DVD-nya sudah beredar di Indo. Info:
http://ent.sina.com.cn/v/m/f/lsbyzyt/index.html http://yule.sohu.com/s2008/lsbyzyt/ ------------------------------------ Ngomong-ngomong, untuk versi layar lebar-nya, film Sampek-Engtay versi Tsui Hark bagus sekali. Dulu pernah me-review film ini di milis serial_silat 27 Sept 2006 Review film The Lovers, Kisah Sam Pek - Eng Tay Versi Tsui Hark. Mau me-review salah satu film favorit gue. Judulnya the "Lovers", diproduseri dan disutradarai Tsui Hark. Film yang diproduksi tahun 1994 ini mengambil cerita yang sangat familiar, yaitu kisah Romeo dan Juliet versi China, alias Sam Pek - Eng Tay. Tokoh Sam Pek diperankan oleh Nicky Wu (Wu Chi Lung) dan tokoh Eng Tay diperankan oleh Charlie Yeung (Yeung Chai Ni) Secara ringkas cerita dalam film ini bisa dibagi jadi 2 bagian dengan mood yang berbeda. Setengah bagian awal kisah komedi, dan setengah bagian akhir kisah tragedi. Cerita ini terjadi pada masa Dinasti Jin Timur sekitar abad ke-3 Masehi. Komedi Kisah dimulai dari orang tua keluarga cukup terpandang ingin menikahkan anak perempuannya, Eng Tay (Zhu Yingdai), dengan orang kaya untuk menaikkan statusnya. Karena anak perempuan ini cuek, lebih senang bermain daripada belajar, tidak bisa bermain musik, tidak bisa membaca dengan baik, jadi orang tuanya mengirimkannya ke sebuah sekolah yang pada zaman itu khusus untuk laki-laki, dengan tujuan supaya Eng Tay lebih terpelajar. Untuk masuk sekolah itu Eng Tay harus menyamar sebagai laki-laki. Di sekolah itu ia berkenalan dengan seorang siswa yang miskin tapi rajin dan serius yaitu Sam Pek (Liang Shanbo). Kelucuan yang muncul sejak awal cerita dari tingkah laku Eng Tay semakin berkembang dengan perkenalan keduanya yang menjadi akrab dan tumbuh benih-benih cinta bahkan sejak Sam Pek belum menyadari Eng Tay adalah seorang wanita. Tragedi (untuk yang tidak ingin mengetahui akhir ceritanya harap tidak membaca bagian ini) Tragedi mulai dari terungkapnya Eng Tay adalah perempuan oleh Sam Pek dan cinta benar-benar bersemi di antara keduanya. Eng Tay dipanggil balik kembali oleh keluarganya untuk segera dikawinkan. Sam Pek berusaha melamar Eng Tay tapi Karena miskin tentu ditolak keluarga Eng Tay. Eng Tay sampai dikurung di kamarnya dan tidak bisa keluar. Sam Pek kemudian sakit dan meninggal. Dalam perjalanannya menuju keluarga pengantin pria pilihan keluarganya, Eng Tay melewati kuburan Sam Pek, kemudian turun dari tandu. Ketika menyembahyangi kuburan Sam Pek, tiba-tiba kuburan terbuka, dan Eng Tay masuk ke dalam kuburan tersebut. Buat gue film ini berkesan dan sudah nonton berkali-kali. Walaupun ceritanya sederhana tapi indah dan berarti. Tidak heran kalau kisah ini menjadi kisah abadi. Dalam film versi Tsui Hark ini, cerita ini digambarkan dengan sangat indah. Komedi dalam film ini digambarkan dengan baik: - Acara nyontek waktu ujian di zaman dulu yang super heboh. Waktu guru pengawas ujian lengah, semua kertas jawaban dilempar oleh para pembantu dan sanak keluarga dari luar ruang ujian - Ada rekan sekolah gay yang mengejar-ngejar Sam Pek dan waktu Sam Pek mulai menyukai Eng Tay yang menyamar jadi laki-laki, ia takut kalau-kalau ia seorang gay juga Tragedinya pun digambarkan dengan mengharukan: - Eng Tay dikurung di kamarnya sampai seluruh pintu dan jendela kamarnya ditutup oleh papan kayu. Waktu ia menerima surat bohongan yang dibuat Ibu-nya seolah-olah dari Sam Pek, tiba-tiba kecapi di kamarnya putus dan ia menyadari bahwa pada saat yang bersamaan Sam Pek meninggal. - Ketika berdandan untuk hari pernikahan dengan pria pilihan keluarganya, pembantunya mengusap air mata Eng Tay, dan terkejut karena sapu tangannya berwarna merah karena ternyata Eng Tay menangis dengan air mata darah Setiap menit dari film ini memikat, baik cerita, sinematografi, musik dsb, dan waktu menonton film ini rasanya waktu berjalan dengan cepat. Akting 2 tokoh utama dan tokoh-tokoh lainnya meyakinkan. Gue sendiri kurang suka dengan tampang Nicky Wu yang terkesan depresif. Tapi dalam film ini tampangnya cocok sekali dengan tampang Charlie Yeung yang ceria. Dan bisa mewakili tema cerita yang menggambarkan komedi sekaligus tragedi. Cerita Sampek Engtay ini sangat terkenal. Pasangan Sam Pek - Eng Tay sering digambarkan sebagai sepasang kupu-kupu dan sering dikutip dalam cerita-cerita lain sebagai lambang cinta sejati. Bab 9 dari cerita silat Lian Cheng Jue, karangan Jin Yong memakai judul "Liang Shanbo, Zhu Yingdai". Judul lain film ini adalah "Butterfly Lovers". Soundtrack film ini yang berjudul "Liang Zhu" dinyanyikan Nicky Wu cukup terkenal. Menurut gue film versi Tsui Hark ini salah satu contoh "cerita bagus yang diceritakan dengan baik". Kalau ada kesempatan, bisa coba nonton film ini, minimal bisa mengenal lebih dekat salah satu kisah cinta paling terkenal dalam kebudayaan China. Gue sendiri menganggap film ini salah satu film terbaik yang pernah gue tonton. Ratingnya 5 dari 5. Beberapa fotonya bisa dilihat di sini: http://hiphotos.baidu.com/%BB%D8%ED%F8%BE%E7%D4%B7/pic/item/9efe2a02d8a147014bfb5148.jpg http://hiphotos.baidu.com/%BB%D8%ED%F8%BE%E7%D4%B7/pic/item/be4d53f2441e701db07ec54a.jpg http://hiphotos.baidu.com/%BB%D8%ED%F8%BE%E7%D4%B7/pic/item/678c1101dc9f150d738da54a.jpg http://hiphotos.baidu.com/%BB%D8%ED%F8%BE%E7%D4%B7/pic/item/7c2d3fdd5f494e3a5982dd48.jpg Kurniawan --- On Thu, 7/3/08, Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [serial_silat] Tanya Serial Sampek-Engtay To: [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, July 3, 2008, 7:33 PM Halo semuanya, Saya baca di internet Hunan Television memproduksi serial Liang Shanbo - Zhu Yingdai (Butterfly Lovers) dengan aktor taiwan Peter Ho dan aktris rrt Dong Jie sebagai pemeran utama. Sudah ada yang nonton serial ini ? Apakah versi asli ataupun palsunya sudah beredar di Indonesia ? Sebagai informasi tambahan, serial ini dibuat sebagai inspirasi dari hasil penggalian arkeologis di Hunan yang menemukan kuburan pasangan kekasih ini. Memang legenda mereka tercatat dalam sejarah resmi, namun banyak yang menganggap cuma legenda sampai kuburan mereka ditemukan. Kisah mereka kemudian diajukan ke Unesco untuk mendapatkan status warisan budaya dunia. Hormat saya, Yongde