membaca apa yang ditulis dan ditanyakan mang ucup dan jawaban sdr rinto, saya merasa miris:dalam hati saya mencoba introspeksi dan mencoba mencari jawab beberapa pertanyaan di bawah ini yang tentu saja saya tak bisa menemukan jawabnya, dan heran juga kenapa saya tulis ini.
1. kenapa mang ucup harus menanyakan masalah ini? apakah karena mereka adalah pelacur? apakah karena tie pa kay nya? atau karena ada tendensi yang lain? apakah mang ucup merasa lebih suci dari para pelacur? apakah karena ini dianggap sebagai penyimpangan? apakah mang ucup akan tetap bertanya kalau isi beritanya adalah sesuatu yang biasa misalnya para pelajar pergi bersembahyang supaya lulus ujian sma? 2. kenapa sdr rinto menjawab dengan mencoba netral? apakah karena tie pa kay nya? atau karena hal yang lain? 3. kadang saya bertanya dalam hati, apakah melacurkan diri lebih tidak baik dari orang yang melacurkan kepandaian, keyakinan, integritas atau ke-yang lain-nya? 4. oh kenapa saya menulis ini, apa karena saya menganggap diri sendiri lebih? Mang Ucup menulis: Salam sejahtera untuk rekan-rekan dan para pembaca yang budiman Barusan saya membaca buku dimana disitu ditulis, bahwa wanita penjaja sex di Singapore maupun di Hong Kong berdoa kepada Tie Pa Kay. Kenapa Tie Pa Kay, karena ia melambangkan para cowok kaya yang hidung belang dengan harapan cowok-cowok model Tie Pa Kay inilah mau berdatangan untuk menjadi langganannya. Pertanyaan mang Ucup apakah dongeng ini benar atau hanya sekedar khayalan dari sang penulis saja ? Mohon petromaksnya dengan ucapan banyak terima kasih sebelumnya. Salam dgn soja rangkap tangan dua. Rinto Jiang: Mang Ucup, Lama tak jumpa di milis. Saya pribadi kurang tahu apakah fenomena ini benar ada di HK atau Singapura, namun saya sendiri tidak menepis kemungkinan ini. Ini dikarenakan adanya kebutuhan pegangan hidup atau spiritual dalam diri setiap orang di dunia ini. Sebenarnya, dalam kenyataannya, tentu saja Tie Patkay itu tidak pernah diakui sebagai dewa dalam kepercayaan tradisional Tionghoa. Lain dengan Sun Go Kong yang malah diberi gelar ini dan itu serta "ditahbiskan" sebagai dewa. Masalahnya, orang Tionghoa itu suka sekali mementingkan simbolisme, ini melambangkan itu dan itu melambangkan ini. Jadilah muncul penyimpangan2 sebagai subkultur dari kultur yang dianggap sebagai main-stream dalam masyarakat. Tie Patkay dalam cerita Perjalanan ke Barat (See You Ki) memang ditampilkan sebagai seorang hidung belang, bodoh dan pemalas. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ini mungkin saja ada. Tapi karena tidak pernah kita lihat, tentu saja jangan langsung percaya begitu saja. Contoh lainnya, di Taiwan ada seorang perampok bank yang setelah meninggal, makamnya malah dikunjungi dan diziarahi oleh para kriminal lainnya untuk meminta berkah. Mereka menganggap bahwa perampok tentu saja lebih rela membantu mereka daripada dewa-dewi di kelenteng. Nah, ini kan muncul dari adanya kebutuhan spiritual sebagai pegangan dalam hidup seseorang. Paling tidak, mereka percaya dan menganggap telah mendapat berkah dari sang perampok. Ini tentu saja tidak benar, namun milyaran manusia di dunia, siapa menjamin bahwa orang akan sama menganggap itu tidak benar? Moga-moga jelas. Rinto Jiang [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Great things are happening at Yahoo! Groups. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/Q0DZdC/hOaOAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/