Rencana Penyatuan Aksara Mandarin Diutamakan yang Original �C
Kebijakan Aksara PKC Terpaksa Berubah Arah  
(Oleh reporter Dajiyuan Xin Fei) 

 <http://www.clearwisdom.net/emh/article_images/2007-10-30-london-06.jpg>
<http://www.clearwisdom.net/emh/article_images/2007-10-30-london-06.jpg> 
DIAGRAM MAKNA AKSARA TIONGKOK (gambar oleh Zhang Fuzhang)

(Erabaru.or.id) Para intelektual dari daratan Tiongkok, Taiwan, Korea dan
Jepang dalam lokakarya ke VIII aksara Mandarin internasional yang
diselenggarakan pada akhir Oktober yang lalu telah mencapai kesepakatan,
memutuskan untuk membuat bentuk aksara standar bagi aksara Mandarin yang
sering dipakai, diprioritaskan penggunaan aksara original (Fan Ti Zi atau
Zheng Ti Zi).   

 Untuk sementara ini perdebatan budaya telah mencapai suatu tahapan melalui
suatu rentang waktu agak panjang berkaitan dengan penggunaan dan penghapusan
aksara original (Fan Ti Zi, yang masih dipakai di Taiwan, Hongkong dan
lainnya) atau aksara sederhana/yang telah disingkat (Jian Ti Zi versi PKC).

Diantaranya yang menimbulkan perhatian dunia luar adalah, pihak pejabat
Tiongkok merubah kebijakan aksaranya selama ini, untuk pertama kalinya
mengusulkan slogan: “aksara Jian Ti dan aksara Fan Ti  eksis bersamaan”.

Untuk itu beberapa cendikiawan pada 6 November dikala menerima wawancara
dengan Dajiyuan menyatakan, aksara Zheng Ti (atau Fan Ti ) adalah sari pati
warisan peradaban Tiongkok kuno yang benar-benar mampu menampilkan kebesaran
dan inti kebudayaan tradisional bangsa Tionghoa. Sekarang ini antusias
belajar bahasa Tionghoa di lingkup dunia baru mulai bangkit, sedangkan
ditilik dari masa sejarah kebudayaan yang panjang, aksara Zheng Ti ialah
yang paling patut dan paling memiliki persyaratan untuk menjadi bahasa
global.  Penyatuan bentuk aksara dan melangkah kembali pada aksara Zheng Ti
adalah tuntutan zaman. 

Selain itu para cendikiawan menyatakan pula, bahwa lokakarya kali ini juga
menandakan bahwa kebudayaan dan kebijakan aksara PKC selama ini mengalami
kegagalan dalam pelaksanaannya。Selama berkuasa PKC memanfaatkan penghapusan
dan penyangkalan aksara Zheng Ti dalam upayanya untuk  memutuskan pewarisan
kebudayaan tradisional, semua ini rata-rata mengalami kegagalan.    

RENCANA AKSARA MANDARIN DIPERSATUKAN �C ZHENG TI ZI DIUTAMAKAN  
Menurut berita “Harian Korea”, berdasarkan kesepakatan yang telah dicapai
dalam lokakarya aksara Mandarin internasional kali ini, para pakar bakal
melakukan penyatuan/standarisasi terhadap 5000 aksara standar yang paling
sering dipakai dengan aksara Zheng Ti  sebagai prioritas, jikalau aksara
Mandarin tertentu memiliki bentuk Jian Ti maka akan tetap dipertahankan.  

Sesuai laporan, pertemuan kali ini diselenggarakan oleh biro penelitian
bahasa dan aksara departemen pendidikan Tiongkok bersama kantor team
pimpinan pengembangan internasional bahasa Mandarin.  Juga direncanakan
menyerap anggota baru yang antara lain:  Vienam, Malaysia, Singapore, Hong
Kong, Macao dan daerah lainnya., untuk memperluas lingkup negara-negara
peserta pengguna aksara Mandarin.  Dalam pertemuan tersebut diputuskan untuk
menerbitkan “Kamus penelitian pembanding” dengan aksara Mandarin dari 4
negara, secara bertahap mempersatukan bentuk huruf yang dipakai berbagai
negara. Selain itu juga diputuskan pada tahun depan dilangsungkan lokakarya
ke IX di Seoul. 

 Lokakarya aksara Mandarin internasional dicetuskan pada tahun 1991 di
Korea. Tujuannya adalah mencegah negara-negara Asia timur agar tidak kacau
dalam penggunaan aksara Mandarin yang mempunyai bentuk berbeda-beda,
misalnya aksara Zheng Ti dari Korea dan Taiwan,  aksara Jian Ti dari
Tiongkok dan aksara Lie (goresan singkat)dari Jepang dll, memastikan jumlah
aksara yang sering dipakai dan mendorong standarisasi (penyatuan) bentuk
aksara.  

STANDARDISASI AKSARA MANDARIN DAPAT MENINGKATKAN PENYEBARAN KEBUDAYAAN
TIONGHOA 

Pengarang dan kolumnis The Epoch Times Profesor Zhang Tianliang beranggapan,
penyatuan bentuk aksara Mandarin dengan memprioritaskan aksara Zheng Ti
mempunyai banyak makna positif. Salah satu kelebihan utama aksara Mandarin
adalah bentuk aksaranya yang stabil, walau dengan logat dialek manapun,
lafalnyapun masing-masing berbeda, akan tetapi masih bisa berkomunikasi
dengan cara penulisan. 

Ia berkata, kelebihan aksara Mandarin ini membuat manusia zaman sekarang
masih saja bisa membaca dengan mudah karya sastra dari zaman Han hingga
Qin-awal (2000 s/d 2500 tahun yl). Apabila bentuk aksara Mandarin dirubah,
maka akan menimbulkan lapisan retak pada kebudayaan.。Pekerjaan standarisasi
kali ini, akan meningkatkan selangkah lagi popularitas kebudayaan Tionghoa
dan meningkatkan komunikasi antar bangsa.  

Ia berkata: “Kami pernah menyaksikan orang-orang dulu yang meramal huruf,
semuanya meramal dengan aksara Zheng Ti  sebagai dasarnya. Itu dikarenakan
dikala penciptaan aksara Mandarin, cara penulisan setiap aksara terdapat
sebab-musabab yang sangat mendalam. Dibandingkan dengan aksara Jian Ti,
aksara Zheng Ti lebih mendekati makna aslinya.”  

KEBIJAKAN AKSARA DAN KEBUDAYAAN PKC DIPAKSA BERUBAH ARAH 
Diberitakan, wakil PKC yang hadir dalam lokakarya aksara Mandarin
internasional kali ini antara lain terdapat rektor universitas Anhui: Huang
Dekuan, profesor universitas Beijing: Su Peicheng, Li Dasui dll; Taiwan
diwakili oleh pimpinan perhimpunan aksara Tionghoa: Xu Xuere dan peserta
lainnya. 

 Redaktur majalah “Wang Lu Wen Zhai ” Xu Shuiliang menyatakan, rapat kali
ini walau diselenggarakan oleh pihak birokrat tetapi para peserta kebanyakan
dari cendikiawan dan pakar kalangan umum.  Bila disimpulkan, cendikiawan
yang mendukung pemulihan kebudayaan tradisional Tiongkok telah menduduki
posisi unggul, mereka sepenuhnya berpandangan sama dengan kita untuk
melindungi kebudayaan tradisional dan aksara tradisional, dan selama
beberapa tahun ini menolak kebijakan aksara dan kebudayaan PKC. Ini
menandakan kebijakan aksara dan kebudayaan PKC selama ini gagal dalam
menghadapi realita, dan mau tak mau kebijakannya harus dirubah. 

Ia berkata: “Dalam situasi dewasa ini, kebijakan kebudayaan dan aksara PKC
masih berdayaguna, bisa mencapai <aksara Jian Ti dan aksara Zheng Ti eksis
bersamaan> sudah merupakan suatu terobosan, kelak secara perlahan dapat
mengarah ke penggunaan aksara Zheng Ti.” 

Mengenai fenomena “Antusias belajar aksara Tionghoa” dalam lingkup dunia,
Xu Shuiliang bersikap optimis, ia berkata: “Pengaruh aksara Mandarin sedang
meluas, ini adalah sebuah hal amat baik, menandakan khalayak berbagai bangsa
di seluruh dunia menaruh hormat kepada kebudayaan tradisional Tiongkok
beserta muatan-muatannya.” Namun bersamaan itu, kita harus ekstra waspada
agar tidak disusupi oleh hal-hal kebudayaan partai semacam itu yang diekspor
dan diinfiltrasi oleh PKC ke luar negeri.

USULAN KELIRU PENGHAPUSAN AKSARA MANDARIN SECARA UMUM MENGALAMI KEGAGALAN 
Xu Shuiliang menyatakan, sebelum berdirinya pemerintahan PKC, pekerjaan
penyederhanaan aksara Mandarin sudah dimulai; sesudah mendirikan
pemerintahan, pada tahun 1956 telah diumumkan “Rancangan penyederhanaan
aksara Mandarin”, tahun 1964 dicetak “Daftar utama aksara yang
disederhanakan”, namun tahun 1977  draft “Rancangan penyederhanaan aksara
Mandarin kedua kali” mengalami kegagalan, terpaksa ditarik kembali,
sekarang tinggallah beberapa ratus aksara Mandarin yang disederhanakan dan
belahan hurufnya.  Bersamaan dengan itu, PKC telah melancarkan pemusnahan
dan pencabutan sampai  akarnya terhadap kebudayaan tradisional Tiongkok
secara bergelombang. Mao Zedong, sampai dengan ajalnya, selalu  mengusulkan
penghapusan aksara Mandarin, menggantikannya dengan tulisan Pin Yin (huruf
latin dengan persamaan lafal). Akan tetapi, semenjak pemerintahan PKC
didirikan, berbagai upaya untuk menghapus aksara Mandarin, semuanya telah
gagal.  

Ia mengatakan: “Tulisan adalah semacam sistim tanda untuk mencatat dan
menyimpan bahasa manusia dan isi pikiran yang diungkap oleh bahasa tersebut.
Peradaban dan kebudayaan Tiongkok yang terbentuk oleh sejarah, semuanya
adalah berdasarkan bahasa Tionghoa dan tanda baca aksara Mandarin sebagai
alat, muatan dan basis teknis. Menghapus dan menyangkal aksara Mandarin,
berarti mendongkel basis teknis kebudayaan tradisional semacam ini yang
terbentuk oleh sejarah.” 

Xu Shuiliang beranggapan, orang yang ngotot mengunggulkan tulisan Pin Yin
dan mengusulkan penghapusan aksara Mandarin, menganggap tanda-tanda yang
mengungkap makna, termasuk aksara Mandarin, tanda baca, spasi, angka  Arab,
rumus mathematika, fisika, kimia dll, secara paksa dikatakan sebagai
keunggulan dari tulisan Pin Yin, ini sama sekali telah menjungkir-balikan
permasalahan. Realita justru sebaliknya, sistim tanda-tanda pengungkap makna
boleh digunakan secara tunggal, tapi tulisan Pin Yin yang murni, jika tidak
memiliki tanda-tanda pengungkap makna dan perpaduan gambar dan suara yang
diperlukan, orang-orang bahkan sama sekali tidak mampu membaca dan
memahaminya. 

PKC MERUSAK AKSARA ZHENG TI �C MEMUTUS PEWARISAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL
Peneliti aksara dari Taiwan, pengarang buku “Hari ini menurut ramalan”
Zhang Fuzhang menyatakan, semenjak PKC memerintah, ia menggunakan aksara
Jian Ti menggantikan aksara Zheng Ti, bahkan hendak menggunakan Pin Yin
untuk menggantikan aksara Mandarin Tiongkok, tujuan akhirnya adalah merusak
kandungan makna spiritual yang mendalam dari kebudayaan tradisional,
memutuskan pewarisan kebudayaan tradisional. Akan tetapi kemudian merasa tak
bisa terlaksana, karena dalam aksara Mandarin terlalu banyak huruf yang
lafalnya sama namun berbeda arti. Dalam proses penyebaran aksara Mandarin,
orang-orang juga menemukan bahwa aksara Jian Ti sama sekali tidak mampu
menggantikan aksara Zheng Ti. Mempersatukan bentuk aksara dan kembali ke
aksara Zheng Ti, ini adalah arus besar kecenderungan zaman. 

Ia berkata: “Tulisan Pin Yin atau pembelajaran bahasa barat hanya
mengandalkan metode belajar tekun, mengingat dan menghafal secara mutlak,
maka pendidikan barat mementingkan belajar dengan suasana sebagai syarat,
meneliti lingkungan,  teknik, teori dan lainnya dalam belajar, memanfaatkan
banyak faktor luar untuk menghidupkan aksaranya。Sedangkan aksara Mandarin
menyerap unsur-unsur dari alam semesta, tulisan itu sendiri sudah penuh
dengan vitalitas, lebih mendekati kandungan makna yang sejati dari
kebudayaan, tidak membutuhkan lingkungan khusus, keunggulan ini membuat
bahasa Tionghoa memiliki karakter yang mudah dipelajari dan mudah
dimengerti. Begitu orang telah memahami aturan dan informasi yang terkandung
dalam aksara Mandarin, maka akan mudah mengingatnya.”  

Zhang Fuzhang menyatakan, aksara Jian Ti zaman sekarang meskipun goresannya
telah berkurang, akan tetapi malah telah merusak ketentuan belahan huruf dan
kandungan makna budaya dari aksara itu sendiri, bahkan berbalikan dengan
kandungan makna semula, oleh karena itu ia telah berubah menjadi kacau dan
sulit dipelajari. Orang yang belajar aksara Jian Ti sangat sulit mengerti
buku kuno, dengan demikian kebudayaan Tionghoa muncul lapisan yang terputus,
bagian terunggul dari kebudayaan itu telah dirusak. 

