Cina adalah salah satu negara dimana Hak Azasi Manusia rakyatnya belum
mendapat perlindungan hukum yang pasti. Itu adalah sebuah kenyataan!!
Saya pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri. Secara
kebetulan di tahun 2001 saya terseret oleh sebuah kasus yang dilakukan
oleh seoang kawan di sana, dan sempat pula ikut ditahan dalam sel selama
2 minggu.
Nah, keadaan dalam sel di sana itu yang membuat saya trauma setiap kali
mengenangnya kembali. Tak terlalu jauh berbeda dengan kondisi Rutan di
Indonesia, di sana di setiap kamar juga ada palkam yang jadi penguasa
mutlak dan berhak mengatur segala-galanya (bahkan bisa dikatakan
menentukan hidup matinya seseorang) dan juga para korve yang harus siap
melayani dan melaksanakan apa pun perintah palkam.   Bagi yang memiliki
kemampuan keuangan, perlakuan istimewa akan diberikan oleh palkam,
makanan khusus diberikan, tempat tidur yang nyaman juga disediakan, dan
yang tak mampu terpaksalah harus mengalami penyiksaan dengan dijadikan
Sapau (Karung Tinju) setiap pagi dan malam sampai bebak belur. Bukan
sampai di situ aja, di malam hari mereka diwajibkan mengipasi palkam dan
kami-kami yang memiliki uang dengan potongan kertas bekas dus semalam
suntuk sampai pagi (tanpa tidur). Demikian juga tingkah laku para
petugas di sana, tak bedanya dengan bandit-bandit yang bisa semaunya
memukuli dan menandangi para napi.
Satu hal yang tak dapat saya lupakan adalah seorang teman sekamar saya
yang divonis hukum mati. Pada malam hari sebelum ia dieksekusi semalam
suntuk ia nampak gelisah, merokok tan henti-hentinya, sekali-kali
meneteskan air mata dengan wajah yang memperlihatkan mimik penuh
ketakutan namun juga pasrah. Saya sungguh tak dapat melupakan wajahnya
yang amat kasihan itu!
Demikianlah kenyataan-kenyataan dalam sel di negeri Cina yang pernah
saya saksikan sendiri. Memang kejam tak berperikemanusiaan!!
Namun, apakah itu cuma ada di Cina doank?  Tak perlu jauh-jauh di
Indonesia sini keadaan serupa pun bisa kita saksikan setiap saat (kalau
rekan-rekan mau)!!
Semua itu adalah kekurangan-kekurangan yang masih tersisa pada sebuah
negara (seprti Cina dan juga Indonesia) yang sedang mulai beranjak
bangkit dari keterpurukan. Saya yakin, dengan kebijakan modernisasi yang
sedang terjadi di Cina, pada waktu kelak yang tak terlalu lama lagi,
hal-hal seperti yang pernah saya saksikan itu akan lenyap seiring dengan
kemajuan-kemajuan yang dicapai.
Tak seorang pun yang berhak menyangkal kenyataan buruk yang masih ada di
negeri Cina itu! Dan sama pula tak seorang pun yang berhak
membesar-besarkan, memblow-up, menambahi bumbu di sana-sini  dan
mempublikasikan secara besar-besaran hal tersebut di publik
Internasional.
Saya heran sekali terhadap gerakan-gerakan sebuah kelompok yang
menamakan diri kumpulan olah-raga tetapi kiprahnya selalu dan selalu
menjelek-jeleki pemerintah Cina. Propaganda mengudurkan diri dari Partai
Komunis-lah;  Ramalan Olympic tak akan terselenggara-lah; Tuduhan bahwa
pemakaian huruf Hanzi yang simplified adalah kelakuan yang menyalahi
hukum alam-lah. Dan sebagainya, dan sebagainya, pokoknya semuanya
dimaksudkan dan ditujukan untuk mendiskreditkan pemerintah Cina!!


