahasa Mandarin adalah bahasa leluhur dari
> > suku ke 4 ini,
> > apakah termasuk kategori bahasa asing, masih
> > menunggu penjelasan
> > instansi berwenang. Bahasa Mandarin saat ini
> > mengalami perkembangan
> > pesat di seluruh negeri, dan yang mendorong sekuat
> > tenaga agar
> > kegiatan belajar bahasa Mandarin semakin berkembang
> > adalah juga
> > pejabat di Departemen Pendidikan RI, sebagai sesama
> > instansi di bawah
> > Departemen Pendidikan bagian "Pusat Bahasa", apabila
> > dengan keras
> > menggolongkan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing,
> > maka peraturan ini
> > akan bertolak belakang dengan kebijakan sekarang
> > yang sekuat tenaga
> > mendorong perkembangan bahasa Mandarin, saling
> > kontradiksi, sungguh
> > aneh dan sulit dimengerti !.
> >
> > Bahasa adalah alat berkomunikasi bagi umat manusia
> > di dunia ini, di
> > dunia ada hampir 200 lebih negara, semuanya memiliki
> > bahasanya
> > sendiri, setiap negara, selalu ada beragam etnis,
> > beragam kebudayaan.
> > Menurut statistik yang dikeluarkan oleh Sekjen PBB
> > Kofi Annan di dunia
> > ini ada sekitar 6000 lebih bahasa ibu. Annan
> > memandang ini sebagai
> > kekayaan peradaban manusia, sehingga mendorong untuk
> > menghargai dan
> > melestarikannya, Tiongkok sendiri punya 56 suku
> > bangsa, setiap suku
> > mempunyai bahasa dan dialek sendiri; demikian pula
> > Indonesia, orang
> > Jawa berbicara bahasa Jawa, orang Sunda berbicara
> > bahasa Sunda, orang
> > Madura berbicara bahasa Madura, orang Batak
> > berbicara bahasa Batak,
> > orang Tionghoa berbicara bahasa dialek daerahnya
> > serta berbicara
> > Mandarin. Setiap suku bangsa mempunyai aksaranya
> > sendiri, ini
> > terbentuk dari perjalanan sejarah, ini merupakan
> > suatu kondisi yang
> > sangat normal, sesuai dengan kondisi suatu negara
> > yang beragam etnis,
> > beragam budaya yang terbentuk dari perjalanan
> > sejarah.
> >
> > Sekarang, pejabat urusan bahasa di bawah naungan
> > Departemen
> > Pendidikan, berniat untuk menerbitkan peraturan yang
> > bertujuan
> > menghalangi pergerakan bahasa dan budaya, ini bukan
> > hanya mengingkari
> > perjalanan sejarah, juga mengingkari hak asasi
> > manusia. Ini merupakan
> > wujud paham kebangsaan yang sangat sempit, serta
> > tidak menguntungkan
> > bagi persatuan keluarga besar suku-suku bangsa,
> > suatu keputusan yang
> > sangat tidak bijaksana. Dengan adanya paham
> > kebangsaan yang sempit
> > ini, mau tak mau akan membangkitkan perhatian orang.
> >
> > Peraturan untuk melarang penggunaan bahasa asing,
> > sebenarnya sudah
> > terjadi 30 tahun silam di masa pemerintahan rejim
> > Soeharto. Saat itu
> > Soeharto melarang penggunaan bahasa asing di semua
> > penunjuk nama
> > lembaga / instansi, semua harus tercantum dalam
> > bahasa Indonesia,
> > tidak dibolehkan mencantumkan dalam bahasa Inggris
> > maupun Mandarin,
> > namun kondisi ini tidak efektif dan akhirnya
> > berakhir begitu saja
> > sebelum tercapai tujuannya.
> >
> > Indonesia mempunyai banyak bahasa dari luar negeri,
> > ini tidak hanya
> > tidak menghalangi perkembangan bahasa Indonesia,
> > malah sebaliknya
> > justru memperkaya kosa kata bahasa Indonesia, kalau
> > seluruh bahasa
> > asing harus disingkirkan, maka, semua buku pelajaran
> > di sekolah harus
> > dicetak ulang, termasuk kamus-kamus dalam bahasa
> > Indonesia juga harus
> > dirilis ulang.
