Saya sebetulnya secara garis besar setuju dnge=an pendapat bahwa jikalau ada 
masyarakat yg ingin memakai ajaran Kungtze sebagai aliran penghidupan ethic - 
agama ,memang terserah pada penganutnya masing2.
  Didalam kepercayaan tidak ada undang2 yg dogmatic harus begin dan harus 
begitu. Jikalau Matakin berpendapat mereka aliran agama Kongkauw itulah hak 
mutlak mereka dan kita tidak perlu gugat kepercayaan mereka. Tujuan semua agama 
adalah agar kita sesama manusia hidup dgn damai satu sama lain. Ini dicapai dgn 
ajaran Kungtze. 
   
  Saya juga menulis dimana agama Shinto dan ajaran Kungtze dipakai oleh 
Tokugawa untuk mendapat perdamaian didalam kepulauan Japang ini. Di dlm 
masyarakat Jepang jaman tsb. posisi setiap individu ditetapkan sedari lahir - 
kurang lebih seperti kasta diagama Hindu - tetapi lebih banyak variablenya. 
Melanggar ini peraturan adalah hukum [bisa hukum mati]
   
  Saya menulis keadaan keluarga KungTze sendiri yg berada diChina - dan cara 
mereka beribadah. Memang image dari KungTze dihormati dan juga image dari 
leluhur kita  jadi in principle kalau penyembahan ini dianggap sebagai tradisi 
dari KungTze juga tidak salah - dan jikalau ini penyembahan dianggap sebagai 
agama - ini juga hak penganut. Saya menulis email tsb untuk melihat keadaan 
diluar Indonesia - agar jangan mendapat cultural shock jikalau ada keturunan 
direct dari Kungtze mengunjungi kelenteng atau mengunjungi gereja kristen.
   
  Pendeknya saya memberikan overview dimana ini masih teguh dan dimana sudah 
cair. Didalam penguji suatu agama atau kepercayaan saya selalu harus melihat 
plus atau minusnya - sama dgn keadaan saya sebagai katholiek - saya tahu bahwa 
bbp kepala gereja - pope yg bersifat jahat incl. pope Pius yg terachir sebagai 
Nazi. Tetapi ini tidak merubah agama saya untuk menjadi islam atau menjadi 
agama maya. Agama dibingbing oleh manusia dan mereka semua ada cacatnya - 
tetapi ini tidak berarti agamanya juga cacat.
   
  Andreas 

Narpati Pradana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Kalau mau sederhana sih
1. kalau ada sekelompok orang yang menyatakan diri memeluknya dan menyatakan
bahwa itu agama. Ya sudah.. terima aja itu agama. Gak usah diperdebatkan
definisinya..

2. kalau ada sekelompok orang yang sangat meyakininya namun tidak menganggap
bahwa itu agama karena berbagai alasan (misal: terlalu membatasi diri,
terlalu formal) namun agama-agama lain tidak cocok buat keyakinan tersebut
maka ya.. gak usah disebut agama tetapi jangan dipaksa masuk agama 'resmi'.
(orang-orang kepercayaan banyak yang tidak mau mengakui kepercayaannya
sebagai agama, tetapi mereka juga gak cocok dengan 'agama resmi')

Mudah dan sederhana. Gak perlu diributkan.

Buatku pribadi sih sesuatu bisa disebut sebagai
agama<http://cacianqalbukunderemp.blogspot.com/2006/06/definisi-agama-dan-diskriminasi.html>bila
1. membentuk komunitas yang mempunyai keterikatan terhadap komunitas.

2. memiliki seperangkat peraturan mengenai perilaku (moral dan etika) yang
harus dipatuhi oleh warganya.

3. memiliki upacara atau ritual untuk menjaga ikatan tersebut (meneguhkan
identitas dan mewariskan ke generasi selanjutnya)

4. memiliki sistem penghargaan atau hukuman di luar jangkauan manusia
sehingga memaksa warganya patuh secara individual bahkan walaupun tanpa
pengawasan individu lain. (contoh: hukum karma, surga dan neraka, teologi
tentang arwah tersesat dan arwah yang bisa kembali ke pencipta, kemarahan
dewa, kemarahan alam, dll..)

jadi menurutku
1. atheisme dan agnotisme tidak bisa disebut agama karena tidak membentuk
komunitas apapun. Nilai yang mereka pegang biasanya hanyalah untuk diri
mereka sendiri dan tidak pernah dipaksakan pada orang atheis atau agnostik
lain.

2. Komunisme, Sosialisme, Kapitalisme juga sulit disebut agama karena sistem
reward-nya kurang bernuansa 'nun-jauh-di-sana'. Kecuali kalau hukum karma
mau diartikan sebagai aksi-reaksi atau surga dan neraka diartikan kondisi
lingkungan yang tercipta akibat perbuatan kita (ada yang menafsirkan seperti
itu).

Lagipula,
kembali ke awal tulisanku,
lepas dari perdebatan definisi agama,
kurasa gak ada seorang atheis yang mengatakan keyakinannya sebagai agama.
Tidak ada orang agnotis yang mengatakan keyakinannya sebagai agama. Tidak
ada seorang komunis, sefanatik apapun, yang mengatakan pahamnya sebagai
agama. Jadi yah.. gak usah diseret-seret sebagai agama.

Apakah KHC adalah agama?
Berhubung ada penganutnya yang menganggap itu agama, kalau menurutku, apapun
pandangan kita tentang KHC, ya... hargai pendapat penganutnya yang
mengatakan KHC adalah agama.

Sekedar tulisan picisan dariku,
maaf,
Narpati W.A. Pradana

On 3/12/07, ulysee_me2 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Jadi kalau mau mendiskusikan Konghucu itu agama atau bukan,
> disamakan dulu pengertian agamanya. Mau pakai pengertian yang mana?
> Mau mengacu kepada A-gama yang jalan supaya tidak kacau
> atau ma mengacu kepada pengertian agama yang religius.
> Kalau dasarnya udah sama, baru dilanjutkan lagi.
>
>
>
>

-- 
help thy brother, just or unjust

[Non-text portions of this message have been removed]



         


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke