Cuplikan dari Milis Kristen
khabarnya, di tempat asal kelahirannya,
imlek adalah "hari baik" awal musim tanam.
Mereka bekerja keras dan berdoa kepada tuhan,
para dewa & leluhur untuk panen akan datang yang berlimpah.

selama itu, pikiran yang positif sangat dijaga.
dan ini tergambar dalam 15 hari perayaan meriah,
yang diakhiri Chap Goh Meh,
bertepatan dengan bulan purnama pertama di tahun yang baru.
penuh kegembiraan dengan saling menyapa dan
saling mendoakan sesama agar terwujud Fa (tumbuh/berkembang)
dan Cai (makmur).

saudaraku dan sobatku yang terkasih,
Gongxi Fa cai

dan khususnya

Gongxi Facai, Hongbao nalai

"Happy New Year, now give me a red envelope."


Tulisan ini saya ambil dari milis cyber-gki (GKI dari singkatan Gereja
Kristen Indonesia).  Nah saya masukkan tulisan ini untuk kita sama-sama
berpikir : Layakkah suatu Generalisasi itu ?
Orang Kristen ada yang mengutuk Budaya Tionghua apakah layak mengatakan
bahwa Kristen mengutuk budaya tionghua karena dia Kristen ?.  Sebagaimana
anggapan algojo Poso untuk menjustifikasi pemenggalan kepala 3 orang siswi
SMA, sebagaimana OBL merencanakan pengeboman Amrik atawa sebagaimana si
Presiden Semak-Semak memerintahkan penyerbuan Irak.  Jadi generalisasi itu
bahaya, karena yang digeneralisasi ya tentunya sakit dan ber-reaksi.  Apa
tulisan sdr Miharja itu termasuk generalisasi, ya kita fahami sendiri lah,
tapi sebagaimana kita tidak ingin digeneralisasi bahwa orang tionghua itu
korup, lha wong dewa dapur saja disogok dengan makanan manis agar tidak
ngomong yang bukan-bukan di sorga, maka jangan menggeneralisasi kelompok
lain.

Best regards, Tantono Subagyo


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to