Ada Tambahan Dari saya sedikit.
Fu De Djen Sin memiliki nama Sansekertanya dalam budhis mahayana. Ia
dalam lingkungan Budhis mahayana namanya adalah Amurva Bhumi Bodhisatva.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Purnama Sucipto Gunawan"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Fu De Zheng Shen, secara umum disebut sebagai Tu Di Gong (Thouw Te
> Kong – Hokkian) adalah Dewa bumi. Karena merupakan salah satu dewa
> yang tertua usianya, maka beliau sering juga disebut sebagai Hou Tu.
> 
> Menurut para ahli sejarah, pemujaan terhadap Tu Di Gong sebetulnya
> berasal dari gabungan pemujaan-pemujaan terhadap Dewa-dewa Palawija
> seperti Xian Se, Tian Jun, Fang Shen, dan Shui Yong Shen, dewa-dewa
> penunggu tanah seperti pemujaan Bunda Bumi oleh kaisar purba.
> 
> Pemujaan terhadap Dewa Bumi ini sangat luas sekali wilayahnya. Di
> seluruh negeri, dapat dikatakan kelenteng Tu Di Gonglah yang paling
> banyak jumlahnya, ada yang besar, adapula yang kecil sekali dan
> sebetulnya tak layak disebut kelenteng. Umumnya keleteng pemujaan Tu
> Di Gong dinamakan Tu Di Miao atau Fu De Ci (Hok Tek Su – Hokkian).
> Kelenteng- kelenteng kecil umumnya terdapat di dusun-dusun, di tepi
> pematang sawah dah bahkan di halaman rumah. Karena kecilnya kelenteng
> ini, kadang-kadang untuk satu orang bersembahyang saja sulit. Bahkan
> di desa-desa terpencil yang melarat, pemujaan Tu Di Gong dilakukan di
> dalam sebuah jembangan air yang sudah pecah. Jembangan itu dibalik dan
> dari bagian dinding yang pecah ditempatkan sebuah arca Tu Di Gong, dan
> dianggap sebagai "kelenteng". Sebab itu ada pemeo dikalangan rakyat
> yang mengatakan "you-wu zhu da – tang , mei wu zhu po – gang" yang
> berarti" kalau ada rumah tinggal didalam ruangan besar, kalau tak ada
> rumah jembangan pecah-pun jadi". Kecuali kelenteng-kelenteng khusus,
> di kelenteng-kelenteng lain, biasanya disediakan juga altar pemuja Tu
> Di sebagai pelengkap.
> 
> Di semua tempat, Tu Di Gong biasanya di tampilkan dalam bentuk yang
> kurang lebih sama yaitu seorang tua, berambut dan berjenggot putih,
> dengan wajah tersenyum ramah. Pakaiannya bercorak seorang hartawan
> atau Yuan-wai (wan-gwe – hokkian), demikian juga topinya. Tapi ada
> juga di beberapa tempat yang menampilkan Tu Di dengan pakaian ala
> Cheng Huang Lao Ye (Dewata Pelindung Kota), dengan wajah putih,
> berambut dan jenggot hitam. Ada juga yang ditampilkan dengan
> berpasangan, yaitu Tu Di Gong di sebelah kiri, dan Tu Di Po (Nenek Tu
> Di) de siebelah kanan. Biasanya Tu Di selalu tampak menggenggam
> sebongkah uang emas di tangan kanannya. Tu Di Gong yang dipuja di
> dalam rumah umumnya tanpa pasangan. Adakalanya sang Dewa Bumi ditemani
> oleh seekor harimau. Harimau ini biasanya disebut Hu-jiang-jun(Houw
> Ciang Kun – hokkian), ia dianggap dapat membantu Tu Di mengusir
> roh-jahat dan menolong rakyat dari malapetaka.
> 
> Seperti juga Cheng Huang, Tu Di Gong mempunyai masa jabatan yang
> terbatas. Jabatan Tu Di Gong biasanya diduduki oleh orang-orang yang
> selama hidupnya banyak berbuat kebaikan dan berjasa bagi masayarakat.
> Setelah meninggal tokoh pujaan rakyat itu lalu diangkat sebagai Tu Di
> Gong. Sebab itu tiap tempat mempunyai Tu Di Gong tersendiri.
> 
> Tapi ada juga sebuah versi yang mengatakan bahwa Tu Di Gong
> sesungguhnya adalah seorang yang pernah hidup di jaman dinasti Zhou,
> pada masa pemerintahan kaisar Zhou Wu Wang, bernama Zhang Fu De,
> (lahir pada tahun 1134 SM). Sejak kecil Zhang Fu De sudah menunjukkan
> bakat sebagai orang yang pandai dan berhati mulia. Ia memangku jabatan
> sebagai menteri urusan pemungutan pajak kerajaan. Dalam mejalankan
> tugasnya ia selalu bertindak bijaksana tidak memberatkan rakyat,
> sehingga rakyat sangat mencintainya. Ia meninggal pada usia 102 tahun.
