Beberapa catatan bisa dipikirkan untuk pendidikan anak-anak kita

 

Pendidikan itu sangat penting sekali karena:

Apa yang seorang anak mendapatkan pendidikan atau hubungan dengan anak-anak
diluar rumah bisa menjadikan kebiasaan hidup. Dan kebiasaan hidup ini bisa
merobah, "menghilangkan" alam anak itu yang sebenarnya. Tindakan anak-anak
tersebut bagi orang luar tidak bisa membedahkan faktor yang mana
mempengaruhi yang lain.

Banyak filosof filosof yang  berpandangan berbedah tentang sifat alam
manusia, ada yang mengatakan bahwa karakter alam manusia baik (Mencius) dan
ada yang mengatakan alam manusia itu adalah jelek, karena dia mempunyai
keinginan yang menyebabkan perkembangan kepentingan dirinya menjadi egoisme
etc. (Xun Zi). Walaupun kedua filosof adalah confucianist. 

Meskipun sifat alam manusia baik atau jelek kedua filosof yang besar ini
setuju bahwa perkembangannya achirnya ditentukan oleh pendidikan agar
menjadi orang yang berfatsun, berbudi dan humanist.

 

------------oooOooo-----------

Ibu saya sering mengatakan pada saya , agar saya  yang satu-satunya dari
saudara-saudara saya atas permintaan beliau disekolahkan Belanda agar saya
bisa menjadi dokter. Maka beliau terangkan saya pentingnya waktu agar
digunakan betul-betul. Ini adalah pengalaman manusia. 

pengalaman, kita kadang-kadang mencurahkan satu problem yang berlarut-larut
tanpa ada penyelesaiannya, bahkan membuat kita stress, frustrasi.  Kita
tidak memikirkan berapa banyak waktu yang telah kita sudah gunakan. Orang
Barat mengatakan "Time is Money", karenanya kalau kita mau menyelesaikan
sesuatu problema, kita harus menganalisa penting tidaknya problem itu, dan
waktu yang dipakai. Orang yang bisa memakai waktu dan menilai pentingnya
satu persoalan akan mendapatkan sukses dalam pekerjaannya.

Kecintaan ibu pada anaknya tidak terbatas, cocoklah pribahasa Belanda yang
mengatakan :"anak bicara bahasa ibu"  Pada abad sembilan belas  L.B. J.
Brouwer seorang cendekiawan Belanda salah satu pionir dari significa, ilmu
yang menyelidiki relasi antara bahasa dan relasi manusia, pernah bertanya
pada ibunya, sewaktu beliau berumur tiga tahun : "Moeder, wat ben ik?  Ibu,
apa (siapa) saya ini ?" Pertanyaan in kalau dilihat sangat simpel, tetapi
mempunyai arti filosofis yang sangat dalam.

Ibu Mencius (nama sebenarnya Meng Ke) meskipun tidak kaya berpindah rumah
sampai tiga kali agar anaknya mendapatkan hubungan dengan anak-anak yang
senang belajar. Juga sewaktu Mencius mulai malas belajar dan waktunya
dibuang dengan ngelamun, kain yang beliau sedang tenun digunting oleh
menjadi dua, meskipun dilarang oleh Mencius.  Ibunya berkata: " kalau kau
belajar hanya setengah jalan, artinya seperti tenunan ini." Perlu saya
terangkan disini bahwa ibu Mencius menenun untuk penghidupannya, maka
Mencius kaget dengan tindakan ibunya ini.

Mencius soja kui pada ibunya dan berjanji akan giat belajar pelajaran Kong
Fu Zi. Para pembaca tahu bahwa Mengke adalah cofucuanist yang besar kedua
sesudah Kong Fu Zi dan namanya oleh filosof-filosof Barat diromawikan
menjadi Mencius.

 

Dr. Han Hwie-Song

Breda, 24 -2-2008  Holland



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke