pola yang selama ini dimainkan oleh
tokoh ngetop tionghoa, pasca berkuasanya orde baru,
adalah mendekati petinggi militer dan pejabat
sipil (terutama yang punya akses langsung ke
cendana).

tujuannya, seperti yang Sdr. Steeve katakan,
membeli proteksi keamanan untuk usaha dan
pribadinya. persetan dengan golongan Tionghoa.
kalau perlu menjelek-jelekan tionghoa sebagai
golongan tidak loyal, rakus dan penghianat
Republik.

bagi tokoh-tokoh ngetop Tionghoa ini, untuk
dapat diterima dan dipandang sebagai patriot
dan demokrat Indonesia maka mesti ada contoh
Tionghoa buruk rupa. ini yang terjadi. asalkan
diri pribadinya dapat dinilai sebagai seorang
nasionalis Indonesia tulen maka tidak peduli
kalo golongan TIonghoa harus dikorbankan.

karena itu, saya berpendapat bahwa tidak ada
lagi PEMIMPIN TIONGHOA. yang ada cuma tokoh
ngetop tionghoa.

kalo kita perhatikan, pola kemunculan tokoh-tokoh
pemimpin Tionghoa di tahun 30-50 an amat berbeda
dengan kemunculan tokoh-tokoh ngetop Tionghoa
pasca 65-sekarang.

Tan Po Goan dari PSI yang sudah barang tentu
bertolak belakang dengan sikap politik saya tetapi
saya berpendapat bahwa Tan Po Goan itu cukup
berkualitas. saya membaca risalah perdebatan Tan
Po Goan di parlemen sekitar tahun 54. wah, dia punya
bobot. amat beda dengan para tionghoa ngetop saat ini.

dan kalau lebih jauh kita perhatikan, kemunculan
tokoh-tokoh ngetop Tionghoa saat ini bukan ditopang
oleh pemahaman politik dan kemasyarakatan apalagi
pengalaman pergerakan politik. kalau tidak punya
perusahaan besar maka paling sedikit mereka punya
3 perusahaan sedang. sederhananya, pola kontemporer
saat ini menandaskan bahwa apabila you tidak punya
duit maka you jangan harap jadi tokoh ngetop.

sekalipun kita patut optimis dengan perkembangan
leadership Tionghoa di masa yang tidak terlalu
lama lagi. di mulai oleh ci Ester Jusuf (Sim Ai
Ling) yang masuk golongan moralis dan saat
ini kita melihat kiprah Go Tjong Ping.

tetapi selain kedua orang ini, yang ada cuma
badut politik dengan embel-embel keorganisasian
yang masih berwatak feodal dan sempit.

maka jangan heran kalao solidaritas sesama tionghoa
saat ini berada di titik nadir. maka jangan heran
kalo sesama tionghoa bisa saling sikut-saling tendang.
maka jangan heran kalau sesama tionghao tidak bisa
duduk bareng dan mendiskusikan permasalahan tionghoa.
la wong semua tokoh ngetop pengen jadi raja kecil
dengan proses licik dan ngegampar sesama Tionghoa kok. ujung-
ujungnya,
mereka cuma jadi setan anti kritik saja.

tidak seperti dulu......


Sub-Rosa II


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, steeve haryanto
<[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>

> Mungkin ini awalnya dari kedekatan orang - orang
> tionghoa yang tidak mempunyai kekuatan politik,
> mendekati petinggi2 militer terutama dari Angkatan
> Darat untuk membeking usaha2nya dan keamanan atas dirinya.
>
> __________________________________________________







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




SPONSORED LINKS
Indonesia Culture Chinese


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke