Sdr.Njoo,
On 29 Okt, 03:47, "haoliong njoo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Sdr King Hian dan sdr Xuantong yang budiman, > > Ini jawaban saya buat SEMUA komentar dari KingHian dan Xuantong > mengenai Confucius. Saya kira usul KingHian untuk membuka pokok > perdebatan yang baru, seperti misalnya tentang Zeng He, tidak ada > manfaatnya, sebab perdebatan yang lama saja belum selesai, yaitu > tentang symbol Yin-Yang dan tokoh fiktif Sie Djin Koei. > > Tentang symbol Yin-Yang (Taijitu) menurut KingHian dan Xuantong > asalnya dari Confucius. Ini kesimpulan yang salah, sebab sudah saya > BUKTIKAN dengan referensi, bahwa symbol Taijitu sudah dikenal orang > JAUH2 sebelum Confucius lahir, yaitu dalam I-Ching (1700 BC) dan > paling sedikit sejak Daoisme. Dalam I-Ching symbol Yin-Yang > diungkapkan dengan symbol garis yang terputus (--) dan garis yang > tidak terputus (_). > Tolong buktikan bahwa saya menyatakan bahwa simbol Yin Yang berasal dari Confucis ? Anda sendiri harusnya tahu apa yang dimaksud 太极图atau gambar Taiji. Jadi sekarang anda saya tuntut untuk membuktikan tulisan anda itu yang menyatakan bahwa saya mengatakan bahwa YIN YANG berasal dari Confucius. > Saya kutip disini dari referensi saya yang sama yang telah saya > berikan dalam tulisan yg lalu ([1] > <http://en.wikipedia.org/wiki/Yin_yang>): > > [In the I Ching, yin yang are represented by broken and solid lines: > yang is solid (_) and yin is broken (--). These are then combined into > trigrams, which are more yang or more yin depending on the number of > broken and solid lines (e.g. ☰ is heavily yang, while ☷ is heavily > yin)] > > Bahkan KingHian sendiri telah menunjukkan dalam referensi yang sama > bahwa simbol Taijitu (sebagai bundaran yang terbagi menjadi dua > daerah) itu jelas2 ditulis sebagai simbol dari Taoisme yang berasal > dari Laozi (Lao Tzu) yang hidupnya sekitar 600 BC (referensi ([2] > <http://en.wikipedia.org/wiki/Laozi>). > > DUA2-nya, baik I-Ching maupun Laozu, jauh lebih tua daripada Konghucu > (551-479 BC). Jadi, menurut LOGIKA, adalah tidak mungkin bahwa > Confucius yang menciptakan Taijitu. > Taijitu diciptakan oleh orang lain dan bukan oleh Confucius. Yang menciptakannya bernama Zhou DunYi 周敦颐 pada masa dinasti Song. Merupakan suatu cara memahami makna Taiji LiangYi 太极两仪,dimana dimaksudkan bahwa Taiji mengandung Yin dan Yang kemudian ada pergerakan sehingga menimbulkan YANG dan tiada pergerakan sehingga melahirkan YIN. Keseimbangan ke dua sifat itu yang terutama. Yin Yang itulah yang disebut Liang Yi. Jika menggunakan kosmologiConfuciusm, Wuji = 0, Taiji =1, Liang Yi= 2 yaitu Yin dan Yang. Jika mengutip Daoism dalam kitab DaoDe Jing, Dao melahirkan 1 ( yaitu Tai Ji ), 1 melahirkan 2 yaitu Yin dan Yang, 2 melahirkan 3 yaitu 3 keselarasan, 3 melahirkan semua mahluk. Jadi logika anda dimana sekarang ini ? Anda berpikir bahwa Taiji Tu adalah Yin dan Yang ? Sudah paham apa yang dimaksud Taiji Tu ? > Disini jelas sekali kesalahan KingHian dan Xuantong. Anda berdua > ternyata lemah sekali dalam logika. Tentang DATA2 sejarah Tiongkok, > memang anda berdua lebih tahu dari saya, sebab saya tidak bisa > berbahasa Tionghoa. Tetapi itu samasekali tidak berarti bahwa analisa > KingHian dan Xuantong itu benar dan analisa saya salah. > Benar-atau-salahnya sebuah analisa sejarah bukan hanya ditetapkan oleh > FAKTA (yaitu data, dalam hal mana kita semua tidak salah, dan mudah > dicari dari Internet), melainkan yang terlebih penting lagi adalah > ANALISA menurut akal (reason) atau logika, dan filsafat. Dalam hal > ini ternyata analisa KingHian dan Xuantong (bahwa Taijitu itu berasal > dari Confucius) sama sekali tidak masuk akal, jadi jelas2 KELIRU. Ini > kira2 sama halnya seperti Banjir Besar jaman Nabi Nuh (Noah). Oleh > kaum Kristen fundamentalis dianggap bersumber kepada Kitab Injil > Perjanjian Lama. Tetapi sejarah membuktikan bahwa kisah Nabi Nuh itu > sudah ada sejak jaman Babylonia, yaitu dalam kitab Gilgamesh Epos yang > ketemu dalam penggalian arkeologi di Irak. Jadi kisah Nabi Nuh itu > bukan monopoli bangsa/agama Yahudi. > Anda termasuk orang yang sombong sekali, saya berikan ujar dari Lun Yu 学而不思,则罔;思而不学,则殆 xue er bu si ze gang, si er bu xue ze dai. Artinya adalah mereka yang belajar tidak berpikir akan tersesat, mereka yang berpikir tanpa belajar tidak memahami. Data di internet begitu banyaknya, ada yang benar dan juga ada yang salah. Jika hanya menggunakan mesin pencari saja tentunya juga mudah terjebak dalam banyak kesalahan. > Dalam menganalisa sejarah, akal dan logika mengambil peranan yang > tidak kurang pentingnya (disampingnya data2 sejarah yang benar, > artinya harus bisa ditelusuri sampai dengan sumbernya, yang harus > berupa barang yang konkrit, bukannya cerita roman) . Meskipun data2 > -nya benar (itu tidak sulit, apalagi sekarang dengan adanya Internet) > , analisa sejarah hasilnya bisa berlainan, tergantung dari kemampuan > AKAL dan LOGIKA dari sang analist. Terutama sekali harus dicamkan, > bahwa menganalisa dengan logika dan akal sendiri diperbolehkan > --bahkan dianjurkan-- didalam dunia ILMIAH, sebab hanya dengan > demikian bisa ada KEMAJUAN (ingat semboyan Kant: Sapere Aude! yang > artinya: Beranilah berpikir dengan akal sendiri!). Dalam hal ini cara > berpikir Tiongkok yang tradisionil (Confucius) mengidap kekurangan > yang MAHA PENTING, yaitu daya kreasi berdasarkan pikiran masing2. > Maka dari itu Tiongkok lama tidak maju-maju, hingga akhirnya menjadi > orang pariah dinegerinya sendiri. Perlu adanya orang macam Mao Zedong > dan Deng Xiaoping yang sanggup berpikir sendiri dan mengetrapkan > unsur2 filsafat barat (Marxisme dan Pargmatisme) kedalam analisa > mereka. Saya kira, demikian juga halnya dengan KingHian dan > Xuantong. Anda berdua perlu sekali mendalami filsafat barat dan > sejarah dunia, juga sejarah Tiongkok yang di analisa oleh ahli2 > sejarah barat. > Anda tidak sadar bahwa Mao sendiri mengubah konsep Marxisme dengan mengutamakan petani ? Itu jelas pengaruh dari Nong Jia. Sudahkah anda membaca buku-buku Mao yang lain ? Berapa banyak ia mengutip Confucius ? Lu Jia sendiri menganut aliran pragmatis dan liberal, sesuai dengan latar belakangnya sebagai Taoist dan mereka yang mempelajari sejarah perekonomian Tiongkok serta sistem keuangan Tiongkok akan menemukan nama Lu Jia serta kendala yang dihadapi pada masa itu sehingga paham ekonomi liberal berdasarkan kekuatan pasar ambruk. Pragmatisme sendiri ada 2 macam, yang bersifat materi dan non materi atau bersifat kerohanian. Sebagai contoh adalah kata-kata Kong Zi mengenai alam kematian, itu adalah pragmatisme 实用主义 yang bersifat kerohanian atau religius. Istilah Pragmatismeآ berasal dari kata Yunani pragma yang berarti perbuatan (action) atau tindakan (practice). Isme di sini sama artinya dengan isme-isme lainnya, yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran adalah faedah atau manfaat. Suatu teori dianggap oleh Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori itu benar kalau berfungsi. Dengan demikian Pragmatisme dapat dikategorikan ke dalam pembahasan mengenai teori kebenaran (theory of truth), sebagaimana yang nampak menonjol dalam pandangan William James, terutama dalam bukunya The Meaning of The Truth. Dan hal ini dapat dicompare dengan Lun Yu bab Taibo atau juga dengan Zhuang Zi yang mengatakan bahwa kebenaran itu be rsifat relatif. Deng XiaoPing sendiri mengambil kapitalisme yang dibungkus dengan jargon sosialisme. Coba anda kaji dahulu sejarah perkembangan ekonomi dinasti Qin dan awal Han. Pragmatisme berbicara faedah dan hasil, sama seperti wuwei jingji, tapi pragmatisme ekonomi yang dicanangkan oleh Deng sendiri membawa permasalahan besar hingga hari ini, seperti disintegrasi, kesenjangan sosial, kesenjangan antar daerah ( cat: seperti yang terjadi pasca pergerakan wuwei jingji ), polusi dan lain-lain. Pragmatisme membawa suatu kekosongan rohani atau juga sikap hidup di kalangan masyrakat Tiongkok. Dan untuk mengisi itu, diambillah suatu aliran pemikiran yang mencakup mulai dari politik, kehidupan bermasyrakat, tata krama dan sebagainya. Yang diambil adalah Confuciusm gelombang ke tiga, seperti yang digambarkan oleh Tu WeiMing, arus Confuciusm ke luar dan kemudian kembali ke Tiongkok. Gerakan kearah kapitalisme bebas sendiri akhirnya mulai direm sejak tahun 2000 awal dan sejak terbitnya buku Huobi Zhanzheng, membuat banyak orang Tiongkok was-was akan kapitalisme dan kemarahan para pejabat keuangan Tiongkok memuncak akhir-akhir ini terhadap USA sebagai negara kelahiran pragmatisme. Satu hal yang anda lupakan adalah Sun YatSen yang jelas mendapat pendidikan barat tapi tidak bisa mengusir para agresor asing yang sejak revolusi 1911 itu makin berani memasang tulisan "Chinese and dogs not allowed". Apakah Sun itu seorang penganut Confuciusm ? Satu hal yang menurut saya benar adalah konsep Perubahan, dimana perubahan itu selalu berjalan dan ketika satu point memuncak, point yang lain akan naik hingga yang memuncak akan menurun. Tidak ada satu paham atau isme yang kekal dalam dunia ini, kecuali adanya perubahan- perubahan. Mereka yang statis akan tergerus oleh jaman. Penggunaan atau pengolahan sumber alam harus selalu diimbangi dengan kebijaksanaan kita dalam mengelola alam itu sendiri 天人合一,天人感应 jangan sampai merugikan kita sendiri. Menurut anda kedua hal yang saya tuliskan yaitu perubahan dan keselarasan dengan alam itu relevan atau tidak ? > Bahwa Sie Djin Koei itu tokoh yang FIKTIF, jelas2 ditulis dalam > referensi yang sudah saya berikan. Saya kutip dari > ([3]http://en.wikipedia.org/wiki/Xue_Rengui): > > Xue Rengui ….. was one of the most famous Chinese generals during the > early Tang Dynasty, due to references to him in POPULAR LITERATURE. > Popular Literature maksudnya cerita Roman yang dat2nya belum tentu > benar, atau dengan perkataan lain, cerita FICTION. > > Hal ini lebih jelas lagi dalam referensi saya yang lain > ([4]http://en.wikipedia.org/wiki/Xue_Rengui#In_fiction) dimana jelas2 > tertutis: > „Xue Rengui's life was DRAMATIZED in a number of FICTIONAL works". > > Jika KingHian tetap membantah tesis saya bahwa Sie Djin Koei itu tokoh > yang FIKTIF (sebagaimana disuguhkan dalam roman2 Sie Djin Koei Tjeng > Tang dan Sie Djin Koei Tjeng See), maka saya terus terang tidak > bersedia diskusi lebih jauh, sebab hanya membuang2 waktu saya yang > amat berharga. Anda berdua telah menyeleweng dari pokok pembicaraan > dan berdegenerasi menjadi membual2kan pengetahuan anda tentang data2 > sejarah Tiongkok, yang tidak ada artinya, jika tidak di analisa secara > logis menurut akal. Perlu diketahui, saya bersedia melayani KingHian > dan Xuantong berdiskusi, hanya demi membawa kalian berdua ke dunia > ILMIAH, seperti yang dewasa ini dimaklumi dan dianut orang didunia > yang beradab. Jadi dengan perkataan lain, demi meningkatkan taraf > berpikir kalian berdua maupun para pembaca yang lain. > Anda sendiri yang kacau balau