--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "MANGUCUP" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kata "Imlek" berasal dari dialek bahasa Hokkian yang berarti
"penanggalan
> bulan" atau "yinli" dalam bahasa Mandarin. Tahun Baru Imlek di Tiongkok
> lebih dikenal dengan sebutan "Chunjie" (perayaan musim semi). Kegiatan
> perayaan itu disebut "Guo nian" (memasuki tahun baru), sedang di
Indonesia
> lebih dikenal dengan sebutan "konyan". Di Indonesia mereka merayakan
Tahun
> Baru Imlek sebagai perayaan hari lahirnya Kong Hu Chu yang lahir di
tahun
> 551 SM, sehingga dengan demikian penanggalan Imlek dan penanggalan
masehi
> itu berselisih 551 tahun. Jika tahun Masehi saat ini 2007, maka tahun
> Imleknya menjadi 2007 + 551 = 2558. 
> 
> Hanya sayangnya di kebanyakan negara lainnya diluar Indonesia; mereka
> merayakan tahun baru Imlek bukannya tahun 2558 melainkan tahun 4644,
sebab
> dalam sejarah tercatat, bahwa penanggalan Imlek dimulai sejak tanggal 8
> Maret 2637 SM, sewaktu Kaisar Oet Tee / Huang Ti (2698-2598 SM)
mengeluarkan
> siklus pertama pada tahun ke-61 masa pemerintahannya. Jadi tepatnya
ialah
> 4644 tahun yang lampau, maklum bagi mereka tahun baru Imlek hanya
> berdasarkan perayaan budaya saja, jadi tidak ada kaitannya sama sekali
> dengan Kong Hu Chu.
> 
> Apabila orang ingat Imlek otomatis ingat Angpauw (Hokian) atau Hong Bao
> (Mandarin) yang artinya amplop merah berisi uang. Angpauw ini bukan
hanya
> digemari oleh anak-anak saja bahkan para pejabat jaman sekarang ini juga
> senang sekali mendapatkan angpauw. 
> 
> Konon Angpauw ini bukan hanya sekedar dapat membawa keberuntungan saja,
> bahkan dapat melindungi anak-anak dari roh jahat, sebab uang (qian)
secara
> harfiah berarti dapat "menekan kekuatan jahat" atau "ya sui qian",
> masalahnya ada roh jahat yang bernama Sui; yang selalu hadir setahun
sekali
> untuk mengganggu anak-anak kecil, maka dari itu di usulkan sebagai
penangkal
> roh tersebut, sebaiknya ditaruh koin yang dibungkus dengan kertas merah
> sebagai tumbal dibawah bantalnya mereka. Maklum unsur api yang
membakar pada
> warna merah dapat melindungi dari pengaruh jahat. Sama seperti kalho
Dracula
> lihat salib begitu.
> 
> Menurut adat kuno, yang boleh pergi keluar bersilaturahmi di hari
pertama
> tahun baru Imlek, hanya kaum pria saja, tetapi sekarang adat ini
sudah tidak
> berlaku lagi. Dan yang kudu dikunjungi secara berturut-turut adalah
orang
> tua suami, setelah itu baru orang tua isteri. Lalu ke sanak keluarga
> lainnya. Perlu diketahui bukan hanya orang Jawa saja yang melakukan adat
> sungkem, orang Tiong Hoa juga demikian yang disebut tee-pai.
> 
> Cara soja yang benar berdasarkan pedoman "YANG" memeluk "YIN".
Tangan kanan
> dikepal kemudian tangan kiri menutupi tangan kanan. Jari jempol berdiri
> lurus, dan menempel keduanya. Soja kepada yang lebih tua sejajar
mulut; soja
> kepada yang seumuran sejajar dada; soja kepada yang lebih muda sejajar
> perut; soja kepada para dewa sejajar mata; soja kepada Tuhan di atas
kepala.
