Pak Ardian Yth; 
Kebetulan hari Saptu lalu saya bertemu Pak Bing P. Lukman - di Sekolah Tinggi 
Filsafat Drijarkara - yang juga sedang mendalami Filsafat TiongKok. Saya janji 
untuk memperkenalkan dnegan anda dan komunitas DISKUSI Budaya Tionghua yang 
diselenggarakan di Pangeran Jayakarta 46/ D 14. Tolong apabila ada pertemuan 
diskusi lagi - beliau dapat diundang <Saya CC kali ini ke beliau agar dapat 
langsung memberikan Response. Semoga kelompok diskusi nya dapat berkembang 
dnegan lebih baik dengan menyertakan orang dari kelompok FILSAFAT.
Terima kaish.
Salam;
Tony S


----- Original Message ----
From: ardian_c <[EMAIL PROTECTED]>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, February 16, 2008 6:09:09 AM
Subject: [budaya_tionghua] TAI SHANG GANYING PIAN

Tai Shang Lao Jün (Laozi) bersabda :

I

Kemalangan dan keberuntungan tiada pintunya, manusia sendiri yang 
membuatnya; pembalasan dari perbuatan baik dan jahat, mengikuti 
manusia seperti bayangan. Karena itu, di atas sana ada Dewa yang 
mengawasi perbuatan manusia, kesalahan manusia akan diperhitungkan 
berat ringannya. Barang siapa yang berbuat jahat, kebahagiaannya 
dikurangi, perbuatan jahatnya banyak, maka kerisauan dan kesusahan 
pun akan banyak pula.

II

Sebagai manusia, bila memang sesuai dengan TAO (aturan, kebenaran), 
majulah, bila tidak, mundurlah (kata-kata ini sangat populer sampai 
kini). Jangan menempuh jalan sesat, jangan berbuat jahat disaat 
orang tidak tahu. Tingkatkanlah budi pekerti, pupuklah jasa baik, 
berhati pengasih. Jujur, bakti, rukun dan damai, berusaha menjadi 
orang baik, juga ajaklah orang lain supaya menjadi orang baik pula.

Peduli terhadap mereka yang yatim piatu dan hidup tanpa sanak 
famili. Menghormati orang yang lebih tua, mengasihi orang yang lebih 
muda.

Mahluk hidup jangan dilukai, tumbuh-tumbuhan jangan dirusak. Turut 
prihatin atas mereka yang dirundung malang; turut merasa gembira dan 
bahagia atas kegembiraan dan kebahagiaan orang lain. Bantulah orang 
yang sedang terjepit, tolonglah orang yang berada dalam keadaan 
bahaya.

Keberuntungan orang lain, kita rasakan seperti keberuntungan kita; 
kemalangan orang lain, kita rasakan seperti kemalangan kita.

Tidak membeberkan kekurangan atau keburukan orang lain; tidak 
membanggakan kelebihan atau kebolehan diri sendiri.

Yang buruk ditutupi, yang baik kita puji. Di bidang sandang pangan 
tahu batas kepuasan. Berusaha tidak melakukan kesalahan dalam 
perbuatan dan ucapan. Menanam budi tidak mengharapkan balasan, 
menyumbang tidak mengharapkan jasa. Ini yang disebut perilaku orang 
baik.

III

Hal-hal dibawah ini jangan dilakukan :

Kelakuan yang tidak adil dan merusak keharmonisan; kelakuan yang 
bertentangan dengan kebenaran. Berperilaku ganas dan jahat, dengan 
tegar menganiaya orang atau mahluk lain.
Diam-diam memfitnah atasan, orang tua dan sanak famili, mengkhianati 
karir mereka; menipu orang yang tidak mengerti masalahnya, menyebar 
isu, memfitnah, berbuat culas. Keras hati tiada rasa kasih, menindas 
bawahan demi merebut jasa, menjilat atasan. Mengabaikan hukum dan 
peraturan, menerima suap, demi memupuk kekayaan menyengsarakan 
rakyat. Mengacau tata negara.
Menghukum orang yang tidak bersalah, membunuh orang yang sudah 
menyerah dan bergabung, merendahkan orang yang jujur serta 
menyingkirkan mereka yang bijak. Membunuh demi harta; merebut 
keududukan orang. Menganiaya anak yatim piatu, memaksa wanita yang 
menjanda. Menjilat orang kaya, memandang rendah orang miskin.
Tahu hal yang baik, tetapi tidak mau melakukannya, tahu salah, 
tetapi tidak mau mengubahnya. Budi orang dilupakan, kritikan orang 
disimpan di hati berkepanjangan. Dosa dirinya dilemparkan kepada 
orang lain. Memfitnah orang suci dan orang-orang arif.
Mengharapkan kegagalan orang, memfitnah sukses orang lain.. 
Mencelakakan orang demi keselamatan dirinya, membahayakan, bahkan 
membinasakan orang demi kepentingan dirinya. Demi kepentingan 
pribadi merugikan orang lain. Merampas jasa orang, menutupi kebaikan 
orang. Mempublikasikan keburukan orang, menceritakan urusan pribadi 
orang. Memboroskan uang dan harta orang, merusak rumah tangga orang. 
Menghancurkan perkawinan orang. Merusak tatanan dengan tujuan 
merusak jasa dan sukses orang. Memeras tenaga orang. Iri dan dengki 
pada orang yang sedang jaya, berupaya mencelakakannya sampai dia 
dihukum dan berantakan. Melihat yang kaya, hatinya dengki, dan 
mengharapkan dia hancur.
Melihat yang cantik, hatinya culas ingin memilikinya.
Punya hutang, mengharapkan yang menghutangi cepat mati.
Minta sesuatu tidak dapat, timbul benci, mulut mencerca.
Melihat orang lain kehilangan kesempatan, dikatakan dia salah. 
Mentertawakan cacat tubuh orang lain.
Melihat orang berbakat tinggi lalu berusaha menekannya agar tidak 
dapat berkembang.
Jasa diterima, tetapi kesalahan dilemparkan kepada orang lain. 
Mencelakakan orang lain, dan menyuap orang untuk menutupi kejahatan. 
Memburu ketenaran, menutupi keculasan. Mendiskreditkan kelebihan 
orang, menutupi kekurangan diri sendiri.
Keluar pelit (kikir), masuk mau banyak. Lain di hati lain di mulut. 
Sering menyombongkan dir, hati dengki. Dengan kata-kata keji 
memfitnah orang, tapi merasa dirinya benar. Berani bersumpah untuk 
menutupi keburukan dan kejahatannya.
Menyimbang diiringi rasa menyesal; meminjam tidak mau 
mengembalikannya lagi.
Wajah seperti Dewa, tapi berhati busuk bagaikan ular.
Dengan ajaran sesat memikat orang banyak.
Tidak berbakti pada orang tua. Menganiaya bawahan. Menuruti ucapan 
istri yang tidak benar sehingga hubungan sesama saudara menjadi 
berantakan.
Sebagai suami tidak setia dan tidak berkelakuan baik, sebagai istri 
tidak lemah lembut, tidak berusaha membina keluarga, tidak hormat 
kepada suami. Tidak melakukan kewajiban sebagai istri, tidak hormat 
kepada sanak famili.
Memandang rendah arwah leluhur, mengingkari pesan leluhur yang baik. 
Sentimen kepada orang lain, memperlakukan anak orang dengan buruk.
Gemar paras cantik, dan mengumbar nafsu. Perbuatan penuh rahasia, 
membunuh bayi, menggugurkan kandungan.
Ketagihan alkohol, membuat onar. Foya-foya. Berpakaian berlebihan 
dan membuat masakan berlebihan. Membuang-buang beras dan makanan, 
memeras tenaga hewan. Menembaki burung, mengusik mahluk hidup, 
merusak habitat mereka, menghancurkan sarang unggas, mengambil janin 
hewan dan memecahkan telur unggas yg telah terbenihi. 


Semua kejahatan yang dituturkan di atas itu, diperhitungakan oleh 
para Dewa, sesuai dengan berat ringannya, hukuman dijatuhkan dengan 
mengurangi kebahagiaan dan kemakmuran orang yang bersangkutan. Bila 
hukuman belum habis yang bersangkutan keburu mati, anak cucunya akan 
kena getahnya.

IV

Barang siapa yang merampas harta benda orang, perhitungan dosanya 
sampai ke anak istrinya dan berlanjut sampai ke kematian. Pembalasan 
dosa itu bisa berupa musibah banjir, kebakaran, kemalingan, 
dirampok, kehilangan harta benda, terserang penyakit atau cekcok dan 
sebagainya. Orang yang mendapatkan kekayaan dengan tidak halal, 
seperti orang makan racun untuk mengisi perut yang lapar, atau 
seperti dengan alkohol menghilangkan dahaga, bukan saja tidak dapat 
mengatasi kelaparan dan dahaga, malah mendatangkan petaka yang lebih 
dari sengsara dari maut. Maka itu, kekayaan yang tidak halal, tidak 
dapat dinikmati, karena didapat dengan cara tidak halal, akan mudah 
habis. Mungkin habis dipakai foya-foya, dipakai ketagihan alkohol, 
dihabiskan anak yang tidak benar, atau habis dipakai hobi yang tidak 
benar. Pembalasan berlanjut sampai kekayaan yang tidak halal itu 
habis, bahkan kekayaan miliknya semula juga habis, rumah tangga 
berantakan, itulah disebut bukan saja tidak dapat mengatasi lapar 
dan dahaga, malah akan mendatangkan nestapa yang melebihi maut.

Barang siapa membunuh orang, bukan saja tidak lolos dari hukum 
negara, roh yang penasaran juga akan memburunya, akhirnya akan 
binasa dibunuh atau tewas oleh senjata.

Barang siapa yang berbuat tidak susila terhadap anak istri orang 
lain, memang kadang hukum negara dapat dibohongi, tapi tidak akan 
lolos dari mata Tianzun. Tengoklah anak istrimu sendiri, kemungkinan 
juga akan diperlakukan tidak senonoh pula. Ini semua seperti menanam 
timun akan panen timun, menanam kacang panen kacang, tidak akan 
meleset. Di saat menanam tidak terasa, setelah 10 tahun apa yang 
ditanam telah tumbuh dan berbuah, buahnya timun atau kacang, sesuai 
dengan yang semula ditanam.

-- 0 -- 

Barang siapa yang melanggar ke empat hal yang dituturkan di atas 
itu, cepatlah bertobat dan memperbaiki diri, semua hal yang buruk 
jangan dilakukan lagi, tetapi lakukanlah semua hal yang baik. Lama-
lama pasti akan mendapat berkah, itulah yang disebut merubah 
malapetaka menjadi keberuntungan.

Oleh karena itu, orang baik, ucapannya baik, pandangannya baik, 
perbuatannya baik, sehari ada tida baik ini, tiga tahun kemudian 
berkah akan datang untuknya.

Sebaliknya, orang jahat, ucapannya jahat, pandangannya jahat, 
perbuatannya jahat, sehari ada tiga jahat ini, tiga tahun kemudian, 
malapetaka atau musibah akan menimpa dirinya.

Oleh karena itu, renungkanlah dalam-dalam.

Naskah suci ini beredar dengan aneka ragam versi, di antaranya 
banyak yang sudah ditambahi dan dibumbui semaunya, bahkan diberi 
lampiran yang palsu, sehingga menimbulkan angan-angan yang tidak 
benar bagi mereka yang membacanya. Perbuatan ini merupakan dosa 
besar. Naskah yang disajikan ini adalah dari asalnya yang semula 
hanya terdiri dari I sampai II. Tapi penjelasan selanjutnya adalah 
uraian agar pembaca lebih jelas lagi. Semoga bagi mereka yang ingin 
memperbanyak, dapat mengikuti versi ini.

-- o --




Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to