Salam,

Erik
------------------------------------------------------------------------\
----------------------------------------------
In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hai Jin  wrote:

Rekan-rekan anggota milis BT,
Perkenankanlah saya untuk mengutarakan suara hati nurani saya sekali
lagi. Saya tidak bermaksud untuk mengungkit masalah Falun Gong atau
mengundang perdebatan dengan anggota milis lain, ataupun membuat marah.
Yang ada didalam pikiran saya adalah demi kemanusiaan.
Mungkin sebagian anggota milis sudah mengetahui berita akhir-akhir ini
yang mengemparkan di China yakni tentang keberadaan kamp konsentrasi
rahasia di Sujiatun, Shenyang, provinsi Liaoning. Hati saya sungguh
sedih membayangkan penderitaan orang lain yang mengalami penyiksaan
begitu kejam.
Saya memberanikan diri untuk mengabarkan tentang kejahatan di Sujiatun
ke milis ini (dengan resiko mungkin saya akan ditertawain, dimarahi,
ataupun diolok-olok), adalah sekali lagi mengetuk hati nurani
teman-teman sekalian, dengan berbagai cara agar membantu menghentikan
kekejaman ini. Cara-cara yang bisa digunakan adalah menandatangani
petisi (bila memungkinkan), memberitahu kepada semua orang tentang
kejahatan ini sehingga kejahatan bisa dikekang. Dan yang paling penting
adalah hati nurani kita tidak menyetujui dengan kekejaman ini. Ini
adalah cara yang paling damai untuk melawan kejahatan.
Negeri Tiongkok, tanah leluhur orang-orang Tionghoa sedang mengalami
tragedi yang paling kelam. Rakyatnya yang tidak melakukan kesalahan dan
tidak bersenjata, namun harus menghadapi penyiksaan yang tak berdasar
hanya karena mereka percaya pada Sejati, Baik dan Sabar.
Pengacara Gao Zhisheng dan rekan-rekannya, yang ingin membela rakyat
yang tak bersalah itu, juga mengalami tekanan berat dan ditindas.
Dimanakah keadilan bagi rakyat Tiongkok? Tragedi rakyat Tiongkok kapan
akan berakhir? Waktu yang akan menjawabnya.
Namun, apakah kita hanya berdiam diri saja? Melihat namun tidak melihat,
mendengar namun tidak mendengar, takut kepentingan kita mengalami
kerugian? Atau takut sang penguasa yang sangat bengis?
Ataukah hati nurani kita sendiri sudah tumpul?
Dari sejarah kita mengetahui tentang pembunuhan dan pembantaian manusia
di kamp konsentrasi Nazi, killing fieldnya Vietnam, pembantaian orang
Nanjing oleh tentara Jepang, dan masih banyak lagi di seluruh dunia,
semua orang mengutuk dan berharap agar tragedi tidak terulang kembali.
Sekarang tragedi sedang terjadi di negeri Tiongkok yang notabene adalah
negeri leluhur dari Budaya Tionghoa ini.

Ini hanya sekedar unek-unek saya.

Latar belakang kamp konsentrasi rahasia di Sujiatun:
Menurut seorang mantan jurnalis, bahwa di Sujiatun terdapat sebuah kamp
konsentrasi rahasia. Didalam kamp tersebut terdapat krematorium dan
banyak dokter yang tinggal didalam sana. Pintu gerbangnya selalu
tertutup, dan selama 2 sampai 3 hari tidak ada seorangpun atau
kendaraan yang lalu lalang. Diperkirakan ada 6.000 praktisi Falun Gong
ditahan di sana. Praktisi FG yang ditahan di penjara Dabei, Kamp Kerja
Paksa Masanjia dan penjara lainnya dikumpulkan di Sujiatun.
Praktisi disiksa kemudian organ tubuh mereka diambil untuk dijual ke
pasar untuk mendapatkan keuntungan. Pada saat pengambilan organ,
seringkali si korban belum mati, sehingga membuat penderitaan yang
sangat luar biasa. Setelah pengambilan organ, kemudian jasadnya
dikremasi untuk menghilangkan bukti. Diperkirakan sekitar 4.000 praktisi
sudah dieksekusi.

Sedangkan keterangan dari satu saksi mata lagi sudah saya kirim ke milis
ini pada tanggal 24 Maret 2006.

Salam perdamaian untuk seluruh makhluk hidup.

Hai Jin





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to