http://www.kalbar.go.id/news.php?extend.717
Rayakan Cap Gomeh di Singkawang; Gubernur dan Muspida Diarak Keliling Kota Warta Pemprov - 13/02/2006 - 13:45 WIB SINGKAWANG-Gubernur Kalbar, H Usman Ja'far, beserta beberapa Muspida Kalbar dan Walikota Singkawang, Drs H Awang Ishak MSi, diarak keliling Kota Singkawang pada saat pembukaan perayaan Cap Go Meh 2557, Sabtu (11/2) lalu. Pengarakan dilakukan dengan menumpang kendaraan khusus berbentuk sebuah perahu dengan berkepalakan seekor naga. Acara keliling kota ini dimulai dari Kantor Walikota Singkawang dan berhenti tepat di kelenteng Kota Singkawang. Selama acara, sekitar 400 tatung turut beraksi menunjukan kebolehannya. Mereka mengadakan pawai keliling kota yang dimulai dari kantor Walikota Singkawang. Selama acara berlangsung, Kota Singkawang diwanai dengan berbagai macam bunyian seperti tabuhan gendang serta pembakaran kemenyan yang menandakan tatung mulai beraksi. Gubernur mengharapkan agar kegiatan Perayaan Cap Go Meh yang merupakan seni Budaya bagi masyarakat Tionghua sebagai kebudayaan leluhur yang perlu dilestarikan sebagai aset wisata dan kebudaan bangsa. Menurutnya, Semua kesenian dan kebudayaan yang ada di Kalbar merupa perekat dalam mempersatukan bangsa, keharmonisan antar etnis merupakan aset dasar dalam membangun Kalbar. "Hal ini sesuatu yang sangat penting untuk kita kembangkan melalui pembinaan dan managemen yang baik, Ini memiliki mata rantai yang erat dalam rangka mewujudkan motto Harmonis Dalam Ethis dan Prakarsa Kalbar Bersatu sebagai salah satu asset daya tarik Daerah dalam pengembangan citrawisata budaya Kalbar dalam kancah Nasional ,maupun dimata dunia," ungkap Usman Ja'far Sementara itu, Awang Ishak berharap agar even seperti perayaan Cap Go Meh ini dapat dilaksanakan lebih baik dan sempurna lagi ditahun berikutnya. Pasalnya, kegiatan ini dipandang sebagai suatu kebersamaan dalam membangun bangsa. "Melalui seni dan kebudayaan seperti ini diharapkan menjadi wasah kebersamaan bagi masyarakat yang berasal dari etnis manapun. Oleh karena itu, semua pihak harus dapat berperan secara aktif dalam kancah pembangunan," katanya. Hadir pada kegiatan tersebut, Sekda Kalbar, Drs. H.Sakirman; Kapolda Kalbar, Brigjen Pol.Nanan Sukarna; ; dan Kol.Inf. Wisnu Bawatanaya, Danrem 121/ABW. (Nasir/Vhe-Humas Pemprov) ------------------------------------------------------- www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Singkawang&id=109387 Senin, 13 Februari 2006 Atraksi Tatung Singkawang Tetap Berlangsung Meriah Meski Sempat Dilanda Berbagai Isu Singkawang,- Meski dilanda isu tak sedap (hijrahnya para tatung) beberapa pekan sebelumnya, perayaan Cap Go Meh tahun 2006, Minggu (12/2), di Singkawang, tetap berlangsung meriah. Sebanyak 412 tatung beraksi di jalan utama dengan berkeliling kota. Suasana lebih ramai ketika arak-arakan group tatung menabuh gendang dan bunyi-bunyian lainnya sejak pagi hingga siang. Sepanjang jalan manusia menyemut berdesakan, sehingga arus lalu lintas mengalami kemacetan. Sebelum dimulai arak-arakan tatung-yang dimaknai sebagai kegiatan membersihkan kota agar selalu dalam keselamatan itu, mereka terlebih dulu berkumpul di kelenteng tempat para masing-masing dukun. Lalu kemudian menuju ke Halaman Kantor Wali Kota Singkawang. Atraksi tatung ini memukau perhatian pengunjung dari luar kota yang berpenduduk 151.622 dengan penduduk Tionghoa 42,39 persen ini. Berbagai macam rupa dan pakaian dikenakan para tatung. Kota Singkawang dipadati pengunjung sejak tiga hari menjelang Cap Go Meh, mereka bukan hanya dari luar Kalbar tapi juga beberapa diantaranya merupakan tamu luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, dan Taiwan. Aksi yang dilakukan para Tatung memang cukup memukau. Berbagai atraksi dilakukan, mulai dari menusukkan bagian wajah mereka dengan kawat jeruji sepeda, menusukkan besi berukuran tebal dengan diameter 2,5 cm, atau pun ranting tanaman yang masih dipenuhi oleh daun. Akibat ulah para tatung ini, penonton dari berbagai sudut kota selama atraksi tampak takut. Selain ngeri, mereka juga yang menahan jijik karena tatung sambil beraksi memakan binatang mentah. Meski agak sepintas agak mendebarkan, tapi apa yang dilakukan tatung itu mengasyikan. Makanya selama atraksi berlangsung, penonton antusias mengabadikan penampilan tatung tersebut dengan kamera, handycam, handphone (berkamera). Gubernur Kalbar, H Usman Jafar, yang hadir membuka acara tatung kemarin, mengungkapkan perayaan Cap Go Meh tahun ini tampak sudah dikemas lebih baik. Ia mengharapkan agar perayaan ini kedepan tetap dikelola masyarakat dan pemerintah hanya memfasilitasi. "Event budaya itu akan masuk dalam kalender pariwisata nasional. Acara budaya ini sudah ditetapkan sebagai kalender pariwisata daerah dan tahun ini diupayakan bisa masuk dalam kalender nasional," ujar Usman dalam sambutannya. Usman menyebutkan perayaan cap go meh sarat dengan seni dan budaya suku Tionghoa merupakan bagian dari aset budaya Kalbar. Keberdaannya, kata dia, bisa menjadi pemacu pertumbuhan sosial budaya dan ekonomi daerah yang sejalan dengan pertumbuhan seni budaya asli lainnya. "Kita sangat berharap warga Tionghoa mengindari sikap eksklusif dan merasa terpisah dengan seni budaya asli lainnya. Karena akan dapat menimbulkan hilangnya harmonisasi dan persatuan yang telah dibangun bersama." Diharapkan, ujar Gubernur melanjutkan, dengan adanya cap go meh menjadikan Kota Singkawang bisa menjadi kota pusat wisata di Kalbar, khususnya wisata tahunan bagi pengembangan budaya terutama dari Tionghoa. "Masalah pengelolaan kegiatan apakah sebaiknya dikelola pemerintah atau swasta, lebih baik diserahkan masyarakat," ungkapnya. Selain dihadiri oleh Gubernur Kalbar, terlihat juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI, M Akil Mochtar SH MH, Kapolda Kalbar, Brigjen Drs Nanan Soekarna, serta serta Muspida Kota Singkawang pada pembukaan. Sebelum diberangkatkan para tatung ini,, Gubernur Kalbar bersama Wali Kota Singkawang, Drs H Awang Ishak MSi, berkesempatan memasangkan pita tanduk naga pada dua naga yang dilanjutkan pemukulan genderang dan lonceng. Mereka didampingi Ketua Panitia, Bong Wui Khong dan sekretarisnya, Bong Cin Nen SPd.(zrf) ------------------------------------------------------- www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Singkawang&id=109475 Selasa, 14 Februari 2006 Bengkayang Diserbu Pasukan Tatung Bengkayang,- Minggu (12/2) kemarin, Kota Bengkayang terlihat penuh sesak oleh para tatung. Atraksi pamerkan kekebalan tubuh, sepertinya menjadi tontonan yang amat menarik bagi siapa saja yang menyaksikannya. Akibat tingginya rasa antusias warga tersebut, jalan diseputar Terminal Induk Bengkayang sempat mengalami kemacetan. Berdasarkan hasil pantauan Pontianak Post di lapangan, ratusan bahkan mungkin ribuan warga terlihat tumbah-ruah di sepanjang jalan menuju Terminal Induk Bengkayang. Menjelang siang, suasana terlihat semakin padat dengan datangnya puluhan tatung dari berbagai vihara di sekitar Kota Bengakyang Salah satu dari sekian banyak vihara yang ramai disinggahi para tatung adalah Vihara Aria Marama. Vihara yang cukup tua umurnya ini sepertinya menjadi sentra berkumpulnya tatung, dalam memperoleh restu dari para dewa. Dengan menggenakan berbagai busana kebesaran khas kerajaan Tiongkok, para tatung secara bergantian memanjatkan doa. Setelah selesai, dengan menaiki tandu beralas paku dan parang, para taung melakukan konvoi menuju ke