Iya coba, pemerintah mana yang nggerecoki urusan ganti nama? Iseng amat.
Eh pemerintah thailand katanya pernah juga denk, hihihihi.

Eh Broer, tapi kalau pemerintah keluarin juklak (petunjuk pelaksanaan)
ganti nama itu mah harus donk. Termasuk matok biayanya berapa, kalau
enggak, oknum aparat yang mata hijau melihat kesempatan mumpung banyak
yang mau ganti nama, dia bisa patok harga setinggi tingginya seperti
teori ekonomi, permintaan naik, harga melambung.

Soal hubungan ganti nama dengan kesetiaan, hal itu sudah ditegaskan
banyak orang pada masa trendy nya ganti nama itu. Bagaimanapun, toh
tidak dapat dipungkiri waktu itu orang cenderung panik akan keadaan
situasi sosial politik waktu itu, sehingga cenderung melakukan hal hal
yang kalau dipikirkan lebih dalam sepertinya tidak berguna. Ya mau
ngomong apa, wong lagi panik begitu kok.

Adanya fenomena ganti nama rame-rame mungkin hanya akan dianggap dagelan
atau tertawaan bagi mereka yang tidak mengerti keadaan pada masa hal itu
terjadi. Bahwa hal itu adalah tindakan yang wajar dalam situasi bingung
dan takut sehingga apapun dilakukan. Sementara masa sekarang yang
cenderung lagi damai, urusan begitu mana masalah.
Ya susah kalau mau mejudge masa  lalu dari nilai-nilai masa sekarang.

Seperti saya kenal seorang kawan, yang tidak mau pakai nama marga
ayahnya hanya lantaran sakit hati pada sang ayah yang punya istri muda.
Buat yang tidak memahami betapa sakit hatinya dia pada ayahnya mungkin
hal itu agak konyol, tapi buat yang memutuskan mengganti namanya, dia
punya alasan sendiri yang barangkali orang lain tidak mengerti.

Yang pasti, sebaiknya kita tidak ikut ikut mentertawakan, ya nggak
Broer?

-----Original Message-----
From: ChanCT [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, May 21, 2006 3:51 PM
To: HKSIS-Group; budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Liang U Re: Tionghoa ter-paksa ganti
nama,jadi bahan tertawaan?


Benar tuuuh, masalah nama seseorang yang sebenarnya urusan dan hak
pribadi orang itu, kenapa harus direcoki oleh Pemerintah? Barangkali
didunia ini hanya di Indonesia saja, pemerintah yang kurang kerjaan ikut
campur ngurusi nama orang, ya.

Kok bisa-bisanya berpikiran, dengan ganti nama orang bisa menyatakan
SETIA pada Indonesia. Apa hubungan nama dengan kesetiaan seseorang pada
Indonesia????? Orang yang tetap menggunakan nama Tio Oen Bik, seorang
dokter lulusan Netherland yang anak Tuban itu, ternyata adalah
satu-satunya dokter yang mewakili Indonesia dalam Brigade International
perjuangan bersenjata melawan Fasisme Franco. Orang yang tetap
menggunakan nama Tan Yoe Hok bisa kita banggakan karena mengharumkan
nama Indonesia dengan prestasinya dipertandingan bulutangkis Thomas-cup,
tapi orang yang menamakan diri Eddy Tansil justru telah merusak dan
sangat merugikan Indonesia!

KESETIAAN orang pada Indonesia tidak bisa dilihat dari nama orang itu,
tapi harus dilihat sikap dan tindakan yang dilakukan. Janganlah karena
seseorang masih senang dengan menggunakan nama Tionghoa lalu dicurigai
ke-SETIA-annya pada Indonesia, sebaliknya sekalipun seorang sudah
menggunakan nama SETIAWAN, juga tak seorangpun bisa menjamin
ke-SETIA-annya pada Indonesdia. Biarkanlah seseorang menyandang nama
apapun sesuai dengan kesenangannya, masalah kesetiaan pada Indonesia,
terhadap siapapun harus dilihat sikap dan tindakan yang telah dilakukan
dalam kehidupan bermasyarakat.

Dimana dan apa kesalahan seseorang dengan tetap menggunakan nama
tertentu yang disukai itu? Padahal, alangkah indah seandainya dari nama
seseorang kita bisa menduga dia dari suku Batak, suku Bugis atau etnis
Tionghoa, ... Bahkan kalau orang masih menuruti tradisi pemberian nama
Tionghoa, dimana nama Marga dan nama tengah yang sama, bisa kemungkinan
besar masih bersaudara atau sepupu. Sayang tradisi pemberian nama kurang
diikuti dengan baik, jadi kemungkinan itu lebih kecil lagi. 

Yang pasti, saya setuju pendapat bung Liang U, gerakan ganti-nama yang
pernah terjadi di Indonesia itu benar-benar satu dagelan yang sangat
menyedihkan! Tak perlu tunggu 100 tahun lagi orang akan menertawakan,
karena kenyataan disaat gerakan ganti-nama itu dilancarkan saja sudah
membuat banyak persoalan yang tidak hanya membuat hal-hal yang aneh,
tapi juga pemerintah sendiri kalang kabut dibuatnya!

Pemerintah paling tidak kewalahan untuk perubahan dicatatan sipil,
merubah jutaan nama dalam waktu bersamaan. Lalu, karena
ide-pembimbingnya bukan untuk melaksanakan pengakuan satu macam
warganegara, dengan tidak membeda-bedakan warga berdasarkan suku, etnis
dan agama yang beda, tapi tetap saja berkeinginan membeda-bedakan
segolongan yang etnis Tionghoa ini. Jadi, deengan ganti nama yang
ternyata mempersulit pemerintah membedakan mana yang etnis Tionghoa,
maka pemerintah terpaksa harus membuat kode tertentu pada KTP etnis
Tionghoa. Lha, apa nggak dagelan? Orang sudah disuruh ganti-nama,
katanya biar sama deengan yang dinamakan "pribumi", tapi jadi bingung
untuk membedakan mana yang etnis Tionghoa. Sungguh dagelan yang nggak
lucu, bisa terjadi dinegeri ini. Pasti ngak ada keduanya didunia ini.
Yang celaka, masih juga ada orang yang membenarkan gerakan nama ini.
Inilah salah satu jasa besar Soeharto? Hahahaa, .....

Salam,
ChanCT

----- Original Message -----
  From: liang u
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Sunday, May 21, 2006 1:40 PM
  Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Tionghoa ter-paksa ganti nama,jadi
bahan tertawaan?


  ..................................................
  ..................................................
  di sela-sela kengerian terlahir sebagai
  > etnis Tionghoa tersebutlah peristiwa
  > PEMAKSAAN ganti nama sebagai simbol
  > loyalitas dan nasionalisme Indonesia.
  > mungkin 100 thn yang akan datang,
  > pemaknaan terhadap nasionalisme indonesia
  > yang seperti ini akan ditertawakan

  Sub-Rosa II

  Tujuh tahun telah berlalu, kita saya mengurus visa
  permanent resident saya di Kedubes USA di negara
  tetangga, terjadi hal begini.
  Ketika saya datang, berkas saya masih utuh belum
  diperiksa, ternyata mereka kebingunan masalah ganti
  nama. Saya ganti nama, sponsor saya yaitu anak saya
  juga ganti nama, setelah menikah menurut kebiasaan di
  sana wanita ganti marga mengikuti suami. Nah inilah
  yang membingungkan mereka. Setelah saya terangkan
  semua, bereslah. Tapi si petugas bule itu memanggil
  temannya, ia bilang: Lihat rumitnya surat-surat
  Chinese di Indonesia, di sana mereka harus ganti nama.
  Dasar pemerintah Indonesia kurang kerjaan, nama orang
  diurusi,biarkan saja tiap orang memilih nama sendiri.
  "Eh", dia bilang kepada saya. "Apakah nama anda yang
  baru juga ditentukan berdasarkan keputusan 
  presiden?" tanyanya sambil bergelak-gelak. Saya ????
  Hanya dapat bersenyum kecut.

  Bukan 100 tahun lagi, 7 tahun yang lalu ganti nama
  sudah jadi bahan tertawaan!


  __________________________________________________
  Do You Yahoo!?
  Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
  http://mail.yahoo.com



  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

  .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

  .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

  .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
  Yahoo! Groups Links



  



[Non-text portions of this message have been removed]






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
Yahoo! Groups Links












.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




SPONSORED LINKS
Indonesia Culture Chinese


YAHOO! GROUPS LINKS




Reply via email to