Sebetulnya mereka sendiri, penerjemah dan penerbit,
tidak memakai istilah "menyadur". Itu hanya istilah 
yang dipakai para 'pengamat' saja.
Biasanya istilah yang mereka sendiri pakai adalah "dituturkan".

Kembali ke istilah "menyadur", definisi resminya adalah:
"menyusun kembali cerita secara bebas, tanpa merusak
garis besar cerita, biasanya dari bahasa lain" (KBBI 
Edisi-II, Cetakan Ke-9, 1997, halaman 859).

Jadi belum tentu harus ada pengembangan baru dan
bahasa ungkapnya harus lain.
Juga belum tentu lazimnya antar dua media yang
berbeda (misalnya media cetak - media film). Yang 
penting antar dua bahasa berbeda (misalnya bahasa
Tionghoa dan Indonesia)

OKT (Oey Kim Tiang), misalnya, terkenal puritan.
Dan karenanya dia selalu 'menyopankan' cerita silat 
asli apabila ceritanya mengandung muatan erotis.
Itu jelas memenuhi definisi KBBI untuk istilah "menyadur" itu...

Barangkali yang dimaksud Zhou-heng dengan perlunya
ada pengembangan baru, bahasa ungkap yang lain, 
dan antar dua media, itu persyaratan untuk disebut
sebagai "adaptasi".
Lalu, apakah istilah "adaptasi" dan istilah "menyadur" 
bisa disinonimkan atau tidak, saya tidak berani 
memastikan, karena bukan bidang kompetensi saya.

Soal penggunaan kata "menyadur" sebagai akal-akalan
untuk menghindari gugatan hak cipta, jelas tidak benar, karena tidak nalar.
Di eranya OKT dan Gan KL dulu, gugatan hak cipta
belum jamannya. Jadi kata "menyadur" dipasang di 
cover sebagai 'tameng', tidak ada gunanya.
Sedangkan di jaman sekarang, dengan atau tanpa kata
"menyadur", kalau melanggar HAKI, ya tetap saja
digugat. Jadi kata "menyadur dipasang di cover 
sebagai 'tameng', tidak ada gunanya.

Wasalam.

-----------------------------------

----- Original Message ----- 
From: Fy Zhou
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, June 24, 2008 11:23 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Menyadur = Mengalihbasa? (Was: Gan Kuo Hwie
( Gan K H )

> Sebenarnya, "menyadur" itu lain dengan
> menerjemahkan/mengalih bahasakan .
> istilah yang sekarang lebih umum digunakan
> adalah "adaptasi."
>
> Yang paling lazim, adaptasi dilakukan antar
> dua bidang seni, misalnya film yang ceritanya
>  mengadaptasi sebuah novel.
> dalam bidang sastra, bisa juga sebuah karya
> mengadaptasi sebuah cerita rakyat.

> Adaptasi prinsipnya adalah mengambil bahan pokok
> untuk dikembangkan.  detail ceritanya bisa sama
> sekali baru, bahasa ungkapnya juga harus lain
>
> Jadi, cersil2 Hongkong dan Taiwan yang beredar
> dalam bahasa indonesia sama sekali tak bisa
> disebut adaptasi atau menyadur.
> karena tak ada pengembangan cerita ataupun
> memakai bahasa ungkap yang sama sekali baru.
> mereka tetaplah karya tejemahan.
> istilah saduran yang sering ditempel di cover
> hanyalah sekedar akal2an agar terhindar
> dari gugatan hak cipta.

Kirim email ke