> 
> Tahun ini adalah tahun Babi – Api. Budaya Cap Ji Shio/ Chinese
Horoscopes
> adalah kebiasaan bangsa Cina yang menetapkan tahun Imlek dengan 12 jenis
> binatang. Untuk semua bayi yang dilahirkan pada tanggal 29 Januari 2006
> hingga tahun berikutnya akan memiliki shio anjing. Kebiasaan bangsa
China
> ini sudah bersejarah lebih 2000 tahun. Alkisah Sang Buddha memanggil
> binatang-binatang yang ada di hutan untuk menghadap. Dikisahkan secara
> berurutan ada 12 binatang yang datang menghadap Sang Budha, yakni :
Tikus,
> Kerbau, Macan, Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet,
Ayam,
> Anjing, dan Babi.
> 
> Walaupun itu mungkin hanya sekedar dongengan belaka. Tetapi anehnya
banyak
> sekali orang yang percaya bahwa nasib seseorang berhubungan erat dengan
> tahun kelahirannya. Oleh sebab itulah dalam soal mengambil keputusan
untuk
> menikah, 'tahun kelahiran' ini mempunyai pengaruh yang berat.
Sebagai contoh
> sebaiknya lelaki yang lahir pada tahun ayam tidak cocok dengan perempuan
> yang lahir pada tahun anjing, begitu juga dengan lelaki yang lahir pada
> tahun naga tidak cocok dengan perempuan yang lahir pada tahun harimau.
> 
> Sedangkan makanan yang berkaitan erat dengan hari raya tahun baru Imlek
> adalah kueh keranjang (nian gao). Kata "kue" atau gao memberikan
makna yang
> sama dengan kata dan arti "tinggi", sedangkan kata nian berarti
"tahun" jadi
> secara simbolis diharapkan jabatan maupun kemakmuran semakin tahun dapat
> naik semakin tinggi. Oleh sebab itulah juga di Kelenteng banyak kueh
> kerajang yang dijadiken sesajen disusun secara bertingkat.
> 
> Kue keranjang mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang
> leluhur, enam hari menjelang Tahun Baru Imlek (Jie Sie Siang Ang), dan
> puncaknya pada malam menjelang Tahun Baru Imlek. Kue keranjang yang
> dijadikan sesaji sembahyang ini, biasanya dipertahankan tidak
dimakan sampai
> Cap Go Meh (malam ke-15). 
> 
> Di malam tahun baru orang-orang biasanya bersantap di rumah atau di
> restoran. Setelah selesai makan malam mereka bergadang semalam
suntuk dengan
> pintu rumah dibuka lebar-lebar agar rezeki bisa masuk ke rumah dengan
> leluasa.
> 
> Disamping itu berdasarkan mitos atau dongeng Dewa yang paling bisa
> mengetahui, keadaan kita dirumah adalah Dewa Dapur „Zao Wang Ye"
(Ciao Ong
> Ya = Hokkian) sebab segala macam gosip banyak disebar luaskan pada saat
> sedang kongkouw di dapur, disamping itu dari makanan yang disajikan kita
> bisa mengetahui keadaan keluarga tersebut, apakah mereka keluarga mampu
> ataukah miskin. 
> 
> Setahun sekali sang Dewa Dapur ini pulang mudik cuti untuk sekalian
laporan
> ke Sorga. Sang Dewa Dapur ini terkesan reseh dan bawel, maka dari
itu untuk
> menghindar agar ia tidak memberikan laporan yang ngawur, maka sebaiknya
> mulutnya disumpal terlebih dahulu dengan „Kueh Keranjang" agar
mulutnya jadi
> lengket dan akhirnya tidak bisa banyak bicara dan kalau bisa bicara
> sekalipun pasti hanya hal yang manis-manis saja. 
> 
> Oleh sebab itulah juga diatas altar dari Dewa Dapur sering diletakan
kertas
> yang bertulisan: "Dewa yang mulia, ceritakanlah hanya kebaikan kami
saja di
> langit dan bawalah berkat kembali apabila Anda turun dari langit".
> 
> Makanan lainnya yang sering disajikan menjelang Imlek adalah ikan
bandeng,
> sebab ikan ini melambangkan rezeki. Dalam logat Mandarin, kata
"ikan" sama
> bunyinya dengan kata "yu" yang berarti "sisa". Seperti juga kata yu yang
> sering tercantum di lukisan gambar sembilan ikan, disitu tercantum "nian
> nian you yu" yang berarti "setiap tahun selalu ada (rezeki) sisa".
Tetapi
> bagi mang Ucup mungkin lebih cocok apabila ditulis "nian nian you
mei mei"
> yang berarti "setiap tahun selalu ada gadis yang mendampingi" 
> 
> Selain ikan bandeng yang juga kudu disuguhkan adalah jeruk kuning, yang
> lazim disebut sebagai "jeruk emas" (jin ju). Kalau bisa dicarikan
jeruk yang
> ada daunnya sebab itu melambangkan kekayaannya akan bertumbuh terus.
> 
> Kata "jeruk" dalam bahasa Tionghoa bunyinya hampir sama dengan "Da Ji",
> sedangkan arti kata dari "Da Ji" itu sendiri berarti besar rejeki. 
> 
> Sedangkan untuk buah "Apel" (pin guo ) mempunyai arti "ping ping an
an" sama
> artinya dengan " Da li" yang berarti besar kesehatannya dan
keselamatannya
> dan untuk buah pear melambangkan kebahagian yang atinya " Sun Sun li
li". 
> 
> Oleh sebab itu ketiga macam buah ini selalu menghiasi meja
sembahyangan yang
> mengartikan " Da Ji Da Li Sun sun li li" = "Besar rejeki, besar
kesehatan &
> keselamatannya dan besar pula kehabagiaannya"
> 
> Begitu juga dalam memberikan entah itu uang ataupun barang maupun
buah-buah
> sebaiknya dalam kelipatan dua jadi angka genap begitu, sebab
terdapat sebuah
> pepatah Tionghoa terkenal yang berbunyi "Hao Shi Cheng Shuang", yang
secara
> harafiah dapat diartikan "Semua yang baik harus datang secara
berpasangan".
> 
> Dan agar rezekinya tidak tersapu habis keluar, maka diwajibkan
> menyembunyikan sapu, karena ada pantangan dimana tidak boleh menyapu
dalam
> rumah pada hari Imlek dan dua hari sesudahnya.
> 
> Dan sudah tentu pada hari raya Imlek sebaiknya pasang petasan,
karena ini
> bisa mendatangkan keberuntungan dan perdamaian sepanjang tahun. Petasan
> sudah ada sejak Dinasti Tang (618-907). Konon menjelang tahun baru Imlek
> sering berkeliaran monster jahat yang bernama Guo Nien, hanya sayangnya
> monster ini masih kurang sakti, sehingga selalu ngacir ketakutan apabila
> mendengar bunyi mercon, apalagi kalau melihat cahaya kilat yang
keluar dari
> ledakan mercon tersebut.
> 
> Pada saat mang Ucup masih kecil di hari raya tahun baru Imlek, kami
saling
> mengucapkan "Sin Cun Kiong Hie" (Xin Chun Gong Xi) yang berarti selamat
> menyambut musim semi atau selamat tahun baru, tetapi ucapan demikian
> sekarang udah kuno & tidak trendi lagi, karena telah diganti dengan
"Gong Xi
> Fa Cai" atau (Kiong Hie Hoat Cay) yang berarti semoga sukses selalu atau
> selamat jadi kaya, maklum generasi sekarang lebih ke money oriented
begitu,
> dan bagi mereka yang ingin mengucapkan selamat tahun baru Imlek dengan
> kalimat yang lebih afdol lagi lihat dibawah ini:
> 
> "Gong Xi Fa Cai – Wan Shi Ru Yi - Shen Ti Jian Kang" 
> Yang berarti semoga sukses selama-lamanya & selalu dalam keadaan sehat
> 
> Apabila Anda ingin membaca lebih banyak lagi mengenai China maupun
budayanya
> silahkan simak di www.budaya-tionghoa.org atau bergabung menjadi member
> mailist di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/
> 
> Wang U Chup – By Race I am Chinese and By Grace I am Christian
> Email: [EMAIL PROTECTED]
> Homepage: www.mangucup.org
> 
> -- 
> Internal Virus Database is out-of-date.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.5.432 / Virus Database: 268.15.24/592 - Release Date:
18-12-2006
> 13:45
>


Kirim email ke