Sdr.Robby,
pengaruh filsafat Tiongkok kepada Eropa itu ada dan semuanya itu dilakukan oleh anggota-anggota Serikat Yesuit. Mereka menterjemahkan ke dalam bahasa Perancis. Setelah itu barulah ada gerakan pencerahan di daratan Eropa. Buku mengenai itu ada tapi saya lupa judulnya dan amat disayangkan buku tersebut hilang dari tempat saya tanpa saya sempat membacanya secara tuntas. Kalau tidak salah ingat diterbitkan oleh Princeton university. Mungkin anda bisa mencarinya. Hormat saya, Xuan Tong --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Dada" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Agung > > Bicara senjata makan tuan > > saya jadi ingat jepang yang begitu patuh dalam mengadosi keunggulan > budaya tiongkok , dan menggunakan kembali keunggulan strategi militer > klasik tiongkok untuk melakukan agresi ke tiongkok ........ > > Henyung > > Kalau betul Voltaire di pengaruhi oleh pemikiran filsuf2 tiongkok , > luar biasa berarti dampaknya , karena voltaire membawa semangat > aufklarung kembali masuk ke prancis ,........dan benggg , revolusi > prancis...... > > btw, Adakah buku yg khusus menyorot yesuit di tiongkok? > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set@ wrote: > > > > Katanya eropa bisa lepas dari belenggu setlah jesuit balik dari > tiongkok bawa salinan kita KHC? Beneran tuh? Itu namanya senjata makan > tuan donk, udah dibebasin malah rampok gurunya. Hehehe > > Sent from my BlackBerry® > > powered by Sinyal Kuat INDOSAT > > > > -----Original Message----- > > From: "Hendri Irawan" <henyung@> > > > > Date: Tue, 16 Sep 2008 10:02:39 > > To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com> > > Subject: [budaya_tionghua] Re: Akulturasi budaya dalam agama > > > > > > Oh yah, > > > > Kaum Jesuit Tiongkok juga berperan sebagai jembatan budaya. Banyak > > sekali karya-karya filsuf Tiongkok yang disalin, diterjemahkan dan > > dibawa pulang ke Eropa. Kalau kita sekarang lebih mengenal nama Legge, > > Giles sebagai terjemahan bahasa Inggris, maka kaum Jesuit sudah > > terlebih dahulu menerjemahkan karya-karya filsuf itu terutama ke > > bahasa selain bahasa Inggris. Pemikiran-pemikiran filsuf Tiongkok ini > > memberikan sumbangsih yang tidak kecil ke perkembangan pemikiran > > Eropa, pemikiran Voltaire misalnya. > > > > Bahkan di Eropa institut Daojia dan Rujia sudah berkembang sejak lama. > > Yang belajar di situ mayoritas orang Eropa sendiri. > > > > Hormat saya, > > > > Yongde > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou <zhoufy@> wrote: > > > > > > Sayang memang, jika prakarsa kaum Jesuit ini diteruskan, bukan tidak > > mungkin ajaran nasrani akan melebur menjadi salah satu unsur budaya > > Tionghoa. meski nasrani yang ini tak lagi berwajah sama dengan nasrani > > dari barat. > > > > > > ZFy > > > > > > --- On Tue, 9/16/08, Hendri Irawan <henyung@> wrote: > > > > > > From: Hendri Irawan <henyung@> > > > Subject: [budaya_tionghua] Re: Akulturasi budaya dalam agama > > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > > > Date: Tuesday, September 16, 2008, 4:37 AM > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Dalam sejarah Tiongkok, pernah ada kalangan Jesuit yang dirintis Mateo > > > Ricci. Mereka mengadopsi penghormatan leluhur, mengangkat tokoh > > > berjasa (misalnya Guan Gong) sebagai santo, menjadi pejabat kerajaan. > > > Sumbangsih mereka sangat besar di bidang penanggalan, perhitungan, > > > perbintangan dan ilmu pengetahuan. Biasanya yang menjadi penerjemah > > > antara pemerintah dengan orang Eropa adalah para jesuit. > > > > > > Tetapi, sampai satu saat kegiatan mereka dilarang oleh Vatikan karena > > > dianggap menyimpang. Yang menjadi lawan mereka di Vatikan dulu itu > > > kalau tidak salah kelompok Benedictus. Mengenai sejarah di Vatikan ini > > > saya kurang tahu, tetapi memang pada akhir jaman Qing kegiatan mereka > > > praktis berhenti dan berubah total. > > > > > > Hormat saya, > > > > > > Yongde > > > > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Fy Zhou <zhoufy@> wrote: > > > > > > > > Benar Pak Danar, apa yang dilakukan agama khatolik dengan tradisi2 > > > lokal adalah sekedar 'Modifikasi" , bukan Tansformasi. menurut saya, > > > syarat sebuah ajaran bisa disebut "Kristen Tionghoa" harus ada usaha > > > "re interpretasi" doktrin, seperti halnya Protestan yang telah > > > melakukan re interpreasi terhadap ajaran Khatolik. > > > > > > > > ZFy > > > > > > > > > >