Bung Dedy dan TTM semuah, Hao, apakabar? Sudah makan (sahur)?
Terima kasih Bung Dedy sudah bertanya soal makan babai. Minggu ini nampaknya 'jatah' makan babai saya belum tiba. Hahaha..... anda sudah mencampur-adukkan basa Jawa Ci- rebon dengan Jawa tengah (Solo, Semarang Yogya?) yakni: jagong dingin, jagong dalam basa jawa bisa berarti 'duduk' atau 'kondangan' - dijamu makan duduk, tapi kalau di Ce- rebon, artinya cuma 'duduk' doang. Sedang 'dingin' artinya 'dulu' untuk basa Jawa Cerebonan. Jadi, bener, kalau orang Cerebon bilang 'jagong dingin', maksudnya duduklah dulu, bukan berarti mesti akan di suguhi makanan, lha cuma duduk ajah, jeh! Bisa ajah Bung Dedy ya. Hahaha............ Mengenai beras, kalau tak salah, tingkatannya adalah be- ras soklat (warnanya) brown rice, yang paling murah, ini adalah beras yang belum dislip, dipoles, masih mengan- dungi kulit ari yang membungkus beras. Mestinya, beras ini yang paling lengkap nutrisinya, sebab masih ada kulit arinya. Tapi, memang penampakan tampilannya agak-2 inferior sih, kesannya beras murahan. Juga, secara teknis katanya sih ndak tahan lama, cepat busuk. Warnanya ti- daklah soklat tua seperti permen coklat, cenderung ku- ning kotor begitu-lah. Coba anda klik di google dengan kata 'brown rice', mungkin anda akan dibawa ke wikipedia. Beras putih (juga bening, crystal rice) itu yang sudah dipo- les, dislip, dikupas kulit arinya sampai kinclong dan kadang ada yang sampai semi transparan bak kristal. Mestinya ini beras kurang kandungan nutrisinya, sebab kulit ari atau disebut sebagai 'bran' (rice bran, oat bran untuk gandum) itu banyak mengandung vitamin terutama golongan B. Ka- tanya sangat ampuh untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit beri-beri, bahkan studi terakhir yang dilakukan Dr. Liem di Bandung, katanya bekatul (istilahnya) sangat bermanfaat untuk stamina, bahkan bisa jadi afrodisiak. Ini tentu berita baik bagi kaum pria nih ya, jeh! Beras merah dipercaya mengandung banyak serat dan nu- trisi dibanding beras putih, itu sebabnya beras merah re- latip lebih 'keras' dan seret ketika dimakan. Dipercaya ju- ga kandungan nutrisi dan IG - Indeks Glikemik (indeks gu- la yang dikandungnya) rendah, baik bagi para diabetasi. Ada lagi jenis beras merah, yang konon lebih unggul lagi dari beras merah, yakni beras hitam. Sebenarnya sih tidak hitam-hitam amat, mirip beras ketan hitam gitu, cende- rung ungu tua yang memang agak kehitaman. Mengapa jadinya lebih mahal? Tentu saja karena adanya keyakinan (katanya memang terbukti berdasarkan hasil analisa) bahwa beras hitam dan beras merah lebih kaya nutrisi dan serat, juga IG-nya rendah. Juga, ini yang pen- ting, hasil produksi di pasar masih sedikit, jarang yang menanamnya, jadi tentu saja hukum ekonomi berlaku. Begitu sajah sih ya, kira-kira. Kalau ada salah tolong dikoreksi, kalau kurang ditambahi. Salam nasi merah cocol sambel terasi, Ophoeng BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hartantodedy" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Hi Ophoeng sudah makan babai? Mau nanya nih, dulu kayaknya orang kalau tidak mampu maknnya nasi beras merah, koq sekarang beras merah lebih mahal dari beras putih. Kenapa ke bolak-balik jeh? Teman-teman kalau ditawarin jagong dingin sama Ophoeng-heng jangan mau tetep laper. Salam, Dedy