Ketakutan sepihak dimana nantinya Bandara Polonia akan disering
didatangi Pelancong Berbahasa Tionghua.
Sudah biasa kitu ...

J Okberto
 


-----Original Message-----
On Behalf Of Lucas Ony


itu mah terlalu berlebihan ya kalau menurut saya heuheuehue.. kalau pun
ditanyakan alasannya apa nampaknya jawaban logis belum bisa diberikan,
paling2 jawaban seperti "Pokoknya saya tidak suka! Titik!" saya rasa
pejabat tersebut mungkin adalah warisan produk cold war, sehingga cara
berpikirnya masih seperti jaman era perang dingin..

kalau kita balik pemikirannya misalnya kita ke bandara Shanghai lalu ada
pengumuman bahasa Indonesia kan juga kita merasa dihargai dan besok2
senang kalau datang lagi ke Shanghai.. terlepas yang di Polonia adalah
orang indonesia atau bukan, kalau ada pengumuman dalam bahasa lain,
warga asing pun merasa dihargai dan besok2 lagi senang kalau datang ke
Polonia

Kind regards,
Ony


  ----- Original Message ----- 
  From: Erik 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, March 03, 2006 2:28 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Bahasa Cina di bandara Polonia ditiadakan
lagi??


  Pagi ini saya baca koran Kuoji Ribao, di halaman pertama ada berita
  tentang seorang anggota DPRD Medan yang mengomentari penggunaan bahasa
  Cina dalam pengumuman-pengumuman di bandara Polonia Medan.

  Anggota Dewan yang terhormat itu bilang, penggunaan bahasa Cina di
  Polonia itu diawali sejak terjadinya bencana Tsunami Aceh.  Karena
  banyak relawan-relawan manca-negara yang datang memberi bantuan, dan
di
  antara mereka ada pula yang berasal dari negara berbahasa Cina, untuk
  memberi kemudahan pada mereka, diambil kebijaksanaan menggunakan
bahasa
  Cina dalam pengumuman-pengumuman di bandara Polonia.  Tapi, sekarang
  bencana Tsunami sudah berlalu, maka seharusnya kebijakan menggunakan
  bahasa Cina di Polonia pun mesti segera dihapus!!!

  Selanjutnya, beliau juga berujar kalau dikatakan banyak etnis Tionghoa
  yang keluar masuk di bandara P9lonia, mereka semuanya adalah warga
  negara Indonesia yang tidak mungkin mengalami kesulitan dalam
berbahasa
  Indonesia,  dan juga tidak membutuhkan bahasa Cina.
  Kalau sekedar menghargai keragaman etnis, di Polonia juga banyak
  suku-suku Jawa, Batak dan lain-lain, apakah bahasa-bahasa mereka harus
  digunakan semuanya??

  Di era globalisasi sekarang ini, di mana bahasa Mandarin telah menjadi
  salah satu bahasa pergaulan internasional, terasa aneh sekali
pernyataan
  anggota dewan kita yang terhomat itu. tapi edannya,  hampir seluruh
  anggota dewan yang ikut rapat hari itu menyetujui dan mendukung
  pandangan beliau!!  Ada apa sebenarnya dengan semua ini?

  Ada rekan-rekan yang bisa memberikan pencerahan??

  Salam,

  Erik



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke