memang ada bunglon2 tionghoa, yang rela mengorbankan kelompoknya sendiri untuk 
karier politik! saat zaman berubah, mereka berusaha mengubah wajah supaya 
tetap eksis, dan tetap berusaha merekrut para penerus... 



----- Original Message ----
From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED]>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 17, 2008 8:32:56 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: diskusi & launching buku "Tionghoa dalam 
cengkraman SBKRI"


Orang dulu mengatakan:

- Yin dan Yang saling melengkapi dan berubah
- di saat Yin memuncak, Yang muncul
- di saat Yang memuncak, Yin muncul
- tidak ada yang abadi semuanya akan berubah, perubahan itu lah yang
abadi 

Tidak sampai setengah yang lalu, ada kelompok yang mengusung
mangkir-cino dengan gagah berani dan muncul sebagai pemenang. Sekarang
para pemenang itu ramai-ramai balik-cino.

Saya cuma bisa berkomentar: "wo de tian ar"

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "jandi" <jandi_zhang@ ...> wrote:
>
> halo semua. mau ngasih info soal seminar yang akan diadakan di CSIS. 
> tema diskusinya "SBKRI, sejarah, perjalanan, dan masa depan"..
> dalam acara kali ini juga bersamaan dengan peluncuran buku yang
> berjudul "Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI".
> 
> Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2008
> Waktu : Pk. 16.00—18.30
> Tempat : Gedung CSIS, Jl.. Tanah Abang 3 No. 27, Jakarta Pusat
> 
> Acara ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menhan RI dan
> Guru Besar Universitas Indonesia); Slamet Effendy Yusuf, SH (Ketua
> Badan Kehormatan DPR RI); Harry Tjan Silalahi, SH (Pendiri Centre for
> Strategic and International Studies/CSIS) ; Mohammad Sobary
> (Budayawan); KH Said Aqiel Siradj (Ulama, Pendiri Gerakan Perjuangan
> Anti Diskriminasi/ GANDI); Trias Kuncahyono (Wapemred Kompas); Indradi
> Kusuma, SH (Institut Kewarganegaraan Indonesia/IKI) ; serta penulis
> buku Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie) dan Prasetyadji..
> 
> Acara diskusi ini penting dan topiknya sangat menarik. SBKRI sudah
> dihilangkan tapi sampai pada saat ini masih juga orang2 Tionghoa masih
> dihambat dengan syarat pengajuan SBKRI, entah itu dalam pengajuan
> paspor, dll. 
> 
> SBKRI hanya dikenakan kepada warganegara Indonesia keturunan Tionghoa
> saja. inilah bukti konkrit bahwa perundang2an kita pun
> mendikriminasikan warga negaranya. 
> 
> Sekedar info saja. orang tua saya dulu membuat SBKRI ini dengan harga
> yang tidak murah (sampai ke angka jutaan). Coba teman2 tanya ke ortu
> masing2 bener ato tidak SBKRI ini mahal. 
> 
> Mengingat topik diskusi yang menarik ini. Saya harap Anda mau
> memforward email ini ke teman-teman di kontak Anda. 
> 
> Trims yah,
>

 


      

Kirim email ke