Wehehehe, maap yah zhou xiong, 
Soalnya waktu itu juga gue beranggapan Anda salah kaprah dalam
mentafsirkan dosa asal, makanya disemprot getoh ama lookay. 
 
Nah sekarang Anda ujug-ujug ngomongin ‘dosa’ 
ya menurut gue mah tidak nyambung kalau dimaksudkan untuk mereply Tan
Lookay. 
Udah lain permasalahan gitu lhoh.
 
Antara “dosa asal” dan “dosa” jauh bener perbedaannya. 
 
Jadi sekarang ceritanya mau mbahas yang mana nih, 
Mengenai dosa asal atau mengenai dosa? Dan dimana benang merahnya dengan
budaya tionghoa?
 
Mohon diperjelas dulu supaya terang arah diskusinya kemana dan manfaat
apa yang mau diambil. 
 
Kalau soal benturan, Setiap benturan itu menciptakan konflik, 
Dan sesuai budaya timur, biasanya cenderung menghindari benturan,
kecuali kalau udah kepepeeeeet bener.
Sebab prinsipnya khan keselarasan, harmony dan penyesuaian diri. 
 
Beda sama budaya barat yang cenderung membenturkan untuk melihat konflik
yang timbul baru kemudian mencari jalan penyelesaian.
 
Mengenai budaya tionghoa,  dan ajaran semit (yahudi/kristen) kayaknya
benturannya udah bukan benturan budaya lagi, 
tapi udah benturan peradaban, jadi potensial konfliknya lebih gede getoh
lhoh.
 
Mau membenturkan sih bole-bole aja, asal siap dengan manajemen
konfliknya, kira kira begitu deeeehhh.
 
{Yang pusing, yang mau pegang budaya timur dengan cara pikir filsafat
barat, jadinya krisis identitas, kayak gue, hahahaha.}
 
 
 
-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, March 19, 2007 1:18 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] "Dosa" dalam Budaya Tionghoa
 
Terimakasih Uly,

Terimakasih telah menjabarkan pengertian Dosa yang umum kita kenal.
memang
kurang lebih seperti itu.

Anda juga benar, tidak dikenalnya konsep dosa ada hubungannya dengan
tidak
adanya konsep Allah/Tuhan. meskipun ada istilah Tian/langit, tapi
maknanya
berbeda dengan Tuhan/Allah dlm agama Semit. bahkan dalam ajaran Budha
yang
banyak mempengaruhi budaya tionghoa, juga tak dikenal konsep ini.

Saya memaparkan masalah Dosa ini sebenarnya adalah untuk menanggapi
sanggahan sdr Tantono, saat itu dia keberatan dengan pernyataan saya
bahwa
dalam ajaran khonghucu tak mengenal dosa asal, dia mengatakan"kalau tak
mengerti masalah janganlah bicara"( ini ungkapan halus supaya orang
tutup
mulut. bagaimana dia tahu kalau orang lain tak tahu masalah? sedangkan
dia
sendiri juga tak memaparkan pemikiran yang menunjukkan dia mengerti
masalah?)

Saya sering heran, ketika ada yang memaparkan adanya perbedaan nilai
budaya Tionghoa dengan nilai agama lain, pasti ada penganut agama lain
yang tersinggung, seakan ini menyerang agamanya. padahal, saya hanya
memaparkan perbedaan, saya tidak menilai mana yang baik mana yang buruk.

Ada juga yang alergi dengan istilah"benturan budaya". padahal ini
istilah
umum yang sering dipakai dalam membahas situasi perjumpaan dari berbagai
budaya. "benturan" disini bukan berarti perang kan? mungkin bagi
kebanyakan pekerja sosial lebih senang memaparkan kesamaan dan
menyembunyikan perbedaan, agar misinya mudah tercapai.

salam,
ZFy

> Zhou xiong, saya agak bingung, sebetulnya konsep ¡°dosa¡± yang ada di
> pemikiran zhou xiong itu macam apa?
> Pengertian Dosa yang ¡°umum kita kenal¡± itu yang kayak gimana?
> Tolong dijelaskan dulu gitu lhoh, biar kita orang mengerti bedanya
> dimana.
>
> Howeper, sah-sah aja kalau dibilang Budaya Tionghoa tidak mengenal
> konsep DOSA.
>
> Sebab gue lihat pengertian DOSA, adalah tindakan manusia secara
> perorangan ataupun secara bersama sama yang menyimpang dari kehendak
dan
> hukum ALLAH.
> (dari LAI neeehhh)
> Nah, selama Allah yang berkehendak dan yang menentukan ¡°hukum¡± ini
> tidak dikenal, ya bagaimana orang bisa menyimpang dari kehendak-NYA.
> Kalau tidak mengenal Dia dan kehendakNya, maka tidak bisa dibilang
> menyimpang, jika tidak menyimpang maka tidak berdosa. Ya toh?
>
> Trus masalahnya apa? Hihihi, gue ngga ngerti kenapa ujug-ujug jadi
> ngomongin dosa???
>
>
> -----Original Message-----
> From: budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
> [mailto:budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com] On Behalf Of Skalaras
> Sent: Thursday, March 15, 2007 10:56 AM
> To: budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
> Subject: [budaya_tionghua] "Dosa" dalam Budaya Tionghoa
>
> DOSA dalam Budaya Tionghoa
>
> Dalam posting sebelumnya, saya pernah mengatakan bahwa dalam ajaran
> Confusius tidak mengenal adanya konsep Dosa Asal. Sekarang, lebih jauh
> lagi, saya menyimpulkan bahwa dalam Budaya Tionghoa juga tidak
mengenal
> konsep DOSA.. Untuk membuktikan pemikiran ini, saya mencoba mentelaah
> dari segi bahasa.
>
> Dalam bahasa mandarin kontemporer, kata Dosa umum ditulis dengan
aksara
> ×ï (ZUI). keberadaan aksara ini sebenarnya sudah cukup tua, kita akan
> mudah menemukan aksara ini dalam literatur2 klasik maupun sastra2
> populer seperti cerita silat. Tapi jika kita teliti lebih lanjut, kita
> akan menemukan bahwa kata ×ï( ZUI ) dalam buku2 ini artinya berbeda
> dengan pengertian Dosa yang umum kita kenal.
>
> Jika orang melakukan pelanggaran hukum, orang akan menyebutnya ·¸×ï (
> Fan ZUI ), kejahatan disebut ×ïÐÐ ( ZUI Xing ), penjahat disebut ×ï·¸
(
> ZUI Fan ). Jika dipengadilan diputuskan bersalah, disebut ÓÐ×ï (You
> ZUI). Jika orang mengaku bersalah, akan bilang %
 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke