----- Original Message ----- 
From: Han Hwie Song 
To: C.T. Chan 
Sent: Sunday, September 30, 2007 5:15 PM


Sdr. Sdr. Semilis yang budiman,

 

Polemik mengenai orang Tionghoa interesan, karena kita bisa tahu bagaimana 
keadaan dalam masyarakat Hua Yi yang aktif menulis dalam milis-milis. Dalam hal 
ini tulisan sdr. Chan CT sangat bagus karena beliau menulis apa yang dilihat, 
didengar, dibaca dari pengalaman dalam masyarakat. Beliau mendorong persatuan 
Hua Yi tanpa membedahkan Peranakan dan Totok, karena keduanya mempunyai roots 
yang sama dari tanah leluhur Tiongkok. 

Sdr. Siauw Tiong Djien memperdalam pembicaraannya dan menganjurkan persatuan 
dipandang dari sudut teori masyarakat dan politik dan menjaga jangan sampai 
dibentuknya pikiran yang extrim. Bagi saya kedua tulisan ini perlu dibaca. Dan 
Sdr. Ken Ken menjelaskani kontribusi dari bapak-bapak Siauw Giok Tjhan, Liem 
Koen Hian, Yap Tjwan Bing dalam kemerdekaan Indonesia. Dalam hal ini saya akan 
tambahi Mr. Yap Thiam Hien, Dr. Tjoa Sik Ien etc. Terlalu panjang untuk ditulis 
satu per satu.

Baiklah saya akan cerita secara pendek tentang sejarah dan budaya Tionghoa 
bagaiamana dalam masyarakat Tionghoa sejak generasi orang tua saya:

  1.. Pada jaman generasi orang tua saya kontradiksi lebih banyak lagi antara 
lain perbedahan antara berbagai provinsi, sebagai contoh saya ambil orang 
Hokkian dilarang menikah dengan orang Kheh dan sebaliknya. Juga banyak 
stereotip-stereotip yang dikatakan di belakang masing-masing. Orang Shanghai 
dianggap orang yang terpandai lihatlah nama-nama Shanghai sport, es Shanghai, 
kacang Shanghai, Film Shanghai, Shanghai dress etc. Kalau anda di Hongkong ke 
Salon Shanghai harganya lebih mahal daripada salon Guangzhou. 
Perbedahan-perbedahan ini semua sebenarnya berada di pikiran kita!
  2.. Generasi saya masih ada perbedahan seperti diatas, tetapi karena pengaruh 
pikiran-pikiran Dr. Sun Yat Sen, Dr. Hu Shih, Prof. Chen Tu Siu, Liang Qi Chao, 
etc. dan May Fourth movement, persatuan dianjurkan untuk membangun Tiongkok, 
perbedahan ini sudah mulai melemah. Bahasa Wen Yen dianjurkan diganti dan 
memakai bahasa yang dipakai oleh rakyat umumnya, Putonghua (yang artinya bahasa 
umum), sekarang terkenal dengan bahasa Han Yu atau Mandarin. 
  3.. generasi bawahan saya yang sekarang umur kira-kira 50 tahun perbedahan 
jauh mengurang, mereka terutama mengumpul dalam kumpulan-kumpulan  alumni  
sekolah menengah Tionghoa dulu, seperti di Surabaya sekolah Shin Hua High 
school, Chung Chung, Lian Chung, di Malang Ma Chung etc.etc. Orang-orang ini 
sudah pandai bicara bahasa Indonesia dan membaca Koran Indonesia, umumnya 
mereka mempunyai nama nama yang kedengaran Indonesia dan nama panggilannya nama 
Barat. Mereka lebih realistis pandangannya terhadap bangsa dan Negara Indonesia 
dan mau menjadi warga Negara Indonesia yang baik dan ikut membangun Negara 
Indonesia menuju Negara yang adil dan makmur. Agamanya masih banyak yang 
menganut agama tradisional Tiongkok. Provincialisme dan perbedahan antar Baba 
dan totok jauh mengurang.
  4.. Pemuda dan pemudi sekarang sudah tidak berbedah lagi dengan apa yang 
dikatakan peranakan dan totok, mereka sekolah, kuliah bersama, ke gereja 
bersama, sport bersama, bermain bersama dan jajan bersama etc.etc. 
Ini satu kebenaran, lihat tulisan saya "kesatuan dan Peranakanisasi" kira-kira 
sepuluh hari yang lalu dalam milis-milis. Silahkan sekarang saya bercerita 
sedikit tentang budaya Tionghoa meskipun saya bukan sinolog, tetapi saya pernah 
tinggal di Shanghai 7 tahun dan budaya Tionghoa adalah hobby saya.

Kalau anda berasa satu bagian dan anggota dari masyarakat Indonesia dimana Hua 
Yi salah satu sukunya, anda tidak mendiskriminasi, tidak membedahkan antar anda 
dan saya, karena anda hidup ditengah-tengah masyarakat. Sebagai seorang Hua Yi 
budaya Tionghoa dan perasaan ketionghoan tetap ada pada anda, ini sudah bawaan 
anda, karena anda dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua Tionghoa yang 
rootsnya di Tiongkok daratan. Ini satu kebeneran, membantah ini saya rasa 
adalah hipokrit.  Semua kesatuan mempunyai golongan-golongan, kelihatannya 
mereka berdiri sendir-sendiri, tetapi kalau kita lihat esensinya, mereka ada 
hubungan yang erat satu dengan yang lainnya dan tidak dapat dibedakan dari 
keseluruannya! Maka untuk melihat mendalam ke jantungnya orang Hua Yu harus 
menyelesaikan persoalannya sendiri, golongan lain tidak dapat mengerjakan lebih 
baik. Para pemimpin Tionghoa harus pada waktu-waktu yang tertentu membangun 
kesadaran mereka dan mendorong persatuan.

Alam manusia dihinggapi oleh berbagai macam konflik seperti "anda dan saya", 
"kaya dan miskin," ini mengakibatkan disharmoni karena itu kita harus terus 
waspada jangan sampai tejadi perpecahan. Semua dalam penghidupan ada segi 
positif dan segi negatifnya. Kalau kita hanya melihat segi negatifnya akan 
mengakibatkan kesedihan dan sakit dalam hati, kalau kita disampingnya juga 
melihat segi postifnya maka kita bisa melihat lebih mendalam dan kehidupan 
mempunyai harga, karena setiap hari adalah hari yang baik. 

Dalam pembicaraan tentang perbedahan dalam masyarakat Hua Yi sudilah kiranya 
dihentikan lebih cepat lebih baik, dalam polemik kita pakai bahasa dan tulisan 
(symbol) dari pikiran kita. Bahasa mempunyai keterbatasan dan kebenaran tidak, 
karena lebih panjang polemik, lebih banyak tulisan-tulisan yang mempunyai 
limitation dan ini akan menjauhkan kita dari kebenaran, bahkan menjadi 
kebablasan!

 

Salam persatuan,

 

Dr. Han Hwie-Song

Breda, 29 September  2007

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to