ah bagaimana mungkin judi di singkirkan dari masyarakat , yang usianya sama tua dengan profesi pelacuran.... daripada di larang secara resmi , dan dilakukan dalam kegelapan hanya untuk lari uangnya ke oknum tertentu , lebih baik di legalkan dan jadi pemasukan negara....
jadi secara real , tidak mungkin judi disingkirkan. .........Yang bisa di lakukan adalah memaksimalkan uang perjudian yang lari tak keruan ke oknum2 tertentu.......... Bentar lagi piala Eropa , sudah pasti perputaran uang judi di Indonesia akan semakin kencang....... adakah yang dapat membantu data berapa uang yang di pertarukan penjudi2 di Indonesia di event2 akbar ini ? Robby Wirdja 2008/5/7 ALIANTONY ALI <[EMAIL PROTECTED]>: > betul bang thongsampah ..Justru dari judi sumber pemasukan pemerintah > lebih banyak dari pada yang lain.seperti malaysia genting ..sumber > pariwisata yang paling gede terlihat di genting......begitu juga macau.ngak > usah di perduli bang thong... kalau orang yang belum mengerti tentang efek > baiknya ... akan tetapi ngotot pada sisi buruknya....tidak akan maju maju... > susah kalau di jelasin panjang lebar. toh juga berpegang teguh pendapat > masing masing....kalau pemikiran orang indonesia semuanya terbuka ngak akan > begitu situasi ekonomi indonesia yang sekarang ini depan kelihatan baik > dalamnya udah hancur berantakan......capek dehhhh. > > *thongshampah <[EMAIL PROTECTED]>* wrote: > > Bung Joyohadikusumo yang baik. > > Thongshampah berinteraksi dari satu center of gravity > ke center of excelence lainnya > adalah bagian dari observasi sosial. > Hari ini di Gedung Putih Medan, besok di Pasir Putih Ancol > Lusa di IDSS/RSIS Singapore, minggu depan di CSIS Georgetown USA > dan bulan depan bisa jadi di di China NDU. > Sehingga kunjungan Thongshampah ke Gedung Putih Medan, > tidak ada kedekatan emosional, apalagi korelasi interest > Suatu hal yang memang ditabukan dalam menekuni ilmu ilmu sosial. > > Dengan tulisan kemarin, Thongshampah hanya ingin mengatakan > balancing of power yang selama ini terjadi di Medan > tidak bisa dirubah dengan cara represive ala cowboy Texas, > kayak Bush Jr yang ingin menaklukkan Iraq. > Konflik sosial tidak akan pernah selesai dengan Hard Power, > Hanya soft power, saling mengerti dan komunikasi sosial lah > yang bisa menyelesaikannya. > Kita mau terapkan game theory yang model apa. > Zero Sum Game, Negative Sum Game atau win win positive sum game. > Atau kita tetap terjebak dalam prisoner dilemma, saling curiga. > > Begitu juga soal judi. > Pemahaman anda tentang judi, memang sangat idealis nyaris utopis. > Thongshampah tidak akan berdebat tentang itu. > Thongshampah hanya ingin menyampaikan realita di lapangan > tentang adanya theory conspiracy > yang mensinyalir adanya setoran rutin dari mafia mafia judi Christmas > Island, Genting Island, Crown Plaza dll dll ke organisasi organisasi > berkedok keagamaan tertentu untuk melaksanakan demo demo anti judi di > Indonesia. > > Tujuannya agar judi tetap dilarang di Indonesia, dengan harapan para > penjudi dari Indonesia akan membuang big money nya di tempat tempat > yang Thongshampah sebut diatas. > Malah saat ini Singapore sedang membangun casino terbesar di Asia, > dan khusus untuk itu mereka membuka S2 Program Management Casino. > Ketika kita sibuk melarang judi, negara lain justru menarik manfaatnya > Kenapa??? Karena kita buta sosio-antropology dimana sebenarnya judi > bagi kelompok tertentu adalah bagian dari budaya nya. > > he he he > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%40yahoogroups.com>, > "joyohadi_kusumo" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > bung thongshampah yg baik, > > > > saya memahami bung yang bergaya hidup egaliteran dgn pergaulannya dgn > > rombongan anak gaul yg lintas suku. > > > > namun cara pandang bung yg mengatakan cimed totok rasis terhadap even > > sesama cina yg gak bisa hokkian tidak sepenuhnya benar. menurut hemat > > saya, secara umum tentu lebih nyaman untuk bergaul dan berbincang > > dalam sesama bahasa ibu daripada yg berlainan bahasa, dan apa yg bung > > lakukan utk meng-counter hal tsb dgn belajar bhs hokkian (bhs cina > > medan)sudah tepat. > > > > seperti halnya cina aceh yg lebih prefer bergaul dgn sesama cina aceh > > yg ngomong bahasa khek. > > > > ngomong2, di medan, kalo okp itu udah pada terkenal gak ada kerja > > positipnya, sumber dananya didominasi oleh hasil 'nandok duit'. dan > > kalo bung tongsampah paham medan, tentu tau duit cina lah > > yg 'ditandok' begundal yang sering bertameng okp, dengan dalih 'uang > > keamanan' . hal mana yang sepanjang pengetahuan saya tidak terjadi di > > kota2 lain yang juga punya okp okp. > > > > to be honest, saya merasa senang dengan adanya tim pemburu preman. > > apakah bung merasa nyaman jika pindah rumah dimintai duit? megecor > > trotoar didepan rumah juga perlu duit pengamanan? malah kalo ada > > acara doa bagi yg meninggal juga ditandok duitnya. > > > > pengecualian mungkin pada cina yang mau bergaul dgn org2 pasaran. > > namun, rasanya tidak adil juga membenarkan seorang cina medan boleh > > diperas duitnya hanya karena dia tidak bergaul rapat dengan 'orang2 > > gaul / okp'. > > > > masalah dampak dendam mereka bahwa aparat hanya melindungi cina, mau > > tak mau itu pasti terjadi, namun sisi baiknya lebih banyak daripada > > negatipnya. hal itu dapat dilihat dengan bigger frame: yang diperangi > > adalah hal yang tidak benar (ngompas duit, menjadi benalu, > > menyelenggarakan judi gelap dsb). sebagai orang yang beradab tentu > > kita harus setuju dengan tindakan tim pemburu preman ini. namun jika > > dilihat dari sisi pelaku kejahatan atau orang yang bersimpati pada > > pengompas, tentu dilihat sebagai suatu hal yang mengancam > > kenyamanannya dalam beraksi. > > > > dan tentu saja kita paham bahaya judi bagi bangsa ini. bukan terhadap > > kelas menengah seperti teman2 yang punya pendidikan dan kesadaran, > > bisa memilih untuk menghindarinya, melainkan pada lapisan bawah yang > > bermimpi taruhan togelnya tembus 4angka. omset togel di medan > > sebagian besar disumbang dari lapisan bawah seperti buruh kasar > > dan 'tukang becak'. coba tiap rp1000 yang dipasangi togel dialihkan > > menjadi belanja jajanan anak, ato masuk tabungan ato utk kegiatan > > konsumsi yang positip.. mungkin perekonomian lebih bergairah, > > dibandingkan kalo duit 1000 itu yang mungkin kirakira pembagiannya > > begini: 500 utk beking usaha, 100 untuk hadiah taruhan, 200 utk > > komisi bandar, dan 200 untung bersih boss besar. > > > > ada yang mengatakan sejak tak ada judi, jajanan malam sepi, itu maybe > > ada benarnya, namun itu hanya efek jangka pendek. coba bayangkan > > berapa persen penjudi yang menang untuk bergairah menghabiskan > > uangnya berjajan malam? kalo yg menang judi banyakan dari yg kalah, > > tentu tak ada yang mau jadi bandar judi. > > > > > > > > selain menumbuhkan benih kebencian, tentu juga akan tumbuh benih yang > > menyadari mulai tertutupnya pintu peluang bagi mereka yang > > mengandalkan intimidasi dan otot dalam mencari nafkah. hal2 apa yang > > legal untuk menjadi sumber penghidupan tentu mau tak mau akan > > dipikiran, dan tentu ada harapan bahwa dengan seleksi alam, generasi > > benalu semacam itu akhirnya lenyap ditelan generasi yang lebih santun > > dan mau bekerja halal. saya sendiri sudah menyaksikannya, dimana > > beberapa preman tua mau mulai bekerja serabutan, entah sebagai > > pelayan warung kopi ato buruh angkut. highly appreciated them. > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com<budaya_tionghua%40yahoogroups.com>, > "thongshampah" > > <thongshampah@> wrote: > > > > > > Bung Bud,s yg baik. > > > > > > Thongshampah, lahir di Jakarta tetapi besar di Medan. > > > Tahun 70 an ketika SMA, Thongshampah bergabung dgn anak Cardova > > > dan juga dengan anak anak Pondok Seng. > > > Kita sering kumpul kumpul > > > di Jln Sudirman, Babura, S Parman, Imam Bonjol dll > > > dan setiap sore, apalagi malam minggu kerjanya cuma kebut kebutan, > > > apalagi dulu Thongshampah dikenal sebagai anak maen > > > yang naik nya Yamaha RD 125 Twin. > > > kami nyaris tiap hari naek ke Sembahe - Bandar Baru, > > > Dan pulangnya, tiap malam minggu, > > > pasti banyak sekali undangan untuk pesta pesta Disco. > > > Pokoknya nostalgia Medan 75an yang indah sekali. > > > > > > Dan seingat Thongshampah dulu, > > > kalau lagi berantem antar gank, > > > bukan Thongshampah si cina ini yg takut dengan mereka > > > tetapi justru mereka yg mikir lawan anak Cardova dan Pondok Seng. > > > > > > Diskriminasi justru dialami Thongshampah bukan dari teman teman > > > pribumi, melainkan oleh teman teman cina totok. > > > Bisa dibayangin, anak cina kelahiran Jakarta > > > yang gak bisa omong Hokkien tetapi sekolah di sekolah Tionghoa. > > > Maka sebutan cina padang, kiau seng, bhak thau kak, phoa tang coan, > > > bak kia lo dll dll dll selalu diejekkan ke Thongshampah. > > > Dan setelah sekali dua kali kaki naik ke kepala > > > baru ejekan itu berhenti. > > > > > > Dan mereka mereka yang totok ini justru sangat rasis > > > memandang orang yang sama sama cina > > > tetapi tidak bisa dialek Hokkien. > > > Totally inferior, nista dan outsider. > > > > > > Berangkat dari hal ini, bagaimana pula cara pandang mereka > > > terhadap orang yang mereka sebut Huana, Fan Kui, inijen > > > dapat dibayangkan. > > > Jadi soal diskriminasi, tergantung cara kita mengalaminya. > > > Itulah yg menyebabkan kemudian > > > Thongshampah mati matian belajar dialek Hokkien > > > Supaya tidak disisihkan oleh mereka. > > > > > > Medan adalah wild wild west nya Indonesia > > > semua suku ada disana, dalam komposisi yang berimbang. > > > Dan itulah penyebab utama mengapa kerusuhan sosial > > > jarang terjadi disana, walau semua maen dengan gayanya > > > sebab inter dependensi yang sangat tinggi. > > > > > > Beberapa tahun terakhir ini ada fenomena menarik di sana > > > Poldasu menurunkan Team Pemburu Preman, > > > yang mengejar preman preman pengompas cina itu > > > sampai ke sudut sudut kota. > > > > > > Metode represive ini, sesaat mungkin bisa menekan angka kriminalitas > > > tetapi for the long run, > > > akan menimbulkan benih benih kebencian yg dalam > > > dimana seolah olah polisi kerjanya hanya membacking cina. > > > dan bagi cina cina bebal tertentu, > > > hanya membuat dia makin besar kepala > > > yang memperdalam dan memperbesar social descrepancy itu. > > > > > > Istilah istilah "kapan dia tidak berak malam", > > > selalu sampai ketelinga Thongshampah > > > ketika ngobrol dengan teman teman OKP di Gedung Putih > > > saat kunjungan ke Medan setiap tahun nya. > > > So, marilah kita sama sama mawas diri. > > > It takes two to Tango. > > > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com<budaya_tionghua%40yahoogroups.com>, > "BUD'S 1" <bsugih2007@> > > wrote: > > > > > > > > Saya juga setuju, Hukum harus ditegakan. untuk mendapatkan SIM > > harus > > > melalui > > > > prosedur yang benar dan benar2 lulus. kalau tidak tentunya Nyawa > > > orang lain > > > > yang dimakan ( nyawa dia sendiri masih ngak apa2 ). > > > > > > > > Kalau untuk urus SIM, dijakarta dah gampang kok. ngak usah pakai > > > calo2an. > > > > Malah ada SIM keliling. Beberapa waktu lalu saya baru perpanjang > > SIM > > > saya, > > > > 1.5 jam beres semua dan tanpa ada keluar uang extra. tidak seperti > > > beberapa > > > > tahun yang lalu. malah semasa saya kuliah pernah seharian untuk > > yang > > > urusan > > > > ini di Komdak. Pernah juga 1/2 jam selesai karena pakai MEMO > > DINAS. Tapi > > > > dengan melihat kondisi terakhir, sudah tidak perlulah pakai MEMO2 > > AN > > > lagi, > > > > Tidak perlu pakai calo lagi. Semoga kinerja ini bisa dipertahankan > > > dan bisa > > > > menular ke Medan / POLDASU. > > > > > > > > > > > > > > > > Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com > >