Indah sekali puisi anda bung Steeve!!
Maaf, saya agak jarang masuk ke milis BT belakangan ini,jadi agak 
ketinggalan mengikutinya. 
Puisi anda di posting tgl. 2 Februari ya! Sedikit terlambat, tapi 
gak apa2 khan kalo saya tanggapi hari ini.

Mengapa ada ungkapan "Bulan purnama Sidhi" dalam puisi anda yang 
mendendabngkan hari raya Imlek itu?
Bukankah hari raya Imlek jatoh pada tanggal 1 bulan 1 menurut 
penanggalan Imlek (Lunar) yang tidak ada bulan Purnama Sidhinya??  
Bulan purnama Sidhi baru nongol pada tanggal 15 loh!!
Ya, puisi yang mengungkapkan khayalan atau impian si penggubah 
memang tidak perlu selalu sesuai fakta. Tapi, apakah boleh kalo 
bertentangan dengan fakta??

Salam,

Erik
--------------------------------------------------------------------

In budaya_tionghua@yahoogroups.com, steeve haryanto <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Imlek sebentar lagi kusambut
> Segala macam tata rias rumah terus di rajut
> Sampai pada hari 'H'
> 
> Sinar bulan purnama sidhi berharap menerangi
> Membawa peruntungan yang terus di ratapi
> Sampai pada hari 'H'
> 
> Tionghoa merayakan dengan penuh senyum
> Semuanya bersalaman menghadap ekonomi yang terus menerus 
menggulung.
> 
> "SELAMAT HARI RAYA BESAR IMLEK"
> 
> Kalian adalah bagian dari Indonesia.
> Tanpa tionghoa tidak ada indonesia.
> Tanpa indonesia tidak ada tionghoa-indonesia.
> 
> 
> 
> 
>       
_____________________________________________________________________
_______________
> Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
> http://www.yahoo.com/r/hs
>


Reply via email to