Bung Tantono Subagyo dan teman-teman semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan escargot ala Perancis?

Escargot tu nama 'keren' berbasa Perancis, dihidangkan di resto fancy di Paris,
dijual secara lusinan (12 pcs.), biasa dimasak tumis, dimakan bersama anggur
merah nan tuwek dan maharu (=mahal, dibaca wong Jepun) tentu. 

Padahal mah, di mBrebes itu escargot cuma jadi extra fooding bagi bebek-2
petelur, biar nelornya lebih banyak. Soalnya buat petani itu escargot cuma ja-
di hama, suka mangsa daun muda (kayak idung belang ya?) di sawah ladang.
Apalagi yang sok kaya berlapis emas, itu musuh utama petani di mana-mana,
walau di TMII - Taman Mini Indonesia Indah ada gedung yang niru bentuknya.
Di Jawa (tengah dan timur) masih lumayan mending nasibnya: dijadikan keri-
pik sebagai cemilan. 

Kalau anda menebak bekicot atawa keong, bener itu nama 'resmi' escargot di
Indonesia kita tercinta ini.


Saya setuju dengan Bung Tantono, ada baiknya ndak usah mengurus makanan
orang, juga rasanya lebih elok ndak juga mengatai orang soal berbudaya atau
tidak berbudaya, primitip atau tidak primitip. Yang berbudaya, yang tidak pri-
mitip, tentu tidak akan mengatai orang tidak berbudaya atau primitip.  Setiap 
orang itu pribadi yang unik, punya selera dan kesukaan masing-masing, jeh! 

They say: 
"Taste (food) is like an art work, it's not something to be argued, just enjoy 
it!"

Mari kita rame-rame makan ala foodcourt saja, anda suka gado-2 silakan pe-
san di counter gado-gado, suka sak-sang ya silakan saja, suka babi panggang,
suka korean food, suka rw rica-rica, suka ulat sagu, suka paniki bakar, sushi,
sashimi, atau apapun, sila pesan sajah dan mari kita duduk semeja makan ra-
me-rame makanan yang sudah anda pesan masing-masing. Kita ngobrol aja
ttg hal lain yang lebih enak lagi. 

Apapun makanannya..... obrolannya yang enak-enak ajah dah!

Salam makan enak dan sehat selalu,
Ophoeng, BSD City, Tangerang


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Tantono Subagyo" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:

Makanan orang jangan diurus dan mengurus makanan orang itulah jadi tak
berbudaya.  Di Barat dianggap makan "jerohan" itu tidak berbudaya, tetapi
kita makan enak saja.  Di Korea ada pasar anjing potong, dikurungin dan kita
bisa milih, di Vietnam ada "anjing guling" instead of "kambing guling" so what ?

Best regards, Tantono Subagyo




Kirim email ke