dalam menilai dan memahami Sie DjinKoei yang menurut anda adalah dongeng, tapi anda sendiri yang terjebak kedalam kata-kata anda sendiri. Jika tidak diberitahu oleh sdr.King Hian sebutan bahasa mandarin Sie DjienKoei adalah Xue Rengui, apakah anda mau mengakuinya ? Malah anda berbelit-belit dengan memisahkan antara Sie DjinKoei dengan Xue RenGui. Itu artinya anda tidak mengerti apa itu Tiongkok dan Zhongguo yang dalam aksaranya ditulis 中国. Anda mengerti sekarang ? Jadi teringat ada seseorang yang menggunakan nick name Indosheperd berbual di Tionghoa Net yang mengatakan bahwa kaisar YongZheng dibunuh oleh Lv SiNiang dan dengan bangganya mengatakan bahwa ia mempelajari sejarah dinasti Qing itu dari orang Jerman yang akurasinya sangat jempolan. Ternyata apa yang ia kutip berasal dari cerita silat. Apa anda termasuk sejenis dengan orang itu ? > Kesalahan KingHian dan Xuantong yang kedua adalah, kalian berdua tidak > tahu tentang filsafat barat. Tahunya uthak-uthek cuma filsafat > tradisionil Tiongkok yang umurnya sudah lebih dari seribu tahun. > Akibatnya, anda berdua tidak tahu „dunia luar" sebagaimana adanya, > ibaratnya orang yang berada didalam hutan pada umumnya tidak tahu > tentang adanya padang rumput dan padang pasir diluar hutan, sebab > penglihatannya tertutup oleh pepohonan (kalau tidak salah, ini adalah > ujar2 Confucius juga). Dengan perkataan lain, KingHian dan Xuantong > adalah seperti „katak-dibawah-tempurung" (bukan dengan maksud menghina > atau memaki). Perbandingan Confucius yang tepat adalah dengan filsuf2 > Yunani kuno macam Socrates, Aristoteles dan Plato, YANG DEWASA INI > SUDAH TIDAK DIANUT ORANG LAGI, sebab sudah amat jauh ketinggalan > jaman, dan sepatutnya masuk musium. > Anda belum mempelajari sejarah perkembangan filsafat Tiongkok bukan ? Bukankah yang disebut Socrates, Aristoteles dan Plato, mungkin perlu ditambahkan dengan nama Anaximandros biar kelihatan lebih lengkap, itu dipelajari oleh orang-orang generasi selanjutnya. Termasuk juga oleh santo Thomas Aquinas. Bahkan dipelajari oleh Kant itu sendiri. Bahkan ada rumor mengatakan bahwa Kant mempelajari filsafat Timur yang diterjemahkan kedalam bahasa Jerman dan Prancis oleh para anggota missionaris serikat Jesuit. Apa yang berkembang sekarang merupakan pembelajaran dari yang lampau dan hanya mereka yang bisa memahami serta memberikan suatu inovasi atau terobosanlah yang bisa dianggap sebagai guru besar. 温故而知新为师也.Anda mau memungkiri kata-kata ini ? Apakah kata-kata ini pantas dimasukan museum ? > Oleh karena itu, ketimbang membuka diskusi baru, akan lebih bermanfaat > buat kita semua untuk kembali kepada pokok pembicaraan yang saya > usulkan sejak mula, yaitu BUTIR2 DISKUSI yang dianjurkan oleh > Professor Keqian Xu dari Nanjing University > ([5]http://www4.ncsu.edu/~xkeqian/NCTAN%20workshop%20presentation20060626...), > yaitu > > (a) What is the relation between tradition and modernity? > (b) What kind of roles Confucianism might play in contemporary Chinese > society? > (c) Will Confucianism be an obstacle or a useful resource in China's > modernization, democratization, and market economy construction? > (d) Is it possible for Confucianism and its practice to come back, at > least in certain degree, to modern Chinese people's daily life? > (e) What is the universal values in Confucianism > (f) And its significance to contemporary world > Ini baru diskusi yang benar2 "make sense" dan tidak membuang2 waktu. > Silahkan kalian membuktikan diri akan kesanggupan kalian berpikir > kreatif atas dasar akal dan logika sendiri berdasarkan data2 ilmiah > yang kredibiltitasnya ditunjukkan (atau dibutktikan) