----- Original Message -----
From: Han Hwie Song
To: Nasional-list ; tionghoa-net@yahoogroups.com ; HKSIS ; Jonathan Goeij
Sent: Tuesday, April 25, 2006 9:13 PM
Subject: [HKSIS] Re: [t-net] Re: Han Hwie-Song: RRT lain dulu, lain sekarang terhadap orang Tionghoa diluarnegeri


Sdr. Sdr. B.H. Jo dan Harry Adinegara yang baik,
Pertama-tama salam hangat dari Eropa, chususnya dari Nederland, trimakasih dan saya menghargai tulisan anda berdua.
Memang sebelum Perang Dunia II, negara-negara barat termasuk negara imperialistis, tetapi mereka sudah mengerti kesalahan mereka dulu dan merobah sikapnya. Cobahlah anda pikirkan orang-orang Indonesia yang gigih melawan penjajahan Belanda dari golongan kiri, mereka banyak tinggal tersebar di Eropa Barat, Jerman, Perancis, Belgia, Sweden dan terutama di Nederland.
Lain halnya dengan negara Asia, terutama Jepang, kriminil Perang Dunia Kedua top Tojo dan kelompok rezimnya, masih dikunjungi oleh perdana menteri Jepang setiap tahun dikuilnya, padahal dia dihukum mati oleh pengadilan tentara internasional sesudah World War II.
Kami bertiga mempunyai banyak kebersamaan latar belakang yaitu Tionghoa, Indonesia dan Barat, karena itu kami ngalami kehidupan dan pandangan dunia yang agak luas, sdr. Harry Adinegara sebagai tambahan Australia, Sdr BH Jo USA dan saya pernah tinggal di RRT selama 7 tahun.
Beberapa hari sesudah saya sampai di Belanda pada tahun 1973, saya sudah boleh pergi dan bekerja di reaktor atom di Delft, karena saya mendapatkan pendidikan Nuclear Medicine, free of charge. Saya baru datang dari RRT, dan masih mempunyai norma-norma hidup disana yang kekirikirian. Reaktor Atom di RRT merupahkan sesuatu "Baomi Danwei", atau institusi rahasia, tidak semua orang boleh kesana, apalagi bekerja. Saya agak takut apakah tidak menyalahi peraturan pemerintah kerja disini bagi aku yang baru datang dari negara RRT? Lalu saya tanya pada kepala bagian pendidikan dan dapat jawaban sebagai berikut:"kalau anda sudah mendapatkan ijin kerja disini, tentu saja anda boleh bekarja disini!" Ternyata diinstitusi ini kemudian saya kenal dua ahli atom Tionghoa Indonesia lulusan TH Bandung bekerja disini.
Selama pendidikan saya juga mendapatkan bayaran sebagai dokter masih dalam pendidikan spesialis, itu waktu lebih dari cukup untuk hidup sekeluarga, apalagi kalau anda datang dari negara Asia. Kemudian sesudah saya lulus pada tahun 1976 saya dijadikan kepala bagian kedokteran nuklir di Radiotherapeutisch Instituut Tilburg, kenapa tidak dokter Belanda yang diangkat?
Di luar dugaan saya oleh guru Besar Ephraim, saya di anjurkan agar mengambil PhD dan ketika begini ini belum pernah aku dengar sewaktu aku kerja, maka tawaran tersebut tidak saya lalukan. Pada tahun 1980 saya mendapatkan gelar Doctor, PhD sesudah saya dengan sukses dapat mempertahankan thesis saya.
Di Indonesia saya tidak mungkin bisa mandapatkan gelar tsb diatas, bahkan di RRT jaman dulu, masa Revolusi Besar Kebudayaan Proletar lebih, lebih tidak mungkin. Sesudah saya di Belanda mendirikan perkumpulan Hua Yi Xie Shang Hui pada tahun 1980 dan banyaknya tulisan saya mengenai integrasi orang Tionghoa di masyarakat Belanda dan multikulturalisme, atas usul ibu menteri Erika Terpstra pada tahun 27 april, 1999 saya mendapatkan anugrah "Ridder in de Orde van Oranje Nassau" dari Ratu Beatrix (ridder berati ksatria, knight). Top dari semua ini yalah: ketiga anak saya menjadi dokter spesialis dan dua mendapatkan gelar PhD; tiga menantu saya dua dokter spesialis dan keduanya mendapatkan PhD, yang terachir adalah ahli kebudayaan Indonesia lulusan universitas Leiden.
Entah di lain negara mana saya bisa dapat kemungkinan ini semua, yang jelas yalah di Holland. Saya tidak tahu saya harus bertrimakasih pada siapa? Yang jelas saya diberi kemungkinan ini oleh peraturan pemerintah Belanda yang tidak diskriminative, maka trimakasih saya tidak berkelebihan kalau saya tujuhkan kehidupan didunia ini pada Nederland! Dengan tidak melupahkan jasa-jasa dari Indonesia dan root saya negara leluhur Tiongkok.
Dr. Han Hwie-Song
Breda, 25 april 2006

---- Original Message -----
From: "Harry Adinegara" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <tionghoa-net@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, April 25, 2006 12:03 PM
Subject: Re: [t-net] Re: Han Hwie-Song: RRT lain dulu, lain sekarang terhadap orang Tionghoa diluarnegeri


