Pak ABS,
 
Beberapa rekan yang notabene adalah kaukasia secara gamblang bilang
bahwa mereka ngga suka dipanggil "bule" karena konotasinya (Memangnya
ada konotasi apa ya?). Tapi ada juga yang biasa-biasa aja.
 
Mungkin kasusnya sama dengan umpatan khas surabaya "C*K" itu.
Jika diucapkan dengan canda, orang yang anda tuju tidak akan merasa
emosi. Tapi coba anda ucapkan saat tengkar, dijamin suasana menjadi
semakin panas. 
 
Jadi, setiap istilah memiliki makna tersendiri, tergantung situasi dan
kondisi dimana istilah itu diucapkan.
 
Nabi bersabda bahwa jangan sebut orang dengan sesuatu yang tidak
dia sukai. So? Kalau ada orang ngga suka dipanggil Cina, kita hormati
aja dengan memanggilnya Tiong Hua, terlepas apapun motivasinya.
 
A. Syafii.


  _____  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Akhmad Bukhari Saleh
Sent: 05 Desember 2007 16:55
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Fw: [i-s] David Goldsworthy - Bule



----- Original Message ----- 
From: KIDYOTI
To: tionghoa-net@ <mailto:tionghoa-net%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
Cc: budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
Sent: Thursday, December 06, 2007 4:15 AM
Subject: [budaya_tionghua] Fw: [i-s] David Goldsworthy - Bule

> The Indonesian Chinese are victims of such labelling.
> When these people are referred to as cina (cino in Java),
> or cokin, there are certain negative preconceptions that often
> go with it.
>
> ----- Original Message ----- 
> From: John MacDougall
> To: indonesian-studies@ <mailto:indonesian-studies%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com
> Sent: 05 Desember 2007 5:35
> Subject: [i-s] David Goldsworthy - Bule

> > When non-Chinese (even this is an example of labelling)
> > are labelled things such as pribumi, jowo, tiko or whatever,
> > again, certain negative preconceptions often go with it.

----------------------------------------------

Dari dua contoh yang dikemukakannya, yaitu "Indonesian Chinese" dan 
"non-Chinese", terlihatlah bahwa John MacDougall hanya ngakunya saja tahu 
tentang situasi dan kondisi Indonesia, padahal ternyata tidak.

Ketika people are referred to as "cina", belum tentu certain negative 
preconceptions go with it. Tergantung konteks dan nada pengucapannya, 
preconceptions-nya bisa negatif, tetapi bisa juga tidak.
People are referred to as "padang" atau "batak" atau "jawa" pun bisa negatif

bisa juga tidak, tergantung konteks dan nada pengucapannya.

Namun, ini kelihatan MacDougall kurang paham, ketika people are referred to 
as "cino" (bahasa Jawa), pasti tidak ada negative preconceptions that go 
with it.

Kekurangtahuan si John ini muncul lagi, ini malah lebih konyol, ketika 
mengatakan bahwa kalau non-Chinese are labelled as "pribumi", again certain 
negative preconceptions go with it.
Padahal tidak pernah ada negative preconceptions that go with "pribumi" when

it's labelled to a non-Chinese.

Lebih lanjut, persepsinya tentang kata "bule", sayangnya juga ngaco saja...

Wasalam. 



 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke