Perang Tiongkok-Japan telah berachir dengen kalah'nja Tiongkok haroes djangan loepa jang Japan ada satoe negri ketjil, jang pada itoe tempo baroe sadja maoe mendjadi besar, tida oesah di boeat heran jang itoe kekalahan di pandang enteng sekali oleh negri² barat. Begitoelah negri² barat telah brani meminta beberapa kota dan poelaoe. Segera kita liat Port Arthur djatoh dalem tangan'nja Rusland, Tsingtao pada Duischland, Weihaiwei dan Kowloon pada Engeland dan Kwangchowan pada Frankrijk. Dengen ada'nja ini, orang bisa mengerti, boekan sedikit Tiongkok dapet hinaan. Dr. Sun Yat Sen ini ada satoe alesan tjoekoep aken bilang jang pembesar² Tiongkok kasih diri'nja di beli, dengen maksoed bikin padet kantong sendiri.
Kabaran jang Kok Bo Tsu Shi goenaken pindjeman negri boeat bikin kapal-plesiran marmer di astana'nja, mengasih alesan lebih pada Dr. Sun jang pemerentah Manchu tida djalanken pemerentahan'nja dengen bener. Sehabis bitjara dengen markies Li Hung Chang, ia pergi ke oetara. Di lembah Yangtsze ia atoer segala apa jang perloe oentoek ia poenja pekerdja'an merobah. Doeloe soedah pernah orang berboeat demikian, tapi tida dengen tjara sebagimana ia berboeat sekarang. Dan ini tjara djoega membikin Dr. Sun Yat Sen beroentoeng roeboehken pemerentah Monarchie dari 2000 taon toea'nja dalem tempo separoh dari oesia manoesia. (bersamboeng; Pengalaman'nja di loear Tiongkok dan kedoedoekan'nja dari ia poenja ) [Non-text portions of this message have been removed]