>
>    Kebaikan Jerman sampai achir tahun 79 masih aku rasakan dan aku merasa berterima kasih atas bantuan Republik Federasi Jerman(Jerman Barat) Selama lima tahun studi di Jerman semua uang kuliah bebas alias prodeo, dan masuk asrama mahasiswa(Studenten-wohnheim) juga sangat kecil ongkosnya. Kalau ngak salah masa itu
>  tahun 70-an itu cuman DM 60-70/per bulan. Kalau tidak salah ingat mahasiswa Medizin  masih perlu bayar sedikit buat praktikum-nya, bagaimana dengan pengalaman Dr Jo waktu itu? Juga mau makan asal sederhana bisa makan di kantin mahasiswa(Mensa)
>    Aku banyak kenangan yang manis sewaktu hidup kira2 5 tahunan sampai tahun 79. Tidak pernah dapat perlakuan diskriminatip  apalagi diskriminasi rasial. Orang Jerman sudah bisa mengetahui kesalahannya dan menunjukan iktikad baiknya, dengan menghilangkan tindakan2 yang diskriminatip.
>  
>   Sampai saat ini pun aku masih berteman dengan bule Jerman tulen, maklum ayahnya adalah Unter-offizier di Deutsche Wehrmacht, ketangkap di front timur,Polandia. Dia baik sekali terhadap saya yang sempat diajak nginap di tempat ortunya  dipedusunan kecil di Bayern(Bavaria).
>  
>  Kepingin sekali aku suatu waktu bisa menelusuri kembali kota2 dan teman2 di Jerman karena indahnya pengalamanku waktu di Jerman. Negara dedengkotnya Nazi-ism yang kejam tapi bisa membuka hatinya kembali dan minta maaf atas segala kesalahan masa lalu. Bukankah sekarang dibuka arsip yang terisi nama2 korban holocaust.  Bukan kayak Orba tentunya, yang enggan mengakui kesalahanmeruntuhkan RI sampai ketulang sumsum.
>  
>  Harry Adinegara

>
> BHJ:
> Saya cuma akan memberi sedikit komentar ttg. "kebaikan" negara2
> Eropa Barat pada masa Orde Baru atau masa sebelumnya. Pada permulaan
> Orde Baru banyak orang2 Tionghoa yg. tidak bisa atau tidak mau
> melanjutkan sekolahnya di Indonesia. Ratusan sampai ribuan dari
> mereka ini beruntung telah bisa melanjutkan sekolahnya di Jerman
> Barat, Belanda, Swiss dan Austria. Sebagian besar dari mereka (yg.
> di Jerman) diberi beasisawa oleh Pemerintah Jerman berdasarkan
> pertolongan kemanusiaan atau dari organisasi gereja utk. mereka yg.
> beragama Kristen. Dan banyak orang yg. berhaluan kiri (terutama non-
> Tionghoa) melanjutkan sekolahnya di negara2 Eropa Timur. Kami yg.
> alumni dan pernah mendapat pertolongan dari Jerman, sampai sekarang
> merasa berterima kasih kpd. negara Jerman. Tentunya yg. di Belanda,
> sangat berterima kasih kpd. negara Belanda. Dan kemudian banyak
> alumni dari Jerman (terutama insinyur2) yg. diambil oleh Canada utk.
> membangun Canada yg. baru kekurangan manpower dibidang technology-
> nya pd. waktu itu.
>
> BH Jo
>
> -------------
>
>> Baru sesudah mahasiswa-mahasiswa Beijing protes besar-besaran pada
> pemerintah RRT, dikoran Renming Rebao ditulis protes RRT yang saya
> sebut diatas untuk pertama kalinya "why so late?!". Kesatu di
> Indonesia juga ada Hua Chiao meskipun tidak banyak, kedua kalau
> menurut alesan Dubes RRT seperti yang anda tulis, yah jangan bicara
> sama sekali. kalau mau concern ya tepat pada waktunya.
>> Sedikitnya RRT harus concern, apalagi kalau itu bekas etnis
> mereka. Deng Xiaoping pernah mengatakan bahwa RRT adalah oom dan
> tante dari Huayi, atau Huaren (mereka yang tidak memegang pasport
> RRT). Sebgai oom dan tante kalau keponakannya mendapatkan kesulitan
> sedikitnya harus ada kepedulian bukan? Republik Tiongkok di Taiwan
> bahkan menunjukkan concernnya pada pemerintah Indonesia. Di
> Indonesia juga ada WN-Tiongkok, meskipun tidak banyak bukan? Dubes
> RRT di Belanda dan dinegara lainnya diEropa mengatakan alesan serupa
> yang anda tulis itu, ini menurut saya adalah policy yang diberikan
> dari atas, demi kepentingan diplomasinya.
>> Salam persahabatan,
>> Hanhwiesong
>>
>>
>>
>> ----- Original Message -----
>> From: "Rinto Jiang"
>> To:
>> Sent: Monday, April 24, 2006 3:39 PM
>> Subject: Re: [t-net] Re: Han Hwie-Song: RRT lain dulu, lain
> sekarang terhadap orang Tionghoa diluarnegeri
>>
>
>
>
>
>
>
>
> # Mohon bersikap bijak dan pakailah selalu bahasa yang santun dalam berpendapat #
>
> Subscribe : [EMAIL PROTECTED], Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED]
>
> Motto : Persahabatan, Perdamaian dan Harmoni
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> # Mohon bersikap bijak dan pakailah selalu bahasa yang santun dalam berpendapat #
>
> Subscribe : [EMAIL PROTECTED], Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED]
>
> Motto : Persahabatan, Perdamaian dan Harmoni 
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>

Berita dan Tulisan yang disiarkan HKSIS-Group, sekadar untuk diketahui dan sebagai bahan pertimbangan kawan-kawan, tidak berarti pasti mewakili pendapat dan pendirian HKSIS.



--------------------------------------------------------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS

  a..  Visit your group "HKSIS" on the web.
   
  b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
   [EMAIL PROTECTED]
   
  c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.


--------------------------------------------------------------------------------



[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




SPONSORED LINKS
Indonesia Culture Chinese


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke