--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Tantono Subagyo" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>Semua merasa menjadi pembela Tionghua, saya melihat bahwa Sindhunata 
>(secara salah)  merasa bahwa keterikatan dengan budaya tradisional 
>Tionghua merupakan penghambat asimilasi, tanpa mengingat bahwa 
>budaya ataupun faham tidak dapat diberangus dan akan tetap hidup. 
>Mungkin karena latar belakang militernya.  
>Salam, Tantono
---------------------------------------------------------

Kristoforus Sindhunata  dan Harry Tjan Silalahi, keduanya adalah 
mantan aktivis PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia)   yang 
kemudian menjadi   pengurus  di LPKB (Lembaga Pembinaan Kesatuan 
Bangsa).

Sindhunata pada seminar Angkatan Darat II tahun 1966 di Bandung, 
menyarankan  dalam makalahnya untuk menghentikan  penyiaran, 
penerbitan  dan pendidikan yang berbahasa Tionghoa (Charles A. 
Coppel, Tionghoa Dalam Krisis ) 

"Ia sendiri sebagai seorang Katolik, berpendapat bahwa Konfusianisme 
dengan pemujaannya kepada leluhur , bertanggung jawab terhadap 
orientasi banyak orang Tionghoa kepada leluhur mereka, tanpa 
memandang status nasional masing-masing" (hal 172 ).

Salam
GH


Reply via email to