Itu masalah yang sangat umum terjadi didunia ini,seperti di kenya [kalau tidak salah lho] banyak orang India[seperti diceritakan oleh beberapa kawan India dari Kenya yang sekarang berdiam di perth.Bahwa mereka harus pergi meninggalkan negara yang juga mereka cintai karena diusir dari "Hotel" tempat mereka berdiam, karena mereka bekerja keras untuk mampu hidup dinegara asing dan lari dari tempat asalnya India karena di India mereka kelaparan.Di negaa baru merka memiliki kesempatan yang lebih sedikit daripada penduduk lokal dan juga peraturan yang lebih memberatkan mereka daripada penduduk lokal, tetapi karen mereka tidak malas seperti penduduk lokal dan "dibantu" dengan gaya hidup dan kebiasaan untuk "menerima bantuan " dari pendatang dalam bentuk korupsi maka pendatang India dapat lebih sukses.Tetapi setelah sukses maka diberilah "label" baru seperti tidak nasionalis,pemeras harta negara,koruptor,tukang tipu dsb nya dan juga dibantu dengan penjarahan,pembakaran,dan pembunuhan ,diskriminasi terhadap pendatang maka tidak ada jalan lain bagi pendatang untuk meninggalkan 'hotelnya".Ini juga kurang lebih terjadi di Indonesia terhadap tionghoa atau bahasa inggrisnya cina...heheheheehehh Memang banyak juga cina yang kurang ajar yang kalau di China daratan sana sudah ditembak mati juga sama pada penduduk lokal......pertanyaan saya adalah:ADA APA SIH YANG KURANG PADA CINA CINA INI ,KALAU YANG BANGSATA MEMANG BIARIAN AJE?.Saya bukan anti pada pribumi karena 75% sohib gue adalah pribumi yang seperti saudara bagi gue yang sehudup semati, juga adik perempuan saya kawin dengan orang Kupang yang item keriting,jadi gue bukan anti pribumi dan anti islam karena adik gue yang cina juga islam kok Salam Sunny Thee
----- Original Message ---- From: RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, 20 April, 2008 1:36:18 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Negara Hotel? Apakah saudara sauadar Tionghoa yang hidup dalam kondisi ekonomi yang berat di Kalimantan barat, atau yang sering disebut "Cina benteng" di Tanggerang, dan buanyak lagi di Jawa, pedalaman Indonesia, yang hidup keras sekali, juga merasa tinggal di hotel? Hotel pordeo kali? Ini keliru kali dengan beliauw beliauw yang hadir di pesta pernikahan si Prayogo, termasuk pengemplang BLBI? Gimana ya loyalitas mereka yang dipercaya jadi bupati dan wakil rakyat yang kini memenuhi rumah tahanan? mereka ini bukan tamu niyeee? Salam pro Patria Danardono --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > Oho ABS Heng, bicara tentang Negeri Hotel, Saya kok mencium ada busuk > Yusuf Kalla di situ, "kalian jangan mengnggap Indonesia sebagai Hotel!" > demikianlah saat dia bicara menyindir orang Tionghoa sekaligus mengkompori > masyarakat Pribumi ! > > Sekarang, Coba simak pandangan saya tentang Hotel ini : > > > > > HOTEL > > > > Akhir2 ini, istilah hotel tiba2 menjadi istilah yang ramai dibicarakan. > Dari pernyataan seorang wakil presiden, istilah ini tiba2 mendapat sorotan > negatif. > > Bicara mengenai hotel, sebenarnya kita juga bicara tentang budaya > perjalanan dan budaya perantauan. Hotel adalah tempat penting bagi semua > orang yang suka melakukan perjalanan. Bagi orang normal, hotel adalah > tempat singah sementara. Seharusnya tidak banyak orang yang senang > ber-lama2 tinggal di hotel. Semua lebih kerasan tinggal di rumah sendiri. > Namun, seringkali, keadaan bicara lain. Demi pekerjaan, banyak orang > terpaksa harus merantau meninggalkan kampung halaman, untuk tinggal di > kota atau negeri yang baru, mereka harus cari tempat tingal baru. Pada > awalnya, kebanyakan dari perantau ini belum bisa beli rumah sendiri, > mereka akan mencari pondokan atau menyewa rumah. Sebenarnya rumah > sementara ini juga merupakan "hotel" dalam arti luas. > > Kita sebenarnya bisa melihat, di semua tempat di dunia, para pendatang ini > banyak yang mencapai sukses, mereka rata-rata memiliki kedudukannya sosial > yang lebih baik dibanding rata2 penduduk asli. Mengapa? Karena mereka > umumnya bekerja lebih keras dibanding penduduk asli yang sudah mapan. > Tanpa bekerja keras, mereka terancam akan kehilangan hak tinggal di tempat > baru. karena uang untuk membayar pondokanpun sewaktu-waktu akan terancam. > > Sejalan dengan waktu, para pendatang baru yang sukses akan membeli rumah > permanen, anak2 mereka yang lahir di rumah baru tak lagi merasakan budaya > hotel.. Mental mereka akan perlahan berubah seperti penduduk asli kota itu. > Dengan cepat, mereka akan mendapat tantangan dari pendatang yang baru. > > Jadi sebenarnya kita harus memandang secara positif " Budaya Hotel" ini, > kita justru harus mendorong seluruh masyarakat menghidupkan mental > "Tinggal di hotel". Karena dengan ini, mereka akan selalu merasa dikejar > waktu, harus bekerja seefisien mungkin, agar tidak percuma membayar biaya > sewa kamar. Perasaan tak aman ini akan meningkatkan daya juang, berlainan > jika tinggal di rumah sendiri, mau santai2 saja juga tidak apa2, toh juga > gratis. > > Keberhasilan para perantau ini bukan hanya keberhasilan individu, karena > sumbangan tenaga mereka, tempat merka bekerjapun akan ikut menikmati > hasilnya. Banyak contoh negeri2 yang maju karena sumbangan tenaga dan > pemikiran segar para pendatang yang baru ini. Banyak sudah contoh negeri > Perantau yang sukses, seperti Amerika, Australia, Singapura, Hongkong. > Sebuah negeri yang menutup diri tehadap pendatang akan mengalami > kemandegan ekonomi. Maka pemerintah yang baik justru harus berpikir keras, > bagaimana berupaya mendatangkan perantau yang bekwalitas. Pemerintah > sebagai "Pemilik hotel besar" pun harus berdaya upaya supaya tamunya > kerasan tingal di hotel mereka. > > Ada juga yang penting diingat, bangsa yang berpikiran maju tidak hanya > sibuk berpikir bagaimana menarik tamu tinggal di hotel mereka. Pemerintah > yng maju juga harus berani mendorong penduduknya sendiri untuk terbiasa > dengan " budaya hotel", doronglah warga kita untuk berani keluar kandang, > ber-bondong2lah menjadi perantau di negeri orang. Biarkanlah pemuda kita > mondok di hotel orang, baik untuk menuntut ilmu atau bekerja. Dengan > merantau di negeri orang, mereka akan lebih sukses dibanding di negeri > sendiri, dan akan cepat menyerap kemajuan2 dunia baru. Ujungnya, ini akan > membawa manfaat bila dibawa pulang ke negeri asal. > > Mungkin banyak dari para perantau ini yang memutuskan tidak pulang, dan > menetap permanent di negeri orang, kitapun tidak usah takut kehilangan > mereka. Bila suatu saat keadaan di negeri sendiri menjadi kondusif, mereka > akan berduyun-duyun pulang, menyumbangkan tenaga, pemikiran maupun modal. > Contoh yang nyata adalah peranan Tionghoa perantau lama pada awal > reformasi ekonomi di Tiongkok, dan kiprah Tionghoa perantau baru > berpendidikan tinggi, bagi kemajuan industri informasi di Tiongkok saat > ini. > > Bicara tentang hotel, saya juga ingat novelis kontemporer kita Iwan > Simatupang, yang melahirkan karya2nya dari sebuah kamar hotel, yang > bernama Hotel Salak di Bogor. Rasanya, tinggal di hotel selain memacu > semangat juang, juga dapat memacu kreativitas. Jadi, mengapa kita tidak > mempromosikan "Budaya Hotel" ? kita sebaiknya justru menghimbau : " > Anggaplah Indonesia sebagai sebuah hotel besar !" > > Bila seluruh masyarakat Indonesia berani memandang Indonesia adalah sebuah > Hotel Besar, pemerintah yang mengelola negeri ini akan dipaksa bekerja > lebih professional. Mengukur prestasi seorang pimpinan hotel pasti lebih > mudah dibandingkan seorang pengelola kawasan perumahan. Bila pengelolaan > sebuah lingkungan perumahan memburuk, penduduk hanya bisa mengeluh, mereka > toh tidak bisa cabut se-waktu2. Lain dengan mengelola sebuah hotel, bila > manager hotel tak bisa memanage hotel dengan baik, sehingga tamunya tidak > nyaman, pasti banyak tamu yang cepat pindah hotel. Dalam hal ini dia sama > sekali tak dapat menyalahkan tamunya mengapa tidak mencintai hotelnya. > Bila kondisi hotelnya makin sepi, sudah saatnya manager hotelnya diganti! > Sudah saatnya, para pemimpin negeri ini memiliki mental " Manager Hotel" > > > Salam, > Zhou Fy > Get the name you always wanted with the new y7mail email address. www.yahoo7.com.au/y7mail