Untuk lebih jelasnya, tanggapan saya di bawah ini, untuk menjawab pertanyaan “bagaimana masuk ke Taiwan untuk study sebagai 僑生 (Overseas Chinese Student) atau 外籍生 (Foreign Student)”. Kalau seseorang datang ke Taiwan tidak untuk study, maka tidak ada kedua status ini. Nah status apakah? Mungkin ada yang berkapasitas untuk menjawabnya?
Best, Richard Dari pengalaman saya pribadi (dan teman-teman Indonesian Overseas Chinese yang study di Taiwan) : Overseas Chinese Affairs Commission (OCAC) yang berpusat di Taipei, mempunyai perwakilan di Indonesia (di Jakarta – TETO), kemudian di berbagai daerah terdapat wakil representative, saya tuliskan contoh: di kampong saya Semarang, wakil representative ini dipegang oleh seorang guru Mandarin 楊齊 仙 (kalau ngga salah namanya), pada prinsipnya wakil representative OCAC di daerah ini adalah alumni sekolah Taiwan, atau orang Taiwan yang berada di Indonesia (entah apakah dibatasi orang Taiwan yang di Indonesia untuk pengajaran, atau sembarang orang Taiwan di Indonesia di kota tersebut). Jadi saat saya akan mendaftar ujian untuk sekolah tertentu di Taiwan sebagai Overseas Chinese (僑生), saya harus melewati “sponsor” tersebut, kita harus memberikan bukti (baik secara lisan / dokumen), bahwa kita adalah Chinese Descendant. Tentu saja apabila murid ybs bukan keturunan Tionghoa, akan disarankan untuk mengambil jalan lewat Foreign Student (外籍生). Nah setelah saya mendapatkan stempel dari wakil representative di Semarang, berkas kemudian dikirimkan ke Jakarta untuk dicek oleh OCAC Indonesia yang bermarkas di TETO, baru kemudian berkas dikirimkan ke OCAC di Taipei. Kira2x demikian, yang terjadi dan yang pernah saya alami. Jadi, apakah seseorang itu keturunan Tionghoa atau bukan, tidak menjadi masalah untuk sekolah di Taiwan, karena sudah ada quota tersendiri, dan ini menurut hemat saya bukanlah diskriminasi andaikata kita mau memahami secara jelas konteksnya. Best, Richard Ada 2 cara Pak: 1. Kalau mukanya muka Chinese, mata sipit, ya ketahuan dia itu Chinese. 2. Kalau mukanya ga ketahuan Chinese, ya tanya ke orang itu sendiri. Misal orang itu yatim-piatu dan tidak punya saudara lagi sejak umur 3 tahun, dan dia sudah tidak tahu lagi dia itu keturunan atau bukan, ya apa boleh baut. Toh, keturunan/bukan juga masih boleh hidup.:D [Non-text portions of this message have been removed]