Emansipasi pria
   
  Wanita adalah salah satu godaan yang paling berat dalam kehidupan ini, selain 
tahta dan harta. Dan tentu godaan itu juga ikut menjadi salah satu cobaan berat 
dalam perjalanan spiritual. Mungkin tidak etis juga kalau dikatakan wanita, 
karena bisa jadi para rekan member milis bisa ngomel dan protes ke saya, 
walaupun itu adalah ujaran yang sudah cukup umum, tapi baiklah kita sebut saja 
itu sebagai sex dan kita ganti kalimatnya menjadi,"Sex adalah salah satu godaan 
ayng paling berat dalam kehidupan ini selain tahta dan harta." biar para 
ibu-ibu dan nona-nona manis di milis ini bisa pada senang.
   
  Sebetulnya saya tidak ingin bercerita soal spiritual dalam arti yang teoritis 
seperti yang anda duga atau bayangkan, mungkin tidak. Hari ini kita liburan 
soal yang berat-berat dulu. Kita ngobrol ringan saja, dan ijinkan saya 
bercerita sedikit akan saya sebagai pria saja. 
   
  Saya senang wanita cantik, saya senang melihat wanita cantik, sexy dan juga 
pintar. Ketiganya itu komposisi yang sulit untuk ditemukan, tapi pasti ada 
hehehe. Kesenangan saya itu sama seperti senangnya saya mengamati bunga, bunga 
apa saja, bunga anggrek, bunga mawar padang pasir atau dikenal sebagai adinium, 
bunga bangkai bahkan bunga rumput. Saya punya foto bunga rumput dengan teknik 
macro dan hasilnya ada yang saya pajang di kantor saya, di rumah ada beberapa 
yang sudah dibingkai.
   
  Bagi saya, wanita yang cantik itu tidaklah mesti seperti miss unverse, tapi 
asal proporsi wajahnya itu pas dan alami, itu sudah bisa dikatakan cantik dan 
ditambah lagi dengan postur tubuh yang bagus, plus pemikiran yang baik dan 
cerdas, merupakan sebuah komposisi yang sempurna.
   
  Ada seorang teman saya, broker di salah satu perusahaan mediator investasi 
atau broker, yang protes dan mengatakan,"Kenapa sih para pria takut dengan 
wanita yang cerdas, karirnya bagus dan sukses???!!" Saya tertawa dan 
mengatakan, "Ah saya nggak tuh, hehehehe, You buy me a lunch of dinner, that 
does not bother me". Dia tertawa, dan bilang,"Dasar!!! Yang serius dong, Wan.", 
Ok saya jawab.
   
  Masalahnya mungkin kamu itu berjumpa dengan pria yang belum memahami dirinya 
itu siapa dan tidak merasa puas dengan kondisi dirinya. Kita sebagai pria itu 
tidaklah mesti jadi superman, bisa semua, dan bisa terbang pula. Dan hubungan 
antara pria dan wanita itu tidaklah mesti dalam koridor pria mendominasi 
wanita. 
  Dia tertawa, dan bilang, ya tapi most of the men I met, feel unconfortable 
with my sucess, and me being smarter than them.
   
  Saya tertawa lagi, dan bilang saya bukan mereka... lalu saya langsung 
menyambung dengan serius sebelum dia sewot.
   
  Mungkin mereka itu suka dengan kamu atau dengan seorang wanita namun ingin 
agar si wanita itu busa menjadi seperti yang mereka inginkan, bukan sebagaimana 
adanya si wanita itu. Cukup banyak wanita karir yang sukses, dan suaminya bisa 
menerima kondisi itu dan mereka bisa berbahagia bersama, karena itu tadi, si 
pria mencintai dia apa adanya dan sebaliknya si wanita juga menghormati 
kelebihan si pria, bukan kekurangannya dari sisi karir atau mungkin 
kecerdasannya yang tidaklah secemerlang si wanita. Bukankahh it takes two to 
tanggo?
   
  Dia ketawa dan bilang I hope all men are like you.. 
   
  Saya jawab, jangan dong, dunia ini tidak menarik lagi kalau semua seperti 
saya, hehehe.
   
  Sebagai pria, sering kita menjadi agak berlebihan kalau tidak mau dikatakan 
terlalu arogan kepada pasangan kita, dan kalau si pasangan kita itu dalam 
posisi yang lemah atau bergantung kepada kita secara finansial, mungkin akan 
kelihatan seolah-olah tidak ada masalah dalam keluarga kita namun di sisi yang 
lain sebetulnya pasangan kita itu sedang meredam kesedihan dan rasa tidak 
nyamannya dalam hubungan itu. Akan lain halnya jika pasangan kita itu adalah 
wanita karir yang sukses dan punya kecerdasan yang sebanding dengan kita, dan 
mungkin lebih, tentu hubungan itu akan segera berakhir dengan perceraian.
   
