Saya juga ingin menambahkan.
   
  Didalam suatu keluarga dari mereka yg bernama atau berpangkat - sewaktu jaman 
pendudukan Jepang diChina - sering sekali calon kepala keluarga - anak laki2 
mereka keluar rumah dan turut berperang melawan pasukan Jepang dan tidak dpt 
kembali kerumah keluarga. Ini tidak berarti anak laki2 itu meninggal - tetapi 
dia tidak dpt kembali umpnya karena turut presiden Chiang ke Taiwan  Untuk 
mencegah keturunan ini diChina hilang banyak yg membeli anak laki2 sebagai 
pengganti.  Ini anak diberikan kepada isteri calon kepala keluarga - Isteri 
tidak akan mendapat anak sebab suaminya ikut perang dan tidak kembali. Disini 
variasi macem2 dan banyak sekali ini diketemukan diantara keluarga militer dan 
pemimpin sipil diTaiwan. Karena itu banyak keluarga asal Mainland diTaiwan yg  
mempunyai dua keluarga secara resmi - tetapi sebtulnya tidak pernah melihat 
keluarganya yg diMainland.  Baru sekarang2 ini keadaan agak berubah dan kedua 
branch dpt bertemu. Disini anak yg dibeli diberikan nama
 marga dan nama generasi keluarga.
   
  Sewaktu perang banyak sekali keluarga2 yg berjasa terhadap emperor - dan 
sebagai kehormatan dari emperor mereka diberikan nama keluarga emperor.  Sejak 
waktu itu biasanya mereka dianggap sebagai keluarga emperor.  
  Didalam jaman peperangan emperor sering memakai pasukan2 dan jendral2 dari 
suku2 SiungNu dari Utara yg terkenal keberaniannya. Diantara mereka yg berjasa 
ada bbp yg diberikan kehormatan ini. Kehormatan yg mereka dpt ialah selain nama 
emperor - dia dianggap sebagai suku Han.
   
  Andreas
   
   
  Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Saya tertarik untuk menanggapi masalah ganti marga yang dikemukakan 
oleh 
Bung Daz ini.

Saya kira, marga diciptakan oleh leluhur Tionghoa kuno untuk menekankan 
kelangsungan garis keturunan sebuah keluarga. Mengadopsi marga ayah di 
dalam kebudayaan Tionghoa yang patrilineal sudah menjadi satu tradisi, 
kalau bukan disebut keharusan. Namun, apakah ini tidak ada kecualinya? 
Tentu saja ada.

Sebenarnya, masalah mengadopsi marga bukan hanya semata2 menunjukkan 
bahwa si anu itu anak dari si ana, namun lebih luas mencakup:

1. Nilai penghormatan kepada keluarga dan leluhur
2. Simbol kebanggaan dan identitas
3. Memudahkan untuk melacak kampung halaman, garis silsilah sampai 
kepada beberapa ratus tahun yang lalu
4. Menentukan jauh dekatnya hubungan darah (orang semarga dilarang menikah)

Untuk mengganti marga, dulu mungkin lebih sulit karena tradisi masih 
dipegang erat, karena mengganti marga, tidak mengikuti marga orang tua 
merupakan melambangkan sikap tidak berbakti, namun tetap saja ada 
pengecualian.

Setahu saya, di dalam sejarah Tiongkok, penggantian marga di zaman dulu 
dapat terealisasi bila:

1. Marga baru diberikan orang tua, artinya orang tua menyetujuinya 
(leluhur marga Jiang dari klan Liugui mendapatkan marganya dari ayahnya 
yang bermarga Weng)
2. Mendapat marga baru dari Kaisar (Cheng Ho mendapatkan marga Cheng 
dari kekaisaran)
3. Mengubah marga sendiri karena keselamatan keluarga terancam (seorang 
pembunuh yang gagal melakukan percobaan pembunuhan terhadap Qin Shihuang 
mengubah marga menjadi Diwu demi meyelamatkan diri)
4. Mengadopsi marga keluarga angkat
5. Istri dianggap sebagai keluarga suami, dan harus mengadopsi marga 
suami (Song Meiling, istri Chiang Kaishek sering disebut sebagai Chiang 
Soong Meiling)

Di zaman Hindia Belanda dan awal kemerdekaan banyak dari orang2 Tionghoa 
di pedesaan yang menikah, namun tidak mendaftarkan secara resmi ke 
kantor catatan sipil. Secara hukum, pernikahan seperti ini tidak 
dianggap legal oleh pemerintah. Oleh karena itu, dalam membuat akte 
kelahiran anak dari pasangan seperti itu, marga sang anak tidak 
diperbolehkan mengikuti marga sang ayah, melainkan marga sang ibu. Orang 
tua saya adalah salah satu contoh nyata.

Begitu dulu penjelasan saya.

Rinto Jiang

daz wrote:
> Rekan-rekan,
> minta masukan buat nama Tionghoa untuk anak laki-laki lahir pada bulan 
> Januari.
> Tanpa marga dan mengesampingkan shio/tahun dan tanggal lahir.
> Namanya mencerminkan anak innocent dan calon penghuni surga Firdaus, 
> karena nama belakang keluarga adalah Firdaus.
>
> Adakah syarat2 tertentu untuk memutuskan/menghilangkan marga terdahulu 
> dan membuat marga baru??
>
> Terima kasih
> _ 

[Non-text portions of this message have been removed]



         


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke