Mana nih yang mau bahas.... ini koridornya masih sama nggak
niiihhhhhh.......
belon dijawab niiihhhhh........

-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ulysee
Sent: Thursday, January 31, 2008 9:11 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Soeharto dan Kebijakan Anti-Tionghoa

<skip bagian modal>

Boleh, mari kita analisa. 
Sebelum mulai, gue ingatkan dulu, ini analisa masih dalam koridor :

1.  Suharto anti/ tidak anti tionghoa ?
2.  Yang dimusuhi Soeharto adalah Tiongkok! Bukan Tionghoa, terutama
bukan Tionghoa Indonesia!  yaitu yang dia lawan adalah negara Tiongkok,
bukan manusia Tionghoa. 3.  Yang dimusuhi bukan RRT, tapi juga lebih
memusuhi 'campur tangan' RRT dalam perpolitikan Indonesia, termasuk
diantaranya urusan PKI, ribut kuomintang-kungchangtang, dan
kewarganegaraan ganda.

Masih dalam tiga koridor diatas khan? atau sudah bergeser tanpa
kesepakatan bersama? kalau begitu coba disepakati dulu, sebelum dimulai,
kalau enggak, ntar bisa melebar kemana mana nggak keruan. 

Atau mau bahas urusan percaya percayaan, hayoooooo..... 
maka koridornya akan belok menjadi : mengapa Anda percaya yang ini dan
mengapa Anda percaya yang itu.

*Fakta yang dibeberkan mengenai "kebijakan anti-tionghoa" sepanjang yang
gue lihat, 
lebih banyak dipengaruhi isu dan urusan percaya percayaan*

salam, 
UL (* nunggu jawaban sambil mempersiapkan argumen untuk poin per poin,
hehehehe*) 


-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of RM Danardono
HADINOTO
Sent: Wednesday, January 30, 2008 7:19 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Soeharto dan Kebijakan Anti-Tionghoa

*** menganalisa seharusnya tanpa melibatkan emosi. Betul sekali.

Mari kita analisa tanpa emosi:

1) Benny mencatat dalam Bab 49 bukunya, 25 Maret 1966 pemerintah 
menutup
perwakilan kantor berita Hsinhua (sekarang ditulis Xinhua) dan mencabut
seluruh kartu pers wartawannya. "Mereka membelokkan opini rakyat
Indonesia dengan menyatakan musuh bangsa dan rakyat Indonesia yang
sesungguhnya adalah China yang berasal dari utara, yakni Republik Rakyat
Tiongkok (RRT). Dengan serentak semua media massa Indonesia - yang lolos
screening Angkatan Darat dan diizinkan terbit kembali – melakukan
propaganda anti- Tionghoa dan anti-RRT," tambah Benny.

2) Benny yang waktu itu mahasiswa Universitas Res Publica menyaksikan
mulai April 1966 tindakan kesatuan-kesatuan aksi mendapat dukungan
militer yang mengeluarkan perintah penutupan 629 sekolah-sekolah
Tionghoa, sehingga 272.782 murid dan 6.478 gurunya terlantar. Dengan
Surat Keputusan 6 Juli 1966, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melarang
murid eks sekolah Tionghoa ditampung di sekolah swasta nasional, sedang
di sekolah negeri hanya dibatasi kurang dari lima persen saja.

3) Tidak itu saja, Benny menyebutkan tanggal 8 Mei 1966 Pangdam Aceh,
Brigjen Ishak Djuarsa memerintahkan seluruh Tionghoa WNA meninggalkan
Aceh sebelum 17 Agustus 1966. Alhasil lebih dari 15.000 Tionghoa
terpaksa angkat kaki dari Serambi Mekkah.

4) Sementara Pangdam Sriwijaya, Brigjen Makmun Murod mengizinkan
Tionghoa WNA tinggal hanya di Pulau Bangka Belitung, kalau tidak mau,
dipersilakan pulang ke RRT. Tanggal 20 Desember 1966 Brigjen Ryachudu
mengusir ketua dan seluruh pengurus Chung Hua Kung Hui dari Kalimantan
Barat. Sehari kemudian Walikota Makassar melarang Tionghoa WNA berdagang
kebutuhan bahan pokok, Benny menambahkan Juli 1966 Pangdam Brawijaya,
Mayjen Soemitro melarang seluruh koran Tionghoa dan melarang penggunaan
huruf dan bahasa China di muka umum, termasuk buku. Soemitro juga
melarang Tionghoa WNA/stateless berdagang di kota, kecuali Surabaya;
dilarang pindah domisili, dikenai pajak Rp 2.500 per jiwa dan menutup
seluruh kelenteng di Jawa Timur dan Madura.

5) Bahkan 3 dan 21 Januari 1967 toko-toko Tionghoa WNA di luar 
Surabaya
harus ditutup dan uang hasil penjualan barang dideposito dan dilaporkan
ke panitia daerah. Dalam prakteknya, sumber SH mengalami tokonya
diambil-alih tentara begitu saja, tanpa proses hukum apapun dan
dibiarkan terlunta-lunta.

6)Orde Baru menerapkan kebijakan melarang segala yang berbau Tionghoa,
mulai dari yang paling ringan seperti ganti nama. Ini merupakan
keputusan Presidium Kabinet No.127/U/Kep/12/1966. Pengacara kenamaan Yap
Thiam Hien mencatat tidak kurang dari 13 dokumen yang perlu diganti
bersamaan dengan aturan ganti nama itu. Mulai dari Kartu Tanpa Penduduk,
akta-akta, hingga berbagai rekening yang jelas memakan biaya tidak
sedikit.

7) Seminar Kedua Angkatan Darat di Seskoad Bandung, 25-31 Agustus 1966
dipimpin Mayjen Suwarto memutuskan mengganti RRT menjadi RRC dan orang
Tionghoa menjadi orang China. Keputusan ini dikukuhkan dengan Surat
Edaran Presidium Kabinet RI No.SE-06/Preskab/6/1967 tanggal 20 Juni
1967.

8) Tanggal 6 Desember 1967 Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden
(Inpres) No.14/1967 tentang Agama, Kepercayaan dan Adat-Istiadat China.
Isinya semua upacara agama, kepercayaan dan adat-istiadat China hanya
boleh dilakukan di lingkungan keluarga atau di dalam ruangan tertutup.
Maka lenyaplah perayaan Tahun Baru Imlek, capgomeh, lomba perahu naga,
bahkan tarian barongsai.

9) Ini disusul dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.4555.2-360 
Tahun
1968 mengenai Penataan Kelenteng. Berikutnya ada Surat Edaran Menteri
Penerangan No.02/SE/Ditjen/PPG/K/1988 yang melarang penerbitan dan
percetakan tulisan/iklan beraksara dan berbahasa China.

10) Lalu Menteri Kehakiman dan Menteri Dalam Negeri mengukuhkan 
penerapan
Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) melalui SKB 01-
UM.09.30.80 No.42. Kebijakan-kebijakan ini jelas-jelas mendiskriminasi
Tionghoa Indonesia......

*** Mohon komentar tanpa emosi. Anda belum lahir, tapi sudah tahu 
semuanya kan?

Salam sejarah

Danardono


 

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.16/1250 - Release Date:
1/29/2008 10:20 PM

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.16/1250 - Release Date:
1/29/2008 10:20 PM
 



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua
:.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links




No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.16/1250 - Release Date:
1/29/2008 10:20 PM
 

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.18/1255 - Release Date:
2/1/2008 9:59 AM
 



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to