Sedikit koreksi:
> > Sedangkan nama "barongsai" adalah gabungan dari kata Barong 
dalam bahasa
> > Jawa dan Sai = Singa dalam bahasa dialek Hokkian. Singa menurut 
orang
> > Tionghoa ini melambangkan kebahagiaan dan kegembiraan.
Kata barongsai adalah murni adaptasi dari bahasa mandarin yang 
berbunyi "Wu Lung Sai" yang artinya Tarian Naga dan Singa, jadi 
bukanlah gabungan dari bahasa jawa (Barong), dan mandarin (Sai)
Trims
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> 
> 
> Terima kasih Mang Ucup. artikel ini sangat membantu saya dan 
beberapa artikel
> mailist Budaya Tionghoa ini memperkaya wawasan saya tentang Cap Go 
Meh.
> beberapa elemen masyarakat Surabaya bergabung untuk menggelar 
Parade 108
> Barongsai dan bertekad memecahkan REKOR MURI dalam rangka Perayaan 
Cap Go Meh
> di Surabaya.
> 
> acara ini diprakarsai oleh Televisi lokal Jawa Timur JTV, Kya-kya 
Kembang Jepun,
> Pengurus Besar PERSOBARIN -Persatuan Seni dan Barongsai Indonesia- 
Sanggar Agung
> dan beberapa perusahaan. Parade 108 Barongsai ini akan berpawai 
sejauh 8
> kilometer dari Jalan Kembang Jepun sampai Pantai Kenjeran Surabaya.
> 
> Walikota dan wakilnya serta beberapa pejabat tinggi kota Surbaya 
direncanakan
> akan memberangkatkan arak2an ini pukul 08:00 pagi di Kya-kya 
Kembang Jepun
> tgl.4 maret 2007. finish di depan Four Faced Budha kenjeran, 
rombongan
> diperkirakan tiba pukul 11:00. diterima oleh Dahlan Iskan Ketua 
Umum PB
> Persobarin (CEO Jawa Pos Group).
> 
> angka sembilan menjadi angka kunci acara ini. tahun 2007 jumlahnya 
sembilan. dan
> peserta arak2an nanti, meskipun terdaftar 120 peserta; yang di 
MURI kan tetap
> 108 jumlahnya ....sembilan :)
> 
> kapan Mang Ucup dan rekan2 mailing-list Budaya Tionghoa ke 
Surabaya?
> Purwacaraka Band akan menyambut semua peserta parade ini di tempat 
Finish.
> saya tunggu!
> 
> banyak tabik,
> Fred
> 
> 
> 
> Quoting MANGUCUP <[EMAIL PROTECTED]>:
> 
> > Cap Go Meh adalah lafal dialek Tio Ciu dan Hokkian. Artinya 
malam 15.
> > sedangkan lafal dialek Hakka Cang Njiat Pan. Artinya pertengahan 
bulan satu.
> > Di daratan Tiongkok dinamakan Yuan Xiau Jie dalam bahasa 
Mandarin artinya
> > festival malam bulan satu. Capgome mulai dirayakan di Indonesia 
sejak abad
> > ke 17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan. 
Semasa dinasti
> > Han, pada malam capgome tersebut, raja sendiri khusus keluar 
istana untuk
> > turut merayakan bersama dengan rakyatnya.
> >
> > Setiap hari raya baik religius maupun tradisi budaya ada asal- 
usulnya. Pada
> > saat dinasti Zhou (770 - 256 SM) setiap tanggal 15 malam bulan 
satu Imlek
> > para petani memasang lampion-lampion yang dinamakan Chau Tian 
Can di
> > sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-
binatang perusak
> > tanaman. Memasang lampion-lampion selain bermanfaat mengusir 
hama, kini
> > tercipta pemandangan yang indah dimalam hari tanggal 15 bulan 
satu. Dan
> > untuk menakuti atau mengusir binatang-binatang perusak tanaman, 
mereka
> > menambah segala bunyi-bunyian serta bermain barongsai, agar 
lebih ramai dan
> > bermanfaat bagi petani. Kepercayaan dan tradisi budaya ini 
berlanjut turun
> > menurun, baik didaratan Tiongkok maupun diperantauan diseluruh 
dunia. Ini
> > adalah salah satu versi darimana asal muasalnya Capgome.
> >
> > Di barat Capgome dinilai sebagai pesta karnevalnya etnis 
Tionghoa, karena
> > adanya pawai yang pada umumnya dimulai dari Kelenteng. Kelenteng 
adalah
> > penyebutan secara keseluruhan untuk tempat ibadah "Tri Dharma" 
(Buddhism ,
> > Taoism dan Confuciusm). Nama Kelenteng sekarang ini sudah 
dirubah menjadi
> > Vihara yang sebenarnya merupakan sebutan bagi rumah ibadah agama 
Buddha. Hal
> > ini terjadi sejak pemerintah tidak mengakui keberadaannya agama 
Kong Hu Chu
> > sebagai agama.
> >
> > Sedangkan sebutan nama Kelenteng itu sendiri, bukannya berasal 
dari bahasa
> > China, melainkan berasal dari bahasa Jawa, yang diambil dari 
perkataan
> > "kelintingan" – lonceng kecil, karena bunyi-bunyian inilah yang 
sering
> > keluar dari Kelenteng, sehingga mereka menamakannya Kelenteng. 
Orang
> > Tionghoa sendiri menamakan Kelenteng itu, sebagai Bio baca Miao. 
Wen Miao
> > adalah bio untuk menghormati Confucius dan Wu Miao adalah untuk 
menghormati
> > Guan Gong.
> >
> > Cagomeh juga dikenal sebagai acara pawai menggotong joli 
Toapekong untuk
> > diarak keluar dari Kelenteng. Toapekong (Hakka = Taipakkung, 
Mandarin =
> > Dabogong) berarti secara harfiah eyang buyut untuk makna kiasan 
bagi dewa
> > yang pada umumnya merupakan seorang kakek yang udah tua. "Da Bo 
Gong" ini
> > sebenarnya adalah sebutan untuk para leluhur yang merantau atau 
para pioner
> > dalam mengembangkan komunitas Tionghoa. Jadi istilah Da Bo Gong 
itu sendiri
> > tidak dikenal di Tiongkok.
> >
> > Cagomeh tanpa adanya barongsai dan liong (naga) rasanya tidaklah 
komplit.
> > Tarian barongsay atau tarian singa biasanya disebut "Nong Shi".
> >
> > Sedangkan nama "barongsai" adalah gabungan dari kata Barong 
dalam bahasa
> > Jawa dan Sai = Singa dalam bahasa dialek Hokkian. Singa menurut 
orang
> > Tionghoa ini melambangkan kebahagiaan dan kegembiraan.
> >
> > Ada dua macam jenis macam tarian barongsay yang satu lebih 
dikenal sebagai
> > Singa Utara yang penampilannya lebih natural sebab tanpa tanduk, 
sedangkan
> > Singa Selatan memiliki tanduk dan sisik jadi mirip dengan 
binatang Qilin
> > (kuda naga yang bertanduk).
> >
> > Seperti layaknya binatang-binatang lainnya juga, maka barongsai 
juga harus
> > diberi makan berupa Angpau yang ditempeli dengan sayuran selada 
air yang
> > lazim disebut "Lay See". Untuk melakukan tarian makan laysee 
(Chai Qing) ini
> > para pemain harus mampu melakukan loncatan tinggi, sehingga 
ketika dahulu
> > para pemain barongsai, hanya dimainkan oleh orang-orang yang 
memiliki
> > kemampuan silat – "Hokkian = kun tao" yang berasal dari bahasa 
Mandarin Quan
> > Dao (Kepala kepalan atau tinju), tetapi sekarang lebih dikenal 
dengan kata
> > Wu Shu, padahal artinya Wu Shu sendiri itu adalah seni 
menghentikan
> > kekerasan.
> >
> > Didepan barongsai selalu terdapat seorang penari lainnya yang 
menggunakan
> > topeng sambil membawa kipas. Biasanya disebut Shi Zi Lang dan 
penari inilah
> > yang menggiring barongsai untuk meloncat atau bermain atraksi 
serta memetik
> > sayuran. Sedangkan penari dengan topeng Buddha tertawa disebut 
Xiao Mian Fo.
> >
> > Pada awalnya tarian barongsai ini tidak pernah dikaitkan dengan 
ritual
> > keagamaan manapun juga, tetapi akhirnya karena rakyat percaya, 
bahwa
> > barongsai itu dapat mengusir hawa-hawa buruk dan roh-roh jahat. 
Jadi budaya
> > atau kepercayaan rakyat itulah yang akhirnya dimanfaatkan atau 
bersinergi
> > dengan lembaga keagamaan.
> >
> > Walaupun demikian pada saat sekarang ini sudah ada aliran modern 
lainnya
> > yang tidak mengkaitkan dengan upacara keagamaan sama sekali, 
karena mereka
> > menilai barongsai hanya sekedar asesories untuk nari atau media
> > entertainment saja, seperti juga halnya dengan payung untuk tari 
payung,
> > atau topeng dalam tarian topeng.
> >
> > Barongsai sebenarnya sudah populer sejak zaman periode tiga 
kerajaan (Wu,
> > Wei & Shu Han) tahun 220 – 280 M.
> >
> > Pada saat itu ketika raja Song Wen sedang kewalahan menghadapi 
serangan
> > pasukan gajah Raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Panglimanya yang 
bernama
> > Zhing Que mempunyai ide yang jenius dengan membuat boneka-boneka 
singa
> > tiruan untuk mengusir pasukan raja Fan. Ternyata usahanya itu 
berhasil
> > sehingga sejak saat ini mulailah melegenda tarian barongsai 
tersebut hingga
> > kini.
> >
> > Tarian naga (liong) disebut "Nong Long". Binatang mitologi ini 
selalu
> > digambarkan memiliki kepala unta, bertaring serigala dan 
bertanduk
> > menjangan.
> >
> > Naga di Cina dianggap sebagai dewa pelindung, yang bisa 
memberikan rejeki,
> > kekuatan, kesuburan dan juga air. Air di Cina merupakan lambang 
rejeki,
> > karena kebanyakan dari mereka hidup dari bercocok tanam, maka 
dari itu
> > mereka sangat menggantungkan hidupnya dari air. Semua kaisar di 
Cina
> > menggunakan lambang naga, maka dari itu mereka duduk di 
singgasana naga,
> > tempat tidur naga, dan memakai pakaian kemahkotaan naga. Orang 
Cina akan
> > merasa bahagia apabila mendapatkan seorang putera yang lahir di 
tahun naga.
> >
> > Kita bisa melihat apakah ini naga lambang dari seorang kaisar 
ataukah bukan
> > dari jumlah jari di cakarnya. Hanya kaisar yang boleh 
menggunakan gambar
> > naga dengan lima jari di cakarnya, sedangkan untuk para pejabat 
lainnya
> > hanya 4 jari. Bagi rakyat biasa yang menggunakan lambang naga 
cakarnya hanya
> > boleh memiliki 3 jari saja. Naga itu memiliki tiga macam warna, 
hijau, biru
> > dan merah, dari warna naga tersebut kita bisa melihat 
kesaktiannya. Naga
> > warna kuning adalah naga yang melambangkan raja.
> >
> > Pada umumnya untuk tarian naga ini dibuatkan naga yang 
panjangnya sekitar 35
> > m dan dibagi dalam 9 bagian, tetapi ketika mereka menyambut 
tahun baru
> > millennium di China pernah dibuat naga yang panjangnya 3.500 
meter dan
> > dimainkannya di atas Tembok Besar China.
> >
> > Naga tidak selalu dihormati, sebab apabila ada musim kemarau 
berkepanjangan,
> > maka para petani mengadakan upacara menjemur naga yang dibuat 
dari tanah
> > liat untuk membalas dendam atau mendemo sang Naga yang tidak mau 
menurukan
> > hujan, seakan-akan kaum tani tersebut ingin menyatakan "Rasain 
Lho kering
> > dan panasnya musim kemarau ini!"
> >
> > Terutama di Jkt dan sekitarnya rasanya kurang komplit apabila 
pawai Capgome
> > ini tanpa di iringi oleh para pemain musik „Tanjidor" yang 
menggunakan
> > instrument musik trompet, tambur dan bajidor (Bedug). Orkes ini 
sudah
> > dikenal sejak abad ke 18. Konon Valckenier gubenur Belanda pada 
saat itu
> > sudah memiliki rombongan orkes tanjidor yang terdiri dari 15 
orang pemain
> > musik. Tanjidor biasanya hanya dimainkan oleh para budak-budak, 
oleh sebab
> > itulah musik Tanjidor ini juga sering disebut sebagai „Sklaven 
Orkest".
> >
> > Apabila Anda ingin membaca lebih banyak lagi mengenai China 
maupun budayanya
> > silahkan simak di www.budaya-tionghoa.org atau bergabung menjadi 
member
> > mailist di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/
> >
> > Mang Ucup
> > Email: [EMAIL PROTECTED]
> > Homepage: www.mangucup.org
> >
> > --
> > Internal Virus Database is out-of-date.
> > Checked by AVG Free Edition.
> > Version: 7.5.432 / Virus Database: 268.15.24/592 - Release Date: 
18-12-2006
> > 13:45
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> >
> > .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
> >
> > .: Pertanyaan? Ajukan di 
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> >
> > .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua 
http://iccsg.wordpress.com :.
> >
> >
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
>


Kirim email ke