Dengan hormat, Saya setuju sekali dengan ulasan Sdr/i ZFy.
Ada satu lagi yang menjadi tanda tanya. Di banyak media cetak, terutama koran dan majalah, sering dipakai istilah "negara tirai bambu". Saya mempertanyakan penulis2 tersebut apakah sadar waktu menulisnya ? Itu juga mambawa konotasi negatif, paralel dengan sebutan "negara tirai besi" untuk ex USSR atau blok Eropah timur lainnya. Cuba bayangkan, dibanyak bidang, Tiongkok sudah sedemikian maju, bahkan prestasi ekonominya me-roket. Fenomena ini tidak mungkin tercapai kalu negara tersebut masih tergolong negara "tirai", seperti jamannya USSR yang sudah kadaluarsa. Kalau ada julukan negara gajah putih untuk Thailand, negara kanguru untuk Australia dan negara Kiwi untuk New Zealand, saya rasa sebutan "negara Panda" lebih sesuai. Ini akan manambah spirit persahabatan kedua negara. Toh achir2 ini investor dari Tiongkok juga sudah banyak yang menanam modal disini. Apakah bukan waktunya masyarakat Indonesia, khususnya para wartawan dan penulis memperlihatkan spirit persahabatan itu. Comments please !! Salam, P.K. Lim skala selaras <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebenarnya masalah istilah Cina dan Tionghoa di Indonesia ini memang sangat rumit, tidak bisa dilepaskan dengan konteks politik. Di Indonesia, sampai zaman belanda, memang duluan populer istilah cina. meskipun istilah ini tak pernah disukai orang Tionghoa sendiri. lantas pada zaman gerakan, untuk membalas dukungan masyarakat Tionghoa thd perjuangan kemerdekaan, para pelaku gerakan sepakat untuk menggunakan istilah Tionghoa dan Tiongkok di media2 resmi. sejak itulah istilah Tionghoa dan Tiongkok resmi dipakai. lambat laun, istilah cina surut populeritasnya, terutama di Jawa, sedangkan diluar jawa, karena pengaruh bhs melayu, itilah cina masih dipakai masyarakat, meskitak diforum resmi. Keadaan ini terus berlangsung hingga jatuhnya Orde lama. rezim Orba dengan paksa melarang penggunaan istilah Tionghoa dan Tiongkok, mengharuskan kembali ke istilah Cina. bagi orang tionghoa yang mengalami suasana pergantian ini, pasti terasa Shok, karena penggunaan istilah Cina oleh penguasa maupun masmedia di zaman Orba juga selalu dibarengi perasaan benci, selalu berkonotasi negatif. Tapi memang manusia adalah mahluk yang gampang lupa, generasi baru yang lahir di zaman Orba, mulai terbiasa dengan istilah Cina, anak muda Tioghoa pun malah tertawa saat ada yang menganjurkan kembali ke istilah Tionghoa. istilah tionghoa dinilai aneh, tidak umum. sebagian orang non tioghoa juga menganggap sejarah penggunaan istilah cina lebih panjang, masyarakat sudah terbiasa. mereka ini sering melupakan latar belakang politik dibalik istilah2 itu, mereka2 pun tidak peduli apakah yang dipanggil cina itu suka atau tidak. Untuk menyanggah mereka yang bertahan pada istilah cina ini, sebenarnya ada sebuah analogi yang menarik: Dulu pada zaman Belanda, istilah Indonesia juga belum ada, orang2 Belanda sering memanggil orang indonesia dengan istilah INLANDER. sebuah julukan yang menghina, maka pihak pejuang kemerdekaan menolak istilah ini, dan menciptakan istilah baru "Indonesia". sekarang, bagaimana seandainya republik ini kembali dijajah kaki tangan Belanda, melarang istilah indonesia dan memaksa kembalinya istilah Inlander? awalnya pasti mendapat tentangan. tapi jika rezim ini bertahan hingga 32 tahun? orang2 pasti mulai terbiasa lagi! apakah hal ini dapat dibenarkan? Saat membuka hubungan kembali dengan indonesia, Pihak kedutaan "China" di Indonesiapun sebenarnya ingin mengembalikan istilah lama di zaman Orba: Republik Rakyat Tiongkok. karena tidak disepakati rezim Soeharto, mereka akhirnya mengambil jalan tengah : Republik Rakyat China.memang antara China dan Cina hanya beda satu huruf, tapi satu huruf ini terbebani pesan sosial politik yang sangat berat. Masyarakat tiongkok sendiri juga alergi dengan orang jepang yang memanggil mereka Cena kok. Menurut saya, jika anda tidak bermaksud bermusuhan, panggillah orang, bangsa maupun negara sesuai dengan yang mereka inginkan, janganlah berlindung dibalik alasan kebiasaan. kebiasaan bisa dengan mudah diubah asal disertai dengan kemauan politik. Bukankah kita juga dengan mudah mengubah istilah Birma menjadi Myanmar? ZFy ----- Original Message ----- From: elucenov To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, October 13, 2006 10:45 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: istilah Tionghoa dan Cina..mana yang tepat untuk diapak... Terimakasih untuk masukannya. Sejauh ini saya coba menyimpulkan bahwa di Indonesia istilah Tionghoa lebih diterima daripada Cina untuk merujuk pada masyarakat/sukubangsa/bangsa. Saya mencoba mengabaikan istilah mana yang paling populer di mancanegara, karena buku kami memang terbit di Indonesia. Maafkan kalau saya masih ingin mengkorfimasi sekali lagi beberapa hal berikut: [perlu jadi catatan: ulasan kami dibuku kebanyakan berbicara mengenai konteks Tionghoa di Tiongkok nya sendiri, dan buku kami ditujukan bagi siswa SMU umum di Indonesia. Jadi penting pula memikirkan pemahaman orang masa kini mengenai istilah yang umum dan resmi dipakai] Mana yang paling tepat dan resmi istilah berikut: Tiongkok atau Cina untuk menyebutkan Negara/tempat? RRT (Republik Rakyat Tiongkok) atau RRC (Republik Rakyat Cina) yang sebaiknya dipakai? Bahasa Tionghoa atau bahasa Mandarin? Betulkah cuma ada satu bahasa saja atau banyak bahasa yang berbeda-beda? atau hanyak dibedakan oleh banyak dialek? Bahasa Mandarin setahu saya hanya salah satu di antaranya? Berkenaan dengan hasil karya (bahkan dari abad sebelu Masehi): Kaligrafi, aksara, lukisan, dll? Dalam buku2 berbahasa Inggris semua menggunakan istilah "China". Apakah seluruhnya bisa diganti menjadi Tionghoa saja? Saat ini saya berpendapat: memilih satu istilah seragam saja, istilah yang dianggap tidak menghina: Tionghoa dan Tiongkok (RRT). Namun itu sebetulnya juga jadi terasa mengganjal, karena istilah CINA yg sudah begitu populer seperti dengan sengaja diberangus [meski bisa dirujuk di glosari atau catatan kaki saja] Mohon pencerahannya lagi. Salam terbaik, Esther --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "M Djoko Yuwono" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Merujuk tulisan Bp Dr Irawan di > http://www.indonesiamedia.com/lipsus/lipsus-2003-cinationghoa1.htm, > saya setuju untuk menggunakan istilah Tionghoa daripada Cina. > > Kami pun menggunakan kata Tionghoa untuk komunitas kami di YLKTI > (Yayasan Lestari Kebudayaan Tionghoa Indonesia]. > > Salam: > m djoko yuwono > http://ylkti.tripod.com > www.yuwono.tk > > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, lim kwet hian <akwet_2000@> > wrote: > > > > Salam utk semua anggota millis, > > > > Maaf sebelumnya bila saya keliru. Seingat dan setahu saya, istilah > 'cina' itu mulai terdengar penyebutannnya setelah kejadian g30s/pki , > sebelumnya jarang orang menyebut 'cina'. > > Memang benar penyebutan 'cina' di Indonesia serasa kurang sreg di > telinga sampai saat ini bila dibandingkan dgn 'tionghoa', mungkin beda > dgn di Malaysia misalnya. > > Mungkin ada pendapat lainnya ? > > > > Akwet. > > > > drirawan@ wrote: > > Salam kenal kembali Esther, > > > > Memang pertanyaan anda sudah lumrah adanya. Perlu diketahui, orang yang > > diidentifikasikan sebagai Chinese, atau Tionghoa, asalnya tidak > pernah menamakan > > dirinya Cina. Penamaan itu diduga hanya dibuat oleh orang lain (non > Tionghoa). > > Saya rasa Bung Rinto (moderator) bisa jawab itu. > > Berkenaan dengan komunikasi kami disini menggunakan bahasa > Indonesia, maka > > seyogyanya kita juga boleh meninjau salah satu sudut pandang mengenai > > kontroversial istilah ini dari sudut Indonesia. Untuk itu saya > persilahkan anda > > mengikuti artikel nya di www.indonesiamedia.com , anda scroll sampai > bawah dan akan > > anda temukan tulisannya disana. (catatan: Bagi siapa saja yang > berniat baik > > untuk menambahkan tulisan tersebut guna membantu pemahaman > menyeluruh bagi para > > pembaca kami haturkan banyak terimakasih) > > > > salam, > > Dr.Irawan. > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > > > --------------------------------- > > Get your email and more, right on the new Yahoo.com > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Get your email and more, right on the new Yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/