> Jabatannya digantikan oleh seorang yang bernama Wei Chao. Wei Chao
> adalah seorang tamak dan rakus lagi kejam. Dalam menarik pajak ia
> tidak mengenal kasihan, sehingga rakyat banyak sangat menderita.
> Akhirnya karena derita yang tak tertahankan, mereka banyak pergi
> meninggalkan kampung halamannya, sehingga sawah ladang banyak
> terbengkalai. Dalam hati mereka mendapatkan seorang bijaksana seperti
> Zhang Fu De yang telah marhum itu. (sebab itu kemudian merekan memuja
> Zhang Fu De (Thio Hok Tek – Hokkian )sebagai tempat memohon
> perlindungan. Dari nama Zhang Fu De inilah kemudian muncul gelar Fu De
> Zheng Shen yang dianggap sebagai Dewa Bumi.
> 
> Tu Di Gong bertugas menjaga agar kehidupan rakyat aman dan bahagia,
> juga mengingatkan mereka agar selalu berbuat kebaikan tugas lain
> adalah memeriksa dan mencatat kelakuan orang apakah yang bersangkutan
> sering berbuat yang bertentangan dengan ajaran Tian. Catatan yang
> dikumpulkan ini diserahkan kepada Cheng Huang sebagai bahan
> pemerikasaan apabila orang tersebut meninggal.
> 
> Kaum petani menganggap Tu Di Gong sebagai Dewa pelindungnya. kaum
> pedagang memandangnya sebagai roh suci yang memasok rejeki. Dan
> masarakat umum memandangnya sebagai pelindung keselamatan. sebab
> itulah perayaan dan sembahyang untuk Tu Di Gong paling banyak
> dilakukan dalam setahun. pada masa yang lalu,bayak kaum pedagang yang
> bersembahyang pada tiap tanggal 1 dan 16 Imlik tiap bulan. Sembahyang
> ini disebut "zuoya" atau "ya-fu", dengan tujuan untuk memohon
> perlindungan dan rejeki dari sang Dewa. Upacara sembahyang pada
> tanggal 2 bulan 1 Imlik disebut "tou-ya" (thou-ge – hokkian), tanggal
> 2 bulan 2 Imlik disebut sembahyang "ya-li" untuk merayakan hari ulang
> tahun Tu Di, dan tanggal 16 bulan 12 Imlik disebut "wei-ya" (atau
> penutup). Biasanya sembahyang ini diikuti dengan pertunjukan wayang
> dan tari-tarian. Sedangkan kaum tani karena menganggap hasil jerih
> payahnya itu adalah hasil lindungan dari sang Dewa Bumi, mereka
> memilih tanggal 15 bulan 3 Imlik yaitu yang lazim disebut hari raya
> Zhong-qiu untuk mengadakan sembahyang berterima kasih kepadanya karena
> hasil panennya baik. Perayaan Zhong-qiu ini sangat meriah tidak hanya
> didusun tapi juga di kota-kota.
> 
> Sumber : http://www.hoktekbio.com/ftcs.htm
> ============================================================ =====
> 
> Biasanya Dewa bumi diangap dewa yang mampu menyimpan uang dan dapat
> membantu manusia untuk mengatur pengeluaran keuangannya. Karena dalam
> sejarahnya Hok De Tjhen Sin pada kehidupan masa lampau merupakan
> pejabat yang bijaksana dapat mengatur hasil pertanian disimpan dalam
> lumbung ketika datang bencana Hok De Tjhen Sin mengeluarkannya hasil
> panen yang disimpan demi masyarakat banyak. Oleh karena itu Dewa ini
> sangat dipuja masyarakat tionghoa agar uang yang didapat agar disimpan
> dengan baik dan tidak digunakan secara boros dan juga tempat bertanya
> tempat usaha yang baik untuk kaum pedagang, .
> 
> Kebanyakan didaerah Singapura, medan dan Malaysia. Dewa bumi sangatlah
> dipuja hampir disetiap jalan. ada tempat sembayang dewa bumi ini.Tu Ti
> Pa Kung menurut sejarah yang saya ketahui adalah adik dari Fu De Djen
> Sin dan dia merupakan dewa yang ada di dalam Buddha Mahayana; Tu Ti Pa
> Kung juga memiliki istri yang kita kenal sebagai Tu Ti Pa Po.
> 
> Dewa Bumi atau Fu De Djen Sin merupakan dewa yang dihargai oleh
> masyarakat Tionghoa terutama kaum pedagang. Sebenarnya Fu De Djen sin
> / dewa bumi kalo kita mau belajar dari beliau sangat baik terutama
> soal bagaimana cara mengelola hasil yang kita dapat dan disimpan; jika
> keperluan sangat mendadak hasil itu dapat kita gunakan. 
> 
> Terima kasih 
> 
> Purnama
> Forum Tionghoa Indonesia
>
http://www.friendster.com/group-discussion/index.php?t=msg&th=1443017&start=0&;
>


Reply via email to