Sdr.Hai,


> Saya tidak anti ilmu pengobatan tradisional Tionghoa,
> namun, menurut pemikiran saya, ilmu pengobatan
> Tionghoa tidak bersifat statis dan harus diuji yang
> melaluinya kita dapat menyempurnakannya.  Saya sudah
> mempraktekkan ilmu refleksi jauh sebelum pijat
> refleksi ngetop di Indonesia. Salah satu adik saya
> menjalankan panti rehabilitasi narkoba, sebagian besar
> siswanya mengidap HIV. Beberapa di antaranya, menurut
> hasil pengujian laboratorium benar-benar parah dan
> tinggal menghitung hari. Kepada mereka disajikan ayam
> dan bebek masak obat serta terapi refleksi secara
> rutin. Beberapa orang teman yang dokter terkagum-kagum
> melihat hasilnya. Memang, HIV tetap positif, namun
> stamina dan daya tahan mereka pulih dengan cepat.
> Kalau saja orang-orang tersebut mau dibujuk untuk
> mempraktekan senam Tai Chi, saya yakin mereka akan
> hidup lebih sehat dengan virus HIV. 
> 

Anda sudah ketinggalan berpuluh tahun, TCM sudah diriset menurut 
kacamata ilmiah ( baca: modern ) sejak tahun 50an.
Bahkan selalu dikembangkan, jadi tidak bersifat statis.
Hampir semua yang dicatat dalam BenChao GangMu ( cat: salah satu 
text book ) sudah diriset begitu pula ramuan SangHan Lun, Qianjin 
YaoFang. Beberapa bulan yang lalu saya menuliskan riset salah satu 
resep SangHan Lun di mailing list ini.

Sekedar informasi, saya sudah menyerahkan kitab text book pelajaran 
TCM di sekolah sinse pada masa dinasti Qing kepada salah satu 
moderator disini untuk discan dan dirawat dengan baik.
Mungkin jika sudah selesai, bisa menjadi suatu aset.
Dan sempat dipamerkan pada gathering mailing list ini.

Semoga saja buku saya itu tidak rusak atau lenyap seperti nasib 
kitab Qing Jing Jing yang saya pinjamkan.

Jadi anda bisa tahu bahwa sebenarnya TCM sudah diriset sejak ribuan 
tahun yang lalu. Hanya saja banyak sinse disini maupun di Tiongkok ( 
cat: terutama pada masa lampau ) adalah berdasarkan garis keturunan.
Sepanjang yang saya ingat, sinse yang berdasarkan garis keturunan 
yang berdomisili di Taiwan juga harus mengikuti ujian teori TCM 
sebagai syarat untuk praktek. Dan hal ini berlaku untuk sinshe di 
Tiongkok.

Obat-obatan tradisionil ( cat: sebenarnya apa tepat disebut 
tradisionil ? ) yang beredar di Indonesia tidak melewati proses 
pengujian laboratorium untuk melihat kandungannya.
Berbeda dengan Singapore misalnya.
Hal ini juga berlaku pada jamu khas Indonesia, terutama banyak 
pabrik jamu yang tidak bertanggungjawab.

Masalah Pianzi huang, memang banyak yang dipalsu, mungkin menempati 
urutan pertama untuk dipalsu.
Bahkan di Tiongkok sendiri banyak pianzi huang palsu.
Satu-satunya cara mendapatkan yang asli adalah kredibilitas toko 
tersebut serta hati nurani produsen palsu itu.

Dan perlu diketahui bahwa dari jaman Tang atau Han, saya sendiri 
lupa, hukuman pemalsu obat adalah hukum penggal.

Sekedar tambahan, olahraga Taiji macam apa yang tepat bagi penderita 
HIV dan pecandu narkoba ?
Mungkin bisa anda bisa beritahu saya.
Terimakasih.





Hormat saya,



Xuan Tong

Kirim email ke