Sobron Aidit :
K I S A H S E R B A - S E R B I ( Nyi Ontosoroh - Bunda Onto - bagian lima ) Joppi meninggal pada tahun 1991. Pangkat terakhir sebagai Kolonel AU. Sejak itulah bunda As hidup sebagai janda yang menanggung empat orang anaknya. Dia harus memikirkan bagaimana akal agar mereka berlima bisa hidup tanpa tergantung pada siapapun. Semula dia berusaha dibidang perikanan. Pagi-pagi sekali dia harus mendatangi pantai - Pantai Kapuk - Pantai Karang dan Pantai Mutiara - di mana perahu-perahu berlabuh mendaratkan hasil ikannya. Ikan-ikan ini harus disortir dan lalu dengan bagian-bagiannya dibagi menurut jenis besar kecilnya buat dimasukkan ke freezer - pendingin berkekuatan tinggi. Lalu pada waktunya dipak - dibungkus buat di ekspor. Ada yang diekspor ke Perancis - ke Jepang dan bagian-bagian negara lainnya. Pekerjaan ini harus secara langsung ditangani sendiri dengan bantuan beberapa tenaga-kerja. Terkadang ditemani anak-anaknya dan sambil mengajarkan carakerja buat anak-anaknya. Pekerjaan mengusahakan ekspor ikan ini bukan pekerjaan mudah. Menghendaki ketekunan dan kerja keras. Dan kerja keras begini dimulai sejak pagi-pagi buta - di mana udara sangat dingin dan angin keras bertiup. Semua ini dikerjakan bunda As dengan kesadaran tinggi - bahwa kehidupan memang menghendaki keuletan dan militansi. Hasilnya tidak banyak - keuntungannya sedang-sedang saja. Dan pada awal mula kerja-pun dia sudah menargetkan - buat hidup sederhana saja cukuplah. Sebagaimana halnya biasa terjadi pada usaha komersialisasi manapun - jatuh bangun adalah hal-hal yang selalu akan ditemui. Dari merugi sampai bangkrut! Nah, hidup harus terus - paling tidak harus bisa bertahan. Bunda As mendatangi Markas Besar AURI karena mereka adalah keluarga besar AURI. Di sana bunda As melaporkan keadaan kehidupannya - yang kini dalam keadaan bangkrut total dalam usaha perikanannya. Pihak AURI memberikan jalan - buat mengimpor barang-barang yang berkenaan dengan alat-alat pesawat. Tetapi dia harus mencarikan pasar dan pelanggannya - sedangkan bunda As akan dapat bagian komisinya dari Auri - karena semua urusan administrasinya di bawah penguasaan AURI. Jadi bunda As sebenarnya bekerja buat AURI tetapi secara lepas - hanya mendapat upah komisi. Sejak itulah bunda As harus banyak mengadakan hubungan dagang alat-alat pesawat. Dan hubungan ini menghendaki dia harus berurusan dengan pihak asing atau perusahaan penerbangan luarnegeri. Yang diperjual-belikan antaranya " kursi pelontar" dari sesuatu pesawat - lalu "parasut" dan alat-alat olahraga buat keperluan pesawat. Semua gerak-gerik dalam usaha import ini harus dengan terang dan jelas diketahui pihak Markas AURI. Bunda As karena harus datang sendiri menawar dan mengenal barang-barang itu - maka dia harus mengenal dan menguasai medan dan menguasai alat-alat yang akan diperjual-belikan itu. Buat semua ini, bunda As harus datang sendiri ke AS dan Perancis ( Paris ); Tadinya pabila bunda As bekerja di Paris, dia akan selalu di rumah kami di Paris. Tetapi pekerjaannya dan lingkungannya tidak mengizinkan buat dia menginap secara sesukanya walaupun di keluarganya sendiri. Akhirnya bunda As membuka kantor di sebuqh hotel dekat universitas Sorbonne di Paris, dan kebetulan kantornya dekat dengan resto kami. Dia harus pula mengenal hubungan dengan internet - bekerja dengan komputer dan hubungan ini dengan jaringan banyak negeri dan negara. Bunda As banyak diajarkan oleh pengalaman kerjanya sendiri. Hubungan tilpun dengan kantor penerbangan dan bengkel pembuatan alat-alat penerbangan di AS dan Jepang serta di Perancis. Ketika itu saya selalu diajaknya menemaninya agar dia tak selalu sendirian. Di sinilah saya melihat dan menyaksikan bahwa wanita sederhana yang selama ini saya ketahui - punya potensi yang luarbiasa. Punya kemauan dan militansi yang hebat. Pada akhirnya karena saya mengetahui dan mengikuti banyak gerak-gerik ketika dia berusaha mempertahankan kehidupannya - sampailah dia saya gelari Nyi Ontosoroh. Dia sendiri menolak gelaran ini - katanya dirinya masih jauh dari Ontosoroh yang digambarkan Pram itu. Setahun demi setahun - karena anak-anaknya ada yang sudah berdikari atas kehidupannya sendiri - maka berkuranglah pekerjaan dan tugas kehidupan bunda As. Tetapi bagaimanapun - dia harus tetap saja kerja keras buat bertahan dalam kehidupan ini. Memang ada penghasilan dari pensiun suaminya dulu sebagai perwira menengah. Tetapi berapalah dapatnya?! Sama saja dengan penghasilan seorang PRT - pekerja rumah tangga di gedongan,- --------------------------------------------------------------------------- Paris,- 28 Febr 06,- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/