  Ada beberapa teman wanita saya yang akhirnya memutuskan bercerai karena 
suaminya itu terlihat sangat kekanak-kanakan dalam usia pernikahan yang telah 
sembilan tahun, ada beberapa lagi yang telah sejak anaknya masih dikandungan 
itu memilih untuk bercerai karena perbedaan pandangan yang demikian tajamnya, 
dan saya kira dengan kondisi perekonomian dan perkembangan kualitas sumberdaya 
manusia kita sekarang ini, akan makin banyak istri-istri yang mengugat cerai 
suaminya. 
   
  Saya tidak tahu, apakah para pria jaman sekarang ini telah mulai kehilangan 
kepriannya atau dalam istilah inggrisnya kehilangan ke gentlemen nya sebagai 
pria, kehilangan wibawanya, atau apakah kita sering salah meletakkan harga diri 
kita sebagai pria dengan bersikap arogan? Apakah kita telah kehilangan sifat 
kebapakan, kesabaran dan ke lemah lembutan kita sebagai pria? 
   
  Sebetulnya kalau kita mau sedikit kembali ke masa lalu dan meniru sikap para 
bapak-bapak di tahun 60 an dan 70 an, mungkin mencairkan hati para ibu-ibu atau 
para nona-nona manis yang ingin kita dekati itu bukanlah urusan yang sulit. 
   
  Seorang sahabat wanita saya mengatakan, tampang itu cuma urusan lima menit 
pertama, kok, sisanya isi otaknya dan sikapnya...., nah loh... hehehehe. 
   
  Sampai di sini mungkin para kaum pria sudah mulai protes ke saya hehehehehe. 
Tapi cobalah kita sama-sama melihat bahwa dalam kenyataannya, banyak juga para 
wanita yang melakukan hal yang sama seperti yang saya katakan untuk pria di 
atas dan jadi kata prianya juga bisa diganti dengan kata wanita. Cukup adil 
bukan? Jadi tidak perlu kita mencanangkan emansipasi pria, bukan?
   
  Coba kita tarik sedikit obrolan di atas dengan tulisan saya yang bercerita 
tentang dasar perjalanan spiritual. Pikiran benar itu sebetulnya sangat dekat 
dengan positif thinking atau berpikir positif, jadi kalau kedua belah pihak 
dalam suatu hubungan pria-wanita/suami-istri mau berpikir positif, mau berpikir 
benar, tentu keduanya mestinya mau bersama-sama untuk saling membuka diri, dan 
menggunakan ucapan-ucapan yang benar dalam arti tidak saling menyakiti, dan 
juga lalu tidak melakukan tindakan yang salah dalam bentuk kekerasan, tapi 
lemah lembut dan dengan kesabaran yang tulus. Toh anda sudah berjumpa, kenapa 
pula mesti buru-buru memisahkan diri??
  Kalau pasangan anda itu mengkritik anda, mungkin anda bisa mencoba memahami 
itu sebagai kritik atas proses berpikir anda, kritik atas cara anda berpikir, 
berperilaku, bukan kepribadian anda, siapa tahu itu benar dan tentu inilah 
saatnya bagi anda untuk memperbaiki proses itu. Sebaliknya jika anda ingin 
memberikan masukkan ke pasangan anda, cobalah meletakkan itu dengan uraian yang 
mengarah kepada proses perilakunya, proses berpikirnya, bukan kepribadiannya. 
   
  Mungkin anda akan bingung, bedanya apa sih atara proses berpikirnya dengan 
kepribadiannya?
   
  Secara sederhana itu bisa dijabarkan begini. 
   
  Kita mesti memahami dan meletakkan pemahaman bahwa pada dasarnya kepribadian 
semua orang itu baik, kalau dia berbicara kasar, tentu itu bukan karena 
pribadinya, tapi karena proses kontaminasi atau pengotoran lingkungan yang 
mencemari proses berpikirnya dia, dan cara dia berbicara. Sisanya tentu anda 
tahu,dong.
   
  Nah, kalau semua upaya sudah anda lakukan dengan sebaik-baiknya, tapi memang 
masih tidak ada kecocokan, ya, saya tentu tidak akan bisa ikut campur terlalu 
jauh. Mungkin saja, perpisahan itu tidak terelakkan, namun jika anda telah 
memiliki anak di antara anda berdua, semoga itu bisa menjadi motivasi yang 
cukup kuat bagi keduanya untuk berubah menjadi baik.
   
  semoga
   
  291006
  SJW


Diskusi dan pertanyaan mohon di kirim ke japri;[EMAIL PROTECTED]
 
---------------------------------
We have the perfect Group for you. Check out the handy changes to Yahoo! Groups.

[Non-text portions of this message have been removed]




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to