Para milis yth,

Pendapat saya, kalau group CSIS dan yang sependapat merasa bangga 
di-cina-cina-in, ya biar aja.  Tapi ya jangan sok berbicara mewakili komunitas 
Tionghoa lainnya yang tidak sudi.  Sebab mereka tidak pernah diberi mandat dan 
tidak berhak mewakili masyarakat Tionghoa lainnya.

salam,
PK Lim

RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                               
Pak Irawan, penggunaan kata Cina oleh Sindhunata memang sudah di 
 akordir dengan pihak Angkatan Darat dan seluruh jajaran orde baru, 
 untuk meraih posisi anak emas. Ini dilakukan oleh seluruh groupnya di 
 CSIS, dengan pemain2 utamanya, Harry Tjan dan the Wanandi boys..
 
 Arif Budiman, yang awalnya juga jagoan orde baru, mempunyai kesadaran 
 politis yang lain dan lebih ber-naluri kebangsaan, menurut pengamatan 
 saya pribadi.
 
 Bagi kami, komunitas Jawa, kata Wong Cino, sama isinya dengan Wong 
 Londo (orang Belanda), wong Padang, Wong mBatak, Wong Meduro  dan in 
 general, Wong Sabrang (semua yang berasal dari luar Jawa). Kata ini 
 TIDAK mengandung arti merendahkan, sekedar membatasi lingkar budaya, 
 they are all not Javanese. 
 
 Tetapi masyarakat lain, mungkin mempunyai nilai lain, dan saya tahu, 
 banyak yang menggunakan kata ini untuk merendahkan. 
 
 Sudah waktunya kita tak memakai kata ini, walau Sindhunata seribu 
 kali mengatakan ini adalah kata yang OK. We are Indonesians, that's 
 it!
 
 Salam nasional
 
 Danardono
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
 >
 > Terimakasih Pak Chan yang telah mem Fw kan artikle ini . Saya rasa 
 artikel  
 > ini yang paling lengkap dan jelas. 
 > Saya pribadi juga percaya bahwa Prof. Leo Suryadinata di Singapore  
 > berpendapat demikian. Saya hanya ingin share saja , bahwa pada 
 suatu ketika  beberapa 
 > tahun yang lalu datang di LA , seorang anak muda yang bernama 
 Benny  yang 
 > mengaku sebagai murid dari Leo Suryadunata , dia bilang bahwa Leo  
 Suryadinata 
 > tidak menganggap istilah Cina itu adalah penghinaan. Bahkan anak  
 muda ini 
 > bersikeras menggunakan istilah Cina, benar2 kepala batu. Lain 
 halnya  dengan Arief 
 > Budiman ketika bicara dengan kami di LA ,yang menyatakan  kaidahnya 
 kalau kita 
 > memakai istilah Cina , kita tidak akan merasakan  istilah itu 
 bermakna 
 > penghinaan , yang berarti kita akan membuat pihak lawan  tidak 
 berhasil memprovokasi. 
 > Tapi Arief tidak memaksakan kita agar menggunakan  istilah Cina. 
 > Satu lagi kepala batu yang lain adalah Alm .Shindunata waktu di LA 
 dia  malah 
 > bangga ikut dalam rapat angkatan darat waktu merumuskan pemakain  
 istilah 
 > Cina , walaupun sudah diprotes keras tetap bebal, malah tidak tahu  
 malunya di 
 > Jakarta dia bilang bahwa dalam seminar di LA dia memenangkan  
 argumentasi dia, 
 > padahal dia dicerca banyak orang.
 > Saya pribadi tidak marah dan dendam kepada mereka, tapi ini hanya 
 untuk  
 > share saja bahwa diantara kita sendiri masih banyak macam ragamnya.
 >  
 > salam,
 > Dr.Irawan.   
 > 
 > 
 > 
 > ************************************** See what's new at 
 http://www.aol.com
 > 
 > 
 > [Non-text portions of this message have been removed]
 >
 
 
     
                               

 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to