Salam Damai Bung Tirta

Orang Pintar Tidak Selalu Berhasil Secara Materi 
Orang Kaya Tidak Selalu Bahagia 
Orang Miskin Tidak Selalu Menderita
Alam Menciptakan Keseimbangan Yang Sempurna 

Kepandaian memang tidak semata-mata Ijazah , ada orang yang berkemampuan
luar biasa dengan hanya belajar sendiri (autodidak) melebihi akademisi.
Kaitannya adalah masalah pendidikan yang belum tuntas di negri ini. 

Tapi bukan berarti sekolah dan kampus harus dibubarkan khan? Lembaga
Pendidikan tetap perlu untuk memelihara kesinambungan sumber daya
manusia……(walau kasusnya di negri ini , supply melebihi demand). 
Jika kita memiliki perusahaan sendiri , dihadapkan pada proses recruitment ,
anggap saja calon employee itu adalah kucing dalam karungnya masing2 ,
secara instint kita cenderung percaya karung yang bermerk lulusan kampus
terkemuka , atau seorang autodidak yang handal………?

Keberuntungan itu tergantung dari seberapa besar standar kenyamanan
seseorang. Apa motivasinya? Seseorang merasa beruntung karena tabungannya
berlimpah , Seorang pengecut merasa beruntung berhasil bertahan hidup ,
walau dia harus berhianat. Dst ……….Seorang karyawan merasa beruntung tidak
dipecat juga , tapi ada yang tidak merasa beruntung karena tidak naik
pangkat………. 

Kenapa Bill Gates lebih kaya dari Einstein? Apa Bill Gates Lebih Pintar dari
Einstein , Atau Lebih Hokkie........? Belum tentu, Ukurannya tergantung pada
hasrat intelektual atau hasrat material.......karena JK Rowling dengan Harry
Potternya  lebih sukses daripada peraih nobel sastra..........

Keberhasilan jika barometernya adalah kesuksesan material , itu hanya
tahapan komersialisme , ibaratnya , hanya sedikit orang yang dapat memahami
karya Beethoven yg ruwet daripada music Boysband seperti Backstreet Boys ,
Boyzone dsb 


Salam Damai Dan Sejahtera
Robby Wirdja

“ Kita lihat sejauh mana monument kecerdasan dan pengetahuan lebih lama
bertahan daripada monument kekuasaan dan kekuatan tangan. Bukankah kata2
Homer dapat bertahan 25 abad atau lebih , tanpa kehilangan kata2pun selama
istana-istana, bangunan , kota-kota, pada waktu tertentu mengalami
kehancuran dan reruntuhan.” (Francis Bacon)  












Re: Hok kie te it . 
Posted by: "Tirta D. Arief" [EMAIL PROTECTED] 
Tue Nov 14, 2006 8:06 pm (PST) 
Itu ungkapan jaman baheula, betul sekali! Kalo mau dikatakan tidak relevan 
lagi....mungkin bisa dipertanyakan, tua mana bumi sama ungkapan tsb? 
Apakah bumi ini masih relevan buat dihuni umat manusia? Ato, manusia yang
kudu 
'menyesuaikan' diri dengan kondisi bumi sekarang ini.....

Almarhum papa-ku sering bilang 'Modal orang hidup, secara singkat, adalah 
punci, punsu, hoki'....tapi jangan artikan semua itu secara sempit.... 
tapi ketiganya merupakan satu kesatuan! yang dimaksud punci, atau modal, 
tidak semata-mata duit....tapi juga nama baik, relasi, keluarga yang 
harmonis, lingkungan yang mendukung....termasuk punsu dan hoki! Orang yang 
tidak punya punsu dan ato hoki praktis termasuk orang yang kekurangan 
punci!

Yang dimaksud dengan punsu, atau kepandaian, tidak semata-mata ijazah 
akademik ....apa artinya ijazah yang bagus tapi tidak bisa kerja? Ato 
tidak mendapat kesempatan? Dalam arti luas, punsu ini termasuk kepandaian 
'mendekati dan merayu' orang dalam upaya mencapai tujuan. Dan menghimpun 
modal pun perlu 'kepandaian' khusus! Hoki mungkin bisa diartikan sebagai 
peluang....nah, menciptakan peluang pun merupakan punsu bukan? Punsu dan 
hoki juga merupakan punci, bukan?

Jaman kakek en buyut kita jelas tidak sama dengan jaman sekarang ini.... 
saya pikir sekarang 'persaingan' lebih ketat tapi bukan berarti ungkapan
tsb tidak relevan....perlu penyesuaian saja, seperti kesempatan tidak lagi 
'ditunggu' melainkan harus 'diraih' ato 'diciptakan'....mereka yang tidak 
bisa meraih ato menciptakan kesempatan adalah pantas 'gagal' karena kurang 
punci!:-)

salam damai,
tda

On Tue, 14 Nov 2006, richardwu9 wrote:

> Senior Akwet,
>
>
>
> Betul, bahwa ungkapan "hok kie te it" berasal dari jaman mak-engkong,
> walaupun jaman berubah tapi saya merasa bahwa ungkapan ini tetap
universal.
> Mungkin kalau ada kesempatan mengamati sekitar, bisa terlihat banyak
> contohnya. Yang saya maksud adalah, contoh dari jaman dulu, berbeda dengan
> contoh pada jaman sekarang.
>
>
>
> Best,
>
>
>
> Richard
>
>
>
> "Hok kie te it, pun su te ji" kan hanya ungkapan jaman beberapa generasi
> lalu, jadi ungkapan itu tentunya banyak yg tidak sesuai lagi saat ini
> mengingat perkembangan jaman..
>
> Salam : Akwet.
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
Back to top 
Reply to sender | Reply to group | Reply via web post 
Messages in this topic (9) 



Kirim email ke