Dear all,

Memang kekeliruan yang terlanjur dipercaya selama ini ialah
mengkaitkan feng shui dengan agama, mengindentikan feng shui dengan
mistik, supernatural dan sejenisnya.

Yang sebenarnya feng shui tidak pernah, bukan, dan tidak akan pernah
menjadi sistem kepercayaan, juga tidak pernah, bukan dan tidak akan
pernah menjadi suatu hal yang mistik, misterius dan sejenisnya. Feng
shui dapat dan boleh diaplikasikan oleh semua orang dari latar
belakang agama apapun. Yang diperlukan hanya open minded attitude.


Feng shui banyak definisinya. Ada yang bilang sebagai suatu cara
menyelaraskan diri dengan lingkungan, cara untuk mengatur rumah dan
furniture, dan aneka penjelasannya. Semuanya itu ada betulnya, karena
feng shui memang cukup luas scopenya. Yang pasti feng shui mengajarkan
untuk keselarasan dan keseimbangan, dalam maupun luar diri kita.

Kerancuan mengenai feng shui, terutama di Indonesia, disebabkan oleh
minimnya informasi mengenai budaya Tionghoa selama rejim suharto.
Tidak aneh kalau sebagai salah satu budaya Tionghoa, feng shui menjadi
sesuatu yang asing, bahkan bagi warga keturunan Tionghoa nya sendiri.

Sebagai sesuatu yang berasal dan berkembang di Tiongkok, wajar saja
kalau feng shui memakai banyak istilah-istilah Tionghoa (white tiger,
green dragon, pa kua, qi, yin yang, dan lainnya). 

Dalam budaya Tionghoa, naga adalah sesuatu yang baik dan membawa
berkah. Nah karena dalam budaya Barat, naga adalah simbol ketidak
baikan maka banyak pihak yang memanfaatkan pemakaian istilah dan
simbol naga dalam feng shui sebagai alat untuk mendeskreditkan feng
shui. Ini adalah tindakan yang tidak bijaksana.

Faktor utama lain ialah pengaruh agama, karena harus diakui dalam
ajaran agama tertentu, feng shui di tabukan dan dilarang. Padahal ini
disebabkan ke tidakmengertian apa feng shui itu.

Faktor lain yang tak kalah penting ialah kesalahan sebagian praktisi
sendiri. Dalam praktek, mereka memasukan unsur non feng shui (tarot,
menerawang, baca aura, dan kemampuan paranormal lainnya). Hal ini
menyebabkan masyarakat mengasosiasikan feng shui itu magik, padahal bukan.

Alasan ekonomi(bisa mencharge lebih mahal), lebih mantap dan pede
kalau pakai paranormal, dan aneka alasan lainnya memang adalah
sepenuhnya hak praktisi yang bersangkutan.  Tetapi efeknya ialah feng
shui yang kena imbas dan disalah tafsirkan.

Tidak sedikit pula praktisi yang juga adalah sales feng shui products.
Sedikit-dikit harus beli dan pasang ini itu di tempat tertentu.
Padahal feng shui jauh lebih dari sekedar menaruh patung atau benda
tertentu. Bahkan ada juga penulis feng shui terkenal yang menjadikan
buku karangannya sebagai marketing tools untuk feng shui products.
Prilaku praktisi seperti diatas ikut membuat "rusaknya" pengertian apa
feng shui itu yang sebenarnya.
Memang kenyataan yang disayangkan, karena ulah sebagian kalangan
praktisi feng shui sendiri lah yang merusak citra feng shui.
Tetapi kenyataan ini adalah normal, di profesi apapun selalu saja ada
beberapa "bad apples." :) :)


Ada pula pihak yang apriori terhadap feng shui karena memang
karakternya yang serba skeptis dan sinis, serba tidak percaya.:)


Yang pasti hampir semua hal yang dianjurkan dan atau dilarang dalam
ilmu dan teknik feng shui itu ada penjelasan yang dapat diterima
nalar. Harus diakui ada juga hal-hal yang tidak atau susah dijelaskan
secara ilmiah. Tetapi ini wajar, bukankah dalam hidup tidak semua hal
bisa kita kaitkan dengan logika. Karena manusia tidak hanya dibekali
dengan otak, tetapi juga dianugrahi dengan hati nurani dan perasaan.

Jadi akan lebih bijak sebelum apriori dan men judge feng shui, kenal
dan pahami terlebih dulu. Tak kenal maka tak sayang !

Salam sejahtera.
[EMAIL PROTECTED]

Reply via email to