terminal. Sebelum berkeliling kota, Bupati Bengkayang Drs Jacobus Luna MSi berkenan melepas pawai rombongan tatung. Dengan didampingi seluruh unsur muspida, bupati tampak menikmati suguhan atraksi para tatung. Selain menyuguhkan aksi tatung, dalam kesempatan yang sama juga disuguhkan atraksi tarian naga serta akrobat barongsai. Ketua Panitia Cap Go Meh 2006 Bengkayang, Alek Maksar SE saat ditemui disela-sela acara mengatakan tahun ini perayaan Cap Go Meh di Bengkayang dilangsungkan dalam semangat harmonis dalam eknis. "Melalui suguhan seni tari, sejumlah eknis tampak ingin menyamakan persepsi dalam melukiskan sebuah kebersamaan," katanya. Selain menampilkan atraksi tatung, naga dan barongsai, sambungnya, sehari sebelumnya (Sabtu, 11/2 malam-red), di halaman depan Gedung Pancasila 1950 panitia juga menggelar pawai lampion. Ratusan lampion dari berbagai ukuran terlihat indah diarak berkeliling kota. Suasana malam yang biasanya sepi, kala itu langsung berubah menjadi semarak oleh warna-warni cahaya lampion. Kemeriahan semakin terasa ketika rombongan kendaraan roda dua dan empat turut serta melakukan pawai. (go) ------------------------------------------------------- www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Singkawang&id=109476 Selasa, 14 Februari 2006 Keanekaragaman Budaya, Kekayaan Tak Ternilai Melirik Potensi Budaya Tionghoa di Pemangkat Pemangkat,- Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan Cap Go Meh di Kota Pemangkat kali ini terasa lebih semarak. Hal ini dikarenakan adanya dua altar yang berdiri. Suasana semakin meriah manakala panitia mengelar pawai delapan dewa, tatung, naga dan barongsai. Laporan Pringgo-Pemangkat KENDATI paginya sempat diguyur hujan, namun perayaan Cap Go Meh di Kota Pemangkat tetap berjalan dengan mulus. Puluhan tatung yang datang dari Singkawang, Selakau, Semparuk, Jawai Selatan, Jawai dan Tebas tampak ramai mengantri berdoa di Altar I dan II. Tak hanya tatung, naga dan barongsai juga turut memberikan penghormatan di tempat yang sama. Hasil pantauan Pontianak Post dilapangan menyebutkan bahwa keramaian yang demikian mulai terasa sejak pukul 06.30WIB. Jika pada hari bisa lalulintas Jalan M Hambal tidak terlalu ramai, hal itu tidak berlaku pada Senin (13/2) kemarin. Pasalnya, ribuan warga dari Kota Pemangkat dan sekitarnya tumpah-ruah ke jalan protokol tersebut. Warga terlihat antusias dalam menyaksikan gelaran perayaan Cap Go Meh, dimana kali ini dibuka langsung oleh Bupati Sambas, Ir H Burhanuddin A Rasyid. Dengan didampingi seluruh unsur muspika Pemangkat, Burhanuddin tampak gembira menyaksikan aneka suguhan hiburan dari pihak panitia. Dalam sambutan singkatnya, Burhanuddin mengatakan perayaan Cap Go Meh merupakan sebuah aset budaya tak ternilai yang dimiliki kabupaten Sambas. Karena kebudayaan ini merupakan warisan dari leluhur, maka sudah sepatasnya apabila dilestarikan. Dijelaskan olehnya, lahirnya kabupaten Sambas ini tidak lepas dari keberadaan tiga suku, yaitu Melayu, Dayak dan Tionghoa. Bukti nyata dari peran serta ketiganya terlihat dalam makna kata "Sambas". Dalam bahasa Tionghoa, kata Sambas berasal dari dua suku kata, yaitu Sam dan Bas. Sam artinya tiga dan Bas berati bangsa atau suku. "Eksistensi masyarakat Tionghoa di kabupaten Sambas memang tidak perlu diragukan lagi. Guna lebih meningkatkan peran sertanya, maka pada Sabtu (11/2) lalu dikukuhkanlah pengurus Majelis Adat Budaya Thionghoa (MABT) kabupaten Sambas," jelasnya. Dengan keberadaan MABT, Burhanuddin berharap kedepannya organisasi ini mampu tumbuh dan berkembang seperti MABM (Majelis Adat Budaya Melayu) dan DAD (Dewan Adat Dayak). Hal senada diungkapkan pula oleh Jayadi, Ketua Panitia Altar II Pemangkat. Kepada para tamu dan undangan, dia menerangkan bahwa perayaan Cap Go Meh sifatnya universal. Oleh karenanya, siapa saja boleh merayakannya. "Kami ingin budaya warisan leluhur ini tetap lestari dan tak lekang oleh jaman," ujarnya. Ungkapan yang sama diutarakan pula oleh Herry Tjhai, Ketua Panitia Altar I Pemangkat. Menurut Herry, budaya Cap Go Meh mamang sudah selayaknya dilestarikan. Ditempat terpisah, hiruk-pikuk susasana Cap Go Meh semakin kentara terasa. Puluhan tatung tampak bersemangat diarak keliling kota. Sambil menaiki tandu yang beralas bilahan parang tajam dan paku, para tatung tak segan-segan melakukan aksi spektakuler. Aksi serupa dilakukan pula oleh sekelompok masyarakat Dayak. Dengan mengenakan pakaian adat kebesaran, kelompok kecil ini turut mengiringi para tatung berkasi. Hal yang sama dilakukan pula oleh delapan orang berpakaian ala dewa- dewi. Layaknya berada di negeri khayangan, delapan orang tersebut memerankan tokoh Legenda Delapan Dewa, seperti Dewa Thiat Kai Li, Dewa Hon Cung Li, Dewa Li Thung Pin, Dewa Hon Siong Ci, Dewa Cong Ku Lo, Dewa Cho Ket Khiu. Dewa Lam Chai Fo dan Dewa Ho Sian Ku.(PK) ------------------------------------------------------- www.pontianakpost.com/berita/index.asp?berita=Utama&id=109337 Senin, 13 Februari 2006 Naga Budi Pekerti Capai Altar Tertinggi Semarak Festival Naga Pontianak,- Long de biaoyan xiangdang jingcai (atraksi naga yang luar biasa), kembali terjadi dalam Festival Naga Imlek dan Cap Gomeh 2557, kemarin (12/2). Festival kali kedua yang dilangsungkan di Lapangan Bola Keboen Sajoek (dulu PSP) ini, diklaim panitia, lebih meriah dibanding tahun sebelumnya. Sebanyak 14 naga dari berbagai perkumpulan beraksi untuk memperebutkan piala bergilir Wali Kota Pontianak. Sayangnya, Naga Marga Yo yang merupakan pemegang tahta tertinggi naga pada tahun sebelumnya, pada festival kali ini tidak turun di Bumi Khatulistiwa. Di festival kali ini, naga sepanjang 55 meter dari Yayasan Pemadam Kebakaran (YPK) Budi Pekerti meliuk sangat luar biasa. Naga pimpinan Ng Bu Khiang ini berhasil mencapai altar tertinggi. Piala bergilir Wali Kota Pontianak pun direngkuhnya. Sebetulnya, sinar keemasan Naga Budi Pekerti untuk meraih juara pertama dalam festival tersebut sudah tampak pada malam Minggu (11/2). Saat enam naga bercahaya dari beberapa yayasan dan perkumpulan etnis Tionghoa berkeliling kota, Naga Budi Pekerti memancarkan sinar yang paling terang dibanding dengan naga-naga lainnya. Soalnya, mereka menggunakan genset untuk menyuplai kekuatan cahaya naga, yang diangkut para pemain dengan gerobak, tepat di belakang naga. Dewan juri festival memang tak salah pilih dengan keputusan untuk menempatkan Naga Budi Pekerti di posisi yang terhormat. Beberapa poin penilaian seperti bentuk naga, kostum para pemain, dinamika musik dan kekompakkan, telah dipenuhi oleh naga tersebut. Juara kedua festival disabet oleh Naga YPK Khatulistiwa sedangkan di tempat ketiga direngkuh oleh Naga YPK Panca Bhakti. Naga dari YPK Panca Bakti, merupakan salah satu naga terfavorit penonton. Buktinya, tepuk tangan dan sorak sorai ribuan penonton yang memadati Keboen Sajoek sangat meriah ketika naga ini tampil. Nilai lebih dari naga yayasan ini yakni adanya anak naga yang ikut tampil. Anak naga ini juga diusung oleh bocah-bocah cilik. Tampil atraktif dan memikat. Masing-masing perkumpulan mempunyai ciri khasnya tersendiri dalam beratraksi. Naga dari Sanggar Mandala misalnya, Burung Phoenix yang diusung para pemain wanita tampil dengan luwes dan memikat. Secara keseluruhan, atraksi naga pada festival yang dihelat oleh Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Pariwisata, Budaya dan infokom berkerjasama dengan CV Arombe Karya/ARKA Production serta Panitia Pagelaran Naga dan Barongsai Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh 2557 pimpinan Simon Budianto dan Koordinator Lapangan Ateng Tanjaya, memang sangat berkelas. Bahkan Pengamat Seni Budaya Indonesia, yang juga perwakilan dari Departemen dalam Negeri dan Taman Mini Indonesia Indah, sangat terkagum-kagum dengan atraksi ini. Dia berjanji akan mempromosikan festival ini ke Taman Mini Indonesia Indah dan melaporkannya ke Depdagri agar kesenian ini dilestarikan keberadaannya. "Pemenang juara festival ini saya usahakan agar bisa tampil di TMII nanti," kata Ajeng, kepada wartawan di sela-sela acara. (zan) ------------------------------------------------------- www.pontianakpost.com/berita/index.asp?berita=Metropolis&id=109333 Senin, 13 Februari 2006 Naga Turun ke Jalan Pontianak,- Seperti diberikan kekuatan ekstra dari Dewa Langit, ke- 14 naga yang bertarung habis-habisan untuk meraih posisi terhormat pada Festival Naga Perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2557 di Keboen Sajoek kemarin (12/2), usainya, naga-naga tersebut masih mempunyai tenaga baru untuk berpawai keliling Kota Pontianak. Naga-naga itu masih menunjukkan kehebatannya dan memberikan hiburan spesial bagi masyarakat yang menyaksikannya. Karnaval naga dilepas secara langsung oleh Wali Kota Pontianak Buchary A Rachman setelah menyerahkan piala dan hadiah bagi para pemenang festival. Karnaval naga dimulai sekitar pukul 14.00 dengan mengambil rute diantaranya, Jalan Patimura, Diponegoro, Gajahmada, Agus Salim dan Tanjungpura. Naga yang berada di depan karnaval yakni Naga Yayasan Pemadam Kebakaran (YPK) Budi Pekerti, jawara festival naga. Naga-naga lainnya yang turun di jalan diantaranya, Naga Langit, Naga Pemuda Pancasila, Naga Mandala, Naga Mas Merah, Naga Mas Budi Agung, Naga Sakti I, Naga Mas Kuning, Naga Mas Kumpai, Naga Bhakti Suci, Naga YPK Khatulistiwa dan Naga Bhakti Suci. Karnaval tersebut juga diikuti barongsai serta puluhan tatung yang menawarkan atraksi mendebarkan. Ribuan masyarakat tumpah ruah ke jalan guna melihat dari dekat atraksi langka setahun sekali ini. Seperti pantauan Pontianak Post di ruas Jalan Tanjungpura, satu jalur tempat naga menyuguhkan atraksinya dipenuhi masyarakat. Praktis jalan tersebut hanya digunakan satu jalur. Pinggiran pagar pembatas kedua jalan, juga menjadi tempat favorit bagi masyarakat untuk melihat atraksi tersebut. Pemlik ruko dua tingkat di ruas jalan yang dilewati atraksi naga, sedikit lebih beruntung. Soalnya, mereka bisa melihat atraksi tersebut dengan sudut pandang yang lebih luas dan nyaman. Kemacetan kota pun tak terelakkan. Polisi lalu lintas dengan sabar mengatur kelancarannya. Sementara itu Ketua Panitia Pagelaran Naga dan Barongsai Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh 2557 Simon Budianto, didampingi Koordinator Lapangan Ateng Tanjaya, mengucapkan rasa syukurnya karena telah berhasil menyelenggarakan festival naga ini dengan lancar dan tertib. Tak lupa mereka mengucapkan rasa terima kasihnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung acara ini hingga sukses terlaksana. "Terima kasih juga kepada pihak kepolisian yang telah menjaga kemanan acara ini hingga berlangsung tertib," kata Simon. "Tahun ini antusiasme masyarakat benar-benar tinggi. Lebih meningkat daripada sebelumnya. Lihat saja pada festival naga tadi (kemarin— Red) yang dihadiri ribuan penonton. Meningkat tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya" katanya, sembari menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh langkah Wali Kota Pontianak Buchary A Rachman yang ingin menjadikan pagelaran naga Cap Go Meh ini menjadi even pariwisata tetap Kota Pontianak. (zan) .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/