From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com]
On Behalf Of Rinto Jiang
Sent: Friday, March 17, 2006 11:57
PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] [ASM
22] Mengapa Ceng Beng selalu jatuh pada 5 April setiap tahunnya?
Tanya:
Ada sebuah buku
karangan Colin Candy dari Aust. menyatakan, bahwa tanggal 5 April 33M merupakan
hari Paskah, yakni hari bangkitnya Yesus dari kematian. Dan hal ini sudah
diperingati oleh gereja-gereja Kristen/Katholik sejak jaman Romawi dulu.
Apakah hal ini kebetulan, atau ada
asal-usulnya sehingga Ceng Beng juga ditetapkan 5 April.
Juga saya agak confused tentang Ceng
Beng, mengapa diperingati pada tanggal 5 April. Jika ini ditetapkan berdasarkan
penanggalan Tiongkok, tentu tanggal dan harinya akan selalu berubah sesuai
aturan penanggalan Imlek.
Mohon pencerahan dari Anda. Trim's
sebelumnya.
Jawab:
Saya jawab dalam bentuk rubrik ASM (Apa Siapa Mengapa) saja, supaya dapat
diarsipkan dengan rapi dan dapat menjadi referensi di masa depan.
Masih banyak yang belum jelas bahwa sebenarnya mengapa Ceng Beng itu selalu
jatuh pada 5 April setiap tahunnya. Sebenarnya ini sudah sering dibahas dan
saya sendiri sudah menjawab berkali2 sejak milis ini didirikan, namun jangan
kuatir, selama ada yang bertanya, maka akan saya jawab. Untuk anggota lainnya
yang sudah tahu, mohon maaf karena selalu diulang2 terus.
Festival dalam Tionghoa yang besar yang selalu diperingati kira2 ada 5:
- festival musim semi: tahun baru Imlek (tanggal 1 bulan 1 penanggalan
Tionghoa)
- Ceng Beng: ziarah makam (tanggal 5 April penanggalan Masehi)
- festival musim panas: Duanwu (Toan-ngo, Pehcun di Indonesia, tanggal 5 bulan
5 penanggalan Tionghoa)
- festival musim gugur: Zhongqiu (Tiongchiu, tanggal 15 bulan 8 penanggalan
Tionghoa)
- festival musim dingin: Dongzi (Tangche, tanggal 22 Desember penanggalan
Masehi)
Dari sini, dapat kita lihat, ada 2 perayaan yang didasarkan pada penanggalan
Masehi, namun jangan kira ini berasal dari penanggalan Masehi Barat sana. Penanggalan
Tionghoa itu adalah penanggalan paling rumit yang pernah ada di dunia, karena
didasarkan atas pergerakan bulan, matahari, planet serta bintang. Lain dengan
kalender Masehi yang hanya mematok pada matahari, ataupun kalender Arab yang
hanya mematok pada bulan.
Kelihatannya, kalender Tionghoa itu kalender bulan, tidak begitu halnya, karena
ada faktor peredaran matahari di dalamnya, yaitu 24 posisi matahari. 1 posisi
matahari adalah berjangka waktu 15 hari, ada 2 posisi matahari dalam 1 bulan.
Posisi ini telah ada sejak zaman Huangdi (2697 SM, 4700 tahun lalu) didasarkan
atas 12 cabang bumi yang diciptakan olehnya.
Mengapa harus ada posisi
matahari dalam kalender Tionghoa?
Karena Tiongkok sejak dulu adalah negara agrikultur, mayoritas penduduk
Tiongkok adalah petani dan petani harus menanam sesuai musim. Musim bergantung
pada peredaran matahari, sehingga posisi matahari ditambahkan dalam kalender
Tionghoa.
Apa posisi matahari penting dalam kalender Tionghoa?
- Lipchun (mulai musim semi), tanggal 5 Februari
- Chunhun (tengah musim semi), tanggal 21 Maret (matahari berada di
khatulistiwa)
- Cengbeng (cerah dan terang), tanggal 5 April
- Heche (tengah musim panas), tanggal 21 Juni (saat ini matahari berada pada
23.5 LU, siang terpanjang di belahan bumi utara/Tiongkok)
- Chiuhun (tengah musim gugur), tanggal 23 September (matahari berada di
khatulistiwa)
- Tangche (tengah musim dingin), tanggal 22 Desember (saat ini matahari berada
di 23.5 LS, malam terpanjang di belahan bumi utara/Tiongkok).
Dari 24 posisi matahari ini, Ceng Beng dan Tangche dijadikan festival penting
dalam kebudayaan Tionghoa.
Mengapa Ceng Beng dijadikan sebagai festival ziarah makam?
Ini berasal dari tradisi kerajaan di zaman dulu. Ceng Beng dipilih karena 15
hari setelah Chunhun, biasanya dipercayai merupakan hari yang baik, cerah,
terkadang diiringi hujan gerimis dan cocok untuk melaksanakan ziarah makam.
Sebelum zaman Dinasti Qin, ziarah makam hanya monopoli dan hak para bangsawan.
Namun setelah Qin Shi-huang mempersatukan Tiongkok dan mengabolisi para
bangsawan, rakyat kecil kemudian meniru tradisi ziarah makam ini setiap Ceng
Beng.
Ceng Beng juga dipilih karena biasanya, dekat Ceng Beng, para petani telah
selesai menabur benih dan mereka punya waktu senggang untuk menunggu panen
tanaman mereka (musim semi menabur benih, musim gugur memanen hasil).
Begitu dulu penjelasan saya. Bila ada tambahan dari rekan lainnya, mohon
ditambahkan.
Rinto Jiang
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.
.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
SPONSORED LINKS
YAHOO! GROUPS LINKS