AKSARA MANDARIN ADALAH MINIATUR DARI KEBUDAYAAN TIONGHOA
Tentang bagaimana aksara Mandarin menyelaraskan dan mewariskan kandungan
makna kebudayaan Tionghoa, Zhang Fuzhang menyatakan, aksara Mandarin
memiliki asal muasal pewarisan dewata, didalamnya terkandung ketentuan
aksara, aturan siklus perputaran alam, konsepsi primitif dari jiwa dan alam
semesta, serta kandungan makna kebudayaan yang menghormati langit, bumi dan
dewata.  Di dalam aksaranya terkandung informasi tentang Yin-Yang, lima
elemen, kemanunggalan sang pencipta dan manusia, meliputi ruang yang
berbentuk dan tidak berbentuk, dengan demikian telah menampilkan tingkah
laku dan kondisi manusia, juga mengekspresikan jiwa dan pemikiran manusia,
juga kemampuan untuk meramal. Dalam masa sejarah nan panjang selama 5000
tahun, aksara Mandarin sepenuhnya telah menampilkan ciri khas yang luas dan
mendalam dari kebudayaan Tionghoa, kebudayaan tersebut  juga telah
memperkaya aksara Mandarin yang memiliki kandungan makna  yang penuh
variasi. 

Zhang Fuzhang mencontohkan, misalkan saja aksara De 「德」yang terbentuk
oleh belahan huruf : ㄔ、十、目、一、心, bermakna: Mata dari para dewata 10
penjuru alam semesta sedang mengamati hati dan kelakuan seseorang (『ㄔ』
berarti perbuatan manusia, mewakili tindak-tanduk manusia dalam satu
periode),dengan iktikad dan kelakuan yang sesuai  kehendak Langit, ini baru
merupakan asal usul munculnya “ De”.    Pemahaman ini sepenuhnya terbentuk
atas landasan pemikiran kebudayaan tradisional pada orang Tionghoa seperti:
“Sang pencipta mempunyai mata”, “Tidak menghina kaum golongan rendah”,
“Mengakumulasi De/kebajikan”, “Menjaga De dan tidak kehilangan De”,
“Taat perintah Langit”. Aksara Wu 「武」(silat)  di dalam “Zuo Zhuan.
Tahun ke 12 Xuan Gong” diartikan demikian: Menghentikan Ge/戈(Semacam
senjata tombak zaman kuno) disebut Wu, ini telah mencerminkan mental
kebudayaan yang cinta perdamaian.  Sedangkan aksara Ren 「仁」, paruh-kiri
menandakan manusia, paruh kanan「二」 dalam huruf  Ciagu (huruf primitif
yang ditulis di atas tulang)  sama dengan aksara 「上」yang berarti atas,
oleh sebab itu yang dimaksud dengan aksara Ren「仁」ialah orang dengan batin
atau perbuatan yang luhur, huruf tersebut dengan ringkas dan jelas telah
mencakup doktrin aliran Confucius.  

AKSARA MANDARIN MEMILIKI KARAKTER BAHASA DUNIA
Zhang Fuzhang menyatakan, aksara Mandarin menyerap unsur-unsur dari langit
dan bumi, merupakan tanda baca bersama umat manusia dan alam, ia lintas
suku dan bangsa, memiliki karakter yang cukup sebagai bahasa dunia, sama
seperti kebudayaan yang telah membuahkannya dalam kandungan, adalah milik
seluruh umat manusia. Dalam struktur setiap aksara Mandarin terdapat bentuk,
bunyi dan makna, maka setiap bangsa akan dapat mempelajarinya dengan mudah
tulisan semacam ini. 

Ia berkata: “Ilmuwan sudah menemukan bahwa mempelajari aksara Mandarin yang
bagaikan pola gambar, dengan sendirinya otak belahan kanan dan kiri dipakai
bersamaan, bisa membantu para murid mengolah kemampuan intuisi. Bahasa
Tionghoa sepertinya telah melewati gelombang surut sejarah, menampakkan
fenomena “setelah kondisi ekstrem berlalu kejayaan tiba”. Kelak seiring
bahasa Tionghoa semakin diminati, pasti akan ada penelitian yang lebih
mendalam pada aspek aksara Jian Ti dan aksara Zheng Ti, orang-orang jikalau
berpijak pada masa 5000 tahun sejarah nan panjang mengamati dari awal lagi,
akan menemukan bahwa aksara Zheng Ti adalah bahasa yang paling memenuhi
syarat menjadi bahasa bertaraf internasional, ini adalah kecenderungan yang
sangat kuat, bahkan sudah dan sedang berjalan menuju arah tersebut.    

(http://www.dajiyuan.com) 





[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke