Memang China is now  the land of opportunity - but remember it is also still 
the land of OPPRESSION. Silahkan kalian check - mereka yg menjadi kaya diChina 
itu dgn memakai system ekonomie yg mana - communist atau capitalist.  Silahkan 
juga periksa mereka yg kaya2 ini sekarang domicilinya dimana. Kebanyakan semua 
diUSA - sebab kalau tetapi tinggal diChina siapa tahu tiba2 bisa diganyang dan 
miskin. [Kalau penduduk Taiwan mereka tetap domicilinya diTaiwan]
  Ini keadaan sama dgn pembicaraan siJK,  wakil presiden goblok dari Indonesia 
yg racist. Memang banyak orang2 kaya diIndonesia memiliki "rumah kedua" diHK 
atau Singapore - sebabnya garantie keselamatan kekayaan tidak ada diIndonesia. 
Tiba2 bisa anti kekayaan atau agama atau suku. Mereka yg tidak melindungi diri 
achirnya hancur. Inilah sifat alam. 
  [Suharto sendiri kekayaannya diUSA cukup banyak. Dan mungkin sekali JK juga 
punya simpanan diSingapore - ini kan maling menjerit maling --- maling]
   
  Andreas

* <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Mang Ucup........
apa itu ngak salah tulisnya??
Eddy

MANG UCUP <[EMAIL PROTECTED]> schrieb:
Orang Jerman dahulu menilai Amerika sebagai "Das Land der unbegrenzten
Moeglichkeiten" atau negara tanpa kemustahilan. Semuanya serba mungkin
misalnya dari tukang cuci piring bisa jadi konglomerat. Sayangnya ini hanya
sekedar dongeng tempo doeloe, sebab posisi Amerika sekarang sudah diambil
alih oleh China: Disanalah sekarang ini pusatnya negara tanpa batasan,
sehingga apa saja di China sekarang ini tanpa kemustahilan bisa terjadi.

Di tahun 1985 seorang gadis miskin yang bernama Cheung Yan mulai usahanya
dengan jualan kertas bekas di Hong Kong. Sang gadis si penjual rombengan
tersebut sekarang bukan saja sekedar menjadi orang kaya, bahkan menjadi
orang terkaya di seluruh negara China. Dan ini bukannya sekedar dongeng
Cinderella.

Dalam usianya 49 tahun Cheung Yan telah dinobatkan menjadi perempuan pertama
yang terkaya di China dengan jumlah harta kekayaan sebesar 3,4 milyar AS
Dollar. Usahanya pun masih serupa seperti yang dulu ialah jualan kertas
bekas, tetapi sekarang sudah ditingkatkan menjadi perusahaan yang mendaur
ulang kertas bekas "Nine Dragons Paper" - recycling and packing firm.

Ms. Cheung Yan telah mampu menggeser saingannya Mr. Huang Guangyu pemilik
dari Gome Electrical Appliances, maklum ia masih satu milyar AS$ jauh lebih
melarat daripada Ms. Cheung Yan.

Orang Inggris membutuhkan waktu 60 tahun untuk melipat gandakan pendapatan
nasional (GNP, gross national product) per orang. Amerika dan Jepang
membutuhkan waktu 40 tahun dan Indonesia 17 tahun. Sedangkan China hanya
membutuhkan waktu 12 tahun saja. Hanya dalam satu hal Indonesia jauh lebih
cepat ialah meningkatkan kekayaan para pejabat tingginya. Mereka bisa
melipat gandakan kekayaannya dalam jangka waktu antara dua atau tiga tahun
saja; target sudah bisa tercapai.

Jerman pada saat era Ludwig Erhard (1955) dielu-elukan sebagai negara dimana
keajaiban ekonomi (Wirtschaftswunder) terjadi. Pada saat tersebut mereka
mendatangkan jutaan buruh secara berbondong-bondong dari negara tetangganya
seperti Italy, Spanyol maupun Turki. 

Sekarang, setengah abad kemudian keajaiban ekonomi terulang kembali, tetapi
ini kali bukannya di Eropa melainkan di China. Sedangkan di Jerman yang
dahulu terkenal sebagai negara kaya dimana madu dan susu mengalir secara
berlimpah ruah, sekarang berbalik menjadi negara miskin, sekitar tujuh juta
penduduknya hampir 10% hidup dari tunjangan sosial yang disebut
Hartz-IV-Programm (sumber Spiegel 37/2006). 

Daerah Rhein & Ruhr disitu dahulu adalah pusat industrinya Jerman, tetapi
sekarang disana banyak sekali bekas pabrik kosong, bahkan jumlah
pengangguran disana sudah melebihi 25%. Maka tidaklah heran kalau sekarang
ini banyak tenaga ahli dari Jerman meninggalkan negaranya untuk mencari
kerjaan di negara lain.

Hal ini bukan hanya terjadi di Jerman saja melainkan juga di banyak
negara-negara industrie lainnya misalnya di England - Liverpool, Birmingham,
mereka juga mengalami nasib yang sama.

Berdasarkan laporan dari PBB dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir ini
jumlah tenaga kerja meningkat sebanyak 400 juta orang, tetapi hanya 50% saja
yang mendapatkan pekerjaan. Bahkan sekarang ini per hari, bertambah 200.000
orang tenaga pekerja baru, tetapi dilain pihak peningkatan lowongan kerja
berada jauh dibawah peningkatan jumlah tenaga buruh. 

Di Indonesia kita lebih sering membaca pabrik yang ditutup daripada
pembukaan pabrik baru dan jumlah karyawan yang di PHK pun semakin hari
semakin meningkat dengan drastis. Uang pesangon yang mereka terima hanya
cukup untuk hidup dua sampai tiga bulan saja.

Kalau kita membaca iklan lowongan kerja, pada umumnya yang dicari tenaga
buruh yang usianya dibawah 30 tahun, sehingga yang usianya sudah diatas 40
tahun jangan harap bisa mendapatkan pekerjaan lagi. Oleh sebab itu untuk
pasaran kerja di Indonesia bukannya masalah gaji lagi yang penting,
melainkan dapat pekerjaan ada jauh lebih penting daripada gaji. Lebih baik
kerja dengan gaji rendah daripada hidup tanpa kerja.

Kita merasa senang dengan membanjirnya barang-barang murah dari China,
tetapi dilain pihak kita juga harus sadar, bahwa setiap pembelian barang
murah dari China merupakan risiko tambahan bagi perusahaan tempat dimana ia
bekerja. Disatu sisi kita tidak mampu untuk beli barang mahal, tetapi di
sisi lain kita juga takut kehilangan pekerjaan. Jadi seperti madu dan racun,
pilihan ada ditangan anda. Hanya sayangnya seperti juga judul salah satu
film Warkop: "Maju Kena Mundur Kena".

Mang Ucup
Email: [EMAIL PROTECTED]
Homepage : www.mangucup.net


---------------------------------
Keine Lust auf Tippen? Rufen Sie Ihre Freunde einfach an.
Yahoo! Messenger. Jetzt installieren . 

[Non-text portions of this message have been removed]



         


[Non-text portions of this message have been removed]




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke