tadi malam saya nonton acara musin anak2 di  Zhejiang TV, yg menarik untuk saya 
adalah disain kostum untuk anak2 perempuannya, cukup simple, model2nya kayak 
baju pramugari Cathay Pacific lah, cuman putih krem trus semua pinggirnya ada 
lis merah, kancing depannya khas baju perempuan Tghoa dengan kacing simpulnya 
juga merah. 

Yg saya pikirkan setelah nonton itu adalah teringat pada Malaysia dan 
Singapore, yg mana sama dengan Tiongkok yg juga punya pakaian khas, para 
peranakan di kedua negara itu juga "punya" pakaian khas, yaitu kebaya dan batik 
peranakan.

Apa yg saya pikirkan adalah, apakah kita juga "perlu" menampilkan budaya 
peranakan Tionghoa khas Indonesia? Saya lagi kebayang2 bagaimana kalau 
atasannya adalah kebaya encim lalu bawahnya bisa modifikasi apa aja, bisa rok 
modern atau kebaya tetapi disainnya adalah batik peranakan, mungkin bisa 
dipilih batik Lasem. Kenapa demikian, karena mayoritas Tionghoa yg ada di 
Indonesia saat ini adalah Tionghoa peranakan, keturunan, bukan Tionghoa asli 
Tiongkok seperti generasi2 pertama dulu. Saya jadi teringat ucapan seorang 
teman asal Indonesia yg minggu lalu iseng2 saya tanya, "eh..kamu khan orang 
Tionghoa ya? lalu jawabnya: "hah?? bukan, bukan, gua orang Indonesia keturunan 
Tionghoa, keturunan, bukan Tionghoa." Nah!!

Saya coba keluarkan gagasan ini karena sepertinya kita lebih sering bicara 
melulu ttg "mainland's culture" dan tidak berbicara tentang "apa yg harus kita 
lakukan untuk memperkuat jati diri sebagai seorang KETURUNAN Tionghoa di bumi 
Indonesia". Perlu "re-posisi/repositioning" seperti kata Pak Hermawan K.? 
Tentunya repositioning our identity.

eddy @ beijing


 
____________________________________________________________________________________
Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
http://new.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to