> >
> > Kalau sampai tidak diijinkan menggunakan bahasa
> > asing di tempat umum,
> > maka bagaimana bisa kita berkomunikasi dengan orang
> > luar negeri ?
> > Bagaimana menjalin hubungan dengan pihak luar
> > negeri, berbisnis
> > misalnya ? Kalau sampai begitu, di masyarakat tidak
> > diperbolehkan
> > menyanyikan lagu berbahasa Inggris, lagu-lagu
> > Mandarin, stasiun
> > televisi dilarang memutar film-film luar negeri,
> > barang impor yang
> > tidak mencantumkan bahasa Indonesia dilarang masuk,
> > maka bagaimana
> > akibatnya dengan perubahan masyarakat yang terjadi
> > di negara kita ?
> > suatu negara yang terbelakang sekaligus miskin; saat
> > inipun kemampuan
> > berbahasa asing kita masih kalah total dibandingkan
> > dengan
> > bangsa-bangsa lain, sulit dibayangkan bagaimana
> > akibatnya apabila
> > muncul pelarangan penggunaan bahasa asing di tempat
> > umum sesudahnya?
> > Maka, negara dan bangsa kita akan menjadi tanpa
> > pengetahuan, bodoh,
> > bangsa yang terbelakang, kalau sampai terjadi
> > demikian, bagaimana kita
> > mempertanggung jawabkan kepada generasi pendahulu
> > kita ?
> >
> > Kita sangat mendukung kegiatan pengajaran bahasa
> > Indonesia,
> > menggunakan bahasa Indonesia yang baik, di
> > lingkungan instansi
> > pemerintahan atau penulisan dokumen haruslah
> > tertulis bahasa Indonesia
> > yang standar, sedangkan saat menjalani kehidupan
> > sehari-hari, anda mau
> > menggunakan bahasa apapun juga, itu adalah kebebasan
> > mutlak
> > masing-masing ! Di saat kita giat belajar
> > menggunakan bahasa Indonesia
> > yang baik dan benar, juga harus giat mempelajari
> > bahasa asing, kita
> > gunakan bahasa asing untuk memperkaya khasanah
> > bahasa dan budaya kita,
> > kalau kita membatasi bahasa dan budaya asing sama
> > juga dengan mengikat
> > sepasang tangan dan kaki kita, menghentikan langkah
> > serta menutup diri
> > jelas tidak sesuai dengan arus perubahan,
> > mengingkari ilmu
> > pengetahuan, keputusan mengingkari kemajuan yang
> > jelas tidak tepat,
> > dapat dipastikan hasilnya pasti tidak sesuai yang
> > diharapkan, suatu
> > keputusan bodoh yang tak patut didukung.
> >
> > Sumpah Pemuda tahun 1928 menelurkan "Satu Nusa",
> > "Satu Bangsa", "Satu
> > Bahasa"; pada kata "Satu Bahasa" bukan berarti
> > mengarah ke paham
> > kebangsaan yang sempit, namun yang tersirat adalah
> > setiap etnis atau
> > suku bangsa mempunyai satu bahasa persatuan yang
> > sama, menetapkan
> > bahasa persatuan bahasa Indonesia sebagai bahasa
> > yang bisa diterapkan
> > di seluruh negeri bukan berarti meniadakan
> > penggunaan bahasa ibu dari
> > masing-masing suku bangsa, juga bukan berarti
> > meniadakan bahasa asing,
> > karena itulah selama berabad-abad, bahasa asing
> > selalu diterima dan
> > dihargai serta digunakan oleh negara dan rakyat.
> >
> > Melarang penggunaan bahasa asing di tempat umum
> > merupakan suatu
> > langkah mundur, tak mungkin bisa terlaksana. Kita
> > adalah warga negara
> > Indonesia dari suku Tionghoa, kita punya hak
> > dimanapun berada untuk
> > berbicara dialek kita sendiri, ini adalah hak asasi
> > mendasar dari
> > setiap manusia, sama sekali tak boleh dilanggar,
> > karena itulah kita
> > menolak pembatasan penggunaan bahasa Mandarin di
> > tempat
> === message truncated ===
> 
> 
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com
> 
> 
> 
> 
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> 
> .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.
> 
> .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> 
> .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke