HARGAILAH NYAWA SESEORANG- TRUE STORY
Edy limin <[EMAIL PROTECTED]>
HAL YANG MASIH BISA TERJADI DI ERA MILENIUM!!!
 
Kepada Redaksi/Pembaca yang budiman, baik dan terhormat, saya berharap
surat ini dapat disebarluaskan dan diketahui oleh masyarakat luas agar
kejadian yang menimpa saya tidak terulang/terjadi lagi kepada
orang/keluarga lain. Perlu diketahui saya menulis surat ini bukan
bertujuan untuk menjelekkan atau merendahkan siapapun. Saya menulis
surat ini karena hati saya tergerak dan ingin membagi pengalaman pahit
yang saya dapatkan untuk para pembaca agar dikemudian hari diharapkan
tidak terjadi lagi kejadian yang sama terhadap siapapun dimanapun yang
akan melakukan persalinan terutama di Medan (SUMUT). Saat saya menulis
surat ini, saya sedang berduka karena istri saya tercinta sudah
meninggal akibat pendarahan sewaktu melahirkan. Sebagai informasi, istri
saya selalu cek up rutin dengan dokter bersalin dan mengikuti program
senam hamil di RS Gleneagles. Istri saya melahirkan secara normal dan
dibantu dengan alat Vacuum di RS Gleneagles, Medan. Anak saya saat ini
sehat-sehat saja. Menurut pihak rumah sakit, dalam hal ini adalah
dokter, Pendarahan tersebut terjadi karena darah istri saya terlalu
encer dan tidak bisa beku disebabkan karena kadar trombosit didalam
darah terlalu rendah. Dugaan dokter, kadar Trombositnya rendah karena
mengkonsumsi Jamur (Hio-ko) dan Io-som (Ginseng). Tetapi dokter tidak
menjelaskan seberapa besar konsumsi yang dapat membahayakan kesehatan
ibu hamil. Jujur saja, saya tidak bermaksud untuk menyalahkan siapapun
(Dokter/Rumah Sakit) dan apapun (Prosedur persalinan atau
Undang-undang). Akan tetapi, ada beberapa hal yang sangat mengganjal
dihati saya yang perlu saya sampaikan kepada para pembaca. 
Pertama, istri saya harus menunggu waktu sampai 2 jam untuk menerima
transfusi darah dari RS. Waktu itu pihak RS bilang harus mengambil darah
dari PMI. Saat itu saya heran dan bertanya kenapa kok RS yang terkenal
di medan ini tidak ada stok darah sama sekali. Kemudian, pihak RS
mengatakan kalau peraturan pemerintah sudah menerapkan bahwa RS tidak
boleh ada stok darah. Apa benar? Sampai sekarang, hal ini masih menjadi
tanda tanya besar bagi saya karena kalau harus mengambil darah lagi di
PMI dan pasien sedang sekarat, waktu 2 jam itu sangat berarti. Saya rasa
kita sebagai orang awam tahu kalau darah yang mengalir dalam waktu 2 jam
itu sudah seberapa banyak dan seberapa besar efeknya terhadap pasien.
Sesaat sebelum istri saya menerima transfusi darah, dia masih dalam
keadaan sadar dan memberitahukan kepada saya, "Kenapa darah belum
datang? Kenapa darah belum datang? Kok lama sekali? Tuuubbuuuh ssaayaa
seemuanyaa sudah keeebbaaas/mati rasa (lidah sudah kaku). Kamu ada
dimana? Kok tidak kelihatan?? Saat itu pandangan matanya pun sudah
gelap. Setelah itu dia menerima transfusi darah, akan tetapi istri saya
memberitahukan kepada saya bahwa darah tersebut tidak masuk kedalam
tubuh, karena masuk dari tangan keluar dari daerah
persalinan/selangkangan (alias numpang lewat). Selanjutnya, istri saya
tidak sadarkan diri dan dioperasi untuk diangkat rahimnya (atas saran
dokter). Tiga hari kemudian istri saya meninggal karena kondisinya tidak
stabil (tensi naik turun). Perlu anda ketahui bahwa istri saya total
menerima lebih 40 bags/10 liter transfusi darah (1 bag = 250 cc).
Selama tiga hari itu, saya harus mati-matian mencari pendonor darah
karena stok di PMI tidak banyak.  Kebetulan, banyak sanak keluarga dan
teman-teman yang datang untuk menyumbangkan darah setelah mendengar
kasus istri saya. Ada hal aneh lagi, para pendonor darah harus ke PMI
dulu untuk mendonor karena pihak RS tidak ada tempat/kantong darah.
Kedua, jikalau darah istri saya saat itu memang encer atau trombositnya
rendah, kenapa pihak RS tidak mengecek darah istri saya terlebih dahulu
sebelum terjadinya persalinan? Apakah dianggap tidak penting atau tidak
ada prosedur tetap/baku? Setahu saya, pendarahan ini tidak hanya terjadi
pada istri saya alias tidak hanya terjadi kali ini saja tetapi juga
sudah pernah terjadi terhadap pasien-pasien sebelumnya. Tetapi kenapa
pihak RS tidak ada ide inovatif untuk mencegah hal tersebut
terjadi/tidakterulang kembali?
Ketiga, sewaktu saya mau mengambil jenazah istri saya, saya harus
menyelesaikan dulu semua administrasi yang diwajibkan oleh pihak RS.
Yang anehnya, saya diwajibkan/diharuskan membayar lebih 10 juta rupiah
dari tagihan yang ada dengan alasan biaya dokter belum masuk. Total
tagihan sementara 60 juta rupiah, saya diharuskan membayar 70 juta
rupiah untuk menebus jenazah istri saya. Apakah memang pihak RS sudah
tidak lagi memiliki rasa prikemanusiaan/rasa sosial? Bayangkan dimana
saya harus mencari uang sebanyak itu pada waktu tengah malam? Kebetulan,
saya masih dapat pinjaman dari saudara, kalau tidak saya rasa saya bakal
di charge lagi biaya inap jenazah.
 
Untuk itu, berdasarkan pengalaman yang saya alami, saya mengharapkan dan
meminta kepada orang-orang yang bersangkutan dan bertanggung jawab untuk
merubah atau memikirkan lagi peraturan pemerintah dalam hal transfusi
darah maupun prosedur persalinan karena sangat penting. 
Alasannya sangat sederhana, pasien yang sekarat tidak bisa menunggu lama
(terutama dalam hitungan jam), perlu penanganan segera dan sangat
penting. Kemudian, saya sangat menganjurkan kepada para Ibu hamil agar
segera mengecek darah pada saat diketahui hamil dan pada saat hari H
persalinan.  Begitu sampai di RS, segera minta cek darah untuk
memastikan kondisi terakhir kita fit atau tidak untuk melakukan
persalinan. 
Disamping itu, siapkan makanan dan minuman tradisional yang kita percaya
dapat membangkitkan tenaga dan tekanan darah serta dapat menghentikan
pendarahan. Jangan terlalu percaya 100% dengan tindakan dokter, kita
juga harus ada persiapan tersendiri. Alangkah lebih baik, jika kita
sudah bisa mengantisipasi dari awal. Bukankah para dokter selalu bilang
lebih baik mencegah dari pada mengobati! 
Saya sangat berharap agar kasus istri saya ini dapat memberikan suatu
pelajaran yang berharga kepada semua yang bersangkutan. Saya juga
berharap kejadian ini tidak akan terulang kembali terhadap siapapun
dimanapun dan saya mohon kepada orang-orang yang bersangkutan (dalam hal
ini pihak RS dan instansi terkait) dapat memikirkan suatu
solusi/prosedur persalinan yang lebih baik agar resiko kematian akibat
persalinan dapat dihindari karena nyawa seseorang sangat berharga.
Apakah anda tahu bagaimana rasanya seorang anak begitu lahir hidup tanpa
ibu? Dan apakah anda tahu bagaimana perasaan seorang suami yang menemani
istrinya dari dia menangis bahagia waktu melihat bayinya lahir hingga
dia sekarat (sekitar 3 jam) tanpa bisa memberikan pertolongan apapun?
Wajah istri saya masih membayang dipikiran saya. Jika ada yang merasa
keberatan dengan perkataan/penulisan saya ini, saya siap untuk
berdiskusi/berdebat. Demikianlah pengalaman ini saya beritahukan kepada
semua pembaca budiman dan semoga pengalaman yang saya dapatkan ini dapat
berguna bagi para pembaca semua, terutama untuk ibu-ibu hamil. 
Saya secara pribadi juga mau mengucapkan terima kasih kepada para
dokter, para pendonor darah dan saudara-saudara yang telah berusaha
untuk menyelamatkan nyawa istri saya. Surat ini saya persembahkan untuk
istri saya tercinta, semoga arwah istri saya tenang dan hidup bahagia
dialam sana. Saya akan selalu mengingat semua kenangan manis yang kita
lalui bersama. Amitabha.
 
Hormat Saya,
 
Edy
 
PS: I Love You
LIANG I LING / CHRISTIN SUYANTO (26 tahun)
(27 Oktober 1981 ?1 Februari 2006)
(Angkatan 99 TI-Universitas Kristen Maranatha,Bandung)
 
Sampai saat ini belum ada penjelasan resmi dari pihak rumah sakit
tentang kenapa, mengapa dan bagaimana istri saya dapat mengalami hal
tersebut diatas. Jika pihak dokter/rumah sakit mempunyai itikad baik dan
bertanggung jawab bukan hanya terhadap keluarga saya akan tetapi juga
terhadap keluarga/pasien yang lain, pihak dokter/rumah sakit harus bisa
memberikan keterangan yang jelas agar kejadian ini tidak terulang
kembali.
Kasus istri saya ini sudah dibicarakan beberapa kali di Deli TV News, TV
Swasta Medan.


[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke