DJOko www.friendster.com/profiles/okberto copyright (c) 2006 Pantai Cermin (SIB) Dalam satu acara, disebutkan Dewa tertinggi Buddha Chun Lay Hut berhasil dimasukkan ke dalam tubuh manusia, melalui upacara ritual di Klenteng Hap Kui Dusun V Desa Ujung Rambung Pantai Cermin Serdang Bedagai, Minggu (27/8) siang. Melalui Tiga Sahabat yang dipimpin M Taufik Saragih, Antoni Purba dan M Irsan Lubis, Roh Dewa Chun Lay Hut dimasukkan ke dalam tubuh Hap Kui pemilik Klenteng tersebut. Diawali dengan pembersihan diri dan ketenangan jiwa yang disaksikan sejumlah pengikutnya serta penterjemah bahasa yang digunakan dewa, M Taufik yang mengenakan baju putih-putih memasukkan dewa ke tubuh Hap Kui dengan posisi duduk bersila di dalam Klenteng. Setelah Dewa masuk ke dalam tubuhnya, Ny Desi (62) yang bisa mengerti dan memahami bahasa Dewa mendengarkan berbagai nasehat yang disampaikan Dewa, di antaranya menekankan agar umat manusia di muka bumi saling mengasihi dan berbuat baik, tidak saling menghujat serta menghindarkan kemunafikan. Karena saat ini kelakuan manusia dan tindak tanduknya tidak sesuai dengan apa yang diucapkannya. Pada upacara yang berlangsung khusuk dan khidmat itu, Dewa meminta segenggam tanah, dan dari penglihatan Dewa, apa yang dilakukan umat manusia di muka bumi sudah terlalu banyak yang tidak benar. Karenanya kebaikan dan kebenaran harus terus ditumbuh-kembangkan seluruh mahluk hidup. Bahkan Dewa sangat kecewa melihat tingkah laku manusia, karena kerukunan antar umat sudah tidak terpelihara lagi. Semua saling menghujat dan saling menunjukkan kekuatan masing-masing. Padahal semua umat manusia, baik kaya, miskin dan penguasa di hadapan Tuhan sama derajatnya. Setelah acara di Klenteng yang berlangsung sekira 20 menit, Tiga Sahabat mengeluarkan Dewa dari tubuh Hap Kui. Setelah beristirahat sekira 30 menit, upacara kembali dilanjutkan di depan rumah Hap Kui. Di sesi kedua, Ny Desi mengajukan beberapa pertanyaan kepada Dewa di antaranya, apakah terjadinya berbagai bencana di negeri ini karena besarnya dosa umat manusia, apakah bencana masih akan terus berlanjut serta apa upaya yang harus dilakukan untuk menghindari berbagai bencana. Dewa mengatakan, terjadinya berbagai bencana di muka bumi itu merupakan kuasa dan kehendak Tuhan. Namun umat manusia harus introspeksi diri terhadap tingkah lakunya selama ini. Apa yang kita tanam itulah yang akan dipetik. Karenanya, lakukanlah kebaikan dan kebajikan tanpa membeda-bedakan suka dan agama, untuk menghindari terjadinya bencana berikutnya. "Saya tidak bisa menghalangi kuasa dan kehendak Tuhan untuk menghindarkan bencana. Namun senantiasalah melakukan kebaikan," kata Dewa yang disampaikan penerjemah
[Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/