Hai ! Ciao Lie, salam kenal !
  Anda mengatakan “debat ilmiah”, sori, tulisan saya sih rasanya kok lebih 
“perasaan” daripada ilmiah. Misalnya saya menulis “10,000” data ini sebatas 
“seingat saya”, bukan data otentik dari suatu sumber yang hitam diatas putih. 
Tetapi juga bukan ngaco seenaknya sendiri lho !
  Saya memperhatikan millist ini lalu ikut berkomentar tujuannya sederhana : 
Tukar pendapat masalah Indonesia keturunan Tionghua, disingkat “IT” (maaf, 
tolong jangan dicampur dengan Information Technology)   ini sebaiknya bagaimana 
? Saya batasi saja para IT yang lahir disini, hidup disini dan akan mati disini 
saja. Dari awal abad 20 sampai sekarang, 100 tahun sudah, IT yang dicap hidup 
makmur di Indonesia ini, dari Oei Tiong Ham sampai Lim Siu Liong kok sepertinya 
tidak nyaman terus terusan, bagaimana sebaiknya !? Tak kurang masyarakat IT 
pribadinya seolah terpelintir : Dulu, demi menunjukkan “Keindonesiaan” tak 
segan menghantam sesama. Sekarang lupa ini Indonesia (kesannya) seolah masih di 
Tiongkok ! Diantara dua ekstrem ini, yang ditengah, masih belum menemukan versi 
yang pas antara Indonesia dan Tionghua ! Kesulitan  yang membingungkan ini 
dilatarbelakangi oleh satu zaman moderen abad 21 yang penuh dinamika : 
Rivalitas antara Amerika dan Tiongkok !  Rivalitas disini
 artinya antara kerjasama dan persaingan yang seru sekali. IT seolah terjepit 
antara kowboy yang jitu tembakannya vc Tay-ci master yang kuat “lwe-kang”nya.  
Rupanya, 50 tahun kedepan rivalitas ini akan eksis terus. Kowboy Amerika bukan 
orang sembarangan, selain “pistol”nya ganas, dia juga pemain “soft power” yang 
ulung : Dengan Amnesti Internasionalnya dituduhlah lawannya sebagai pelanggar 
HAM di sidang PBB ! Sayang, Tay-ci master sudah bukan Yi-he-thuan yang kemarin, 
dengan kelitannya yang cukup lihay, dari tahun ketahun, tuduhan sang rival 
tetap tidak bisa masuk keagenda persidangan. Tentu, sang Tay-ci master tidak 
tinggal diam. Dari depan sulit dilawan, kenapa tidak “diusik” saja dari samping 
atau belakang ?  Sang Tay-ci master masuk kepekarangan belakang sang Kowboy, 
diobok-oboklah Amerika Latin, ahkirnya memuculkan Hugo Zaves, Evo Morales, 
Daniel Ortega dll kowboy-kowboy Indian yang memusingkan ! Dan, yang menakutkan 
bila Sang Tay-ji master berkata, ganti saja kapak
 tomawhacmu dengan rudal jelajah, mau nggak kuajari asal dibayar dengan minyak? 
  Ah! Ngocehnya  berhenti sampai disini sajalah, nanti kebablasan. Sori bagi 
yang jemu membaca ini semua.
  Adu kuat dan adu pintar Sang Kowboy vc Tay-ci Master akan berlangsung terus. 
Besar atau kecil, terang atau gelap, Indonesia akan jadi ajang perterungannya 
juga. Lalu kita, para Indonesia-Tionghua ini bersedia jadi pion-pionnya ? 
Bagaimana Ciao-Lie ? Ikut nulis lagi ya agar lebih seru.
  Salam dari Indarto.Tan
   

       
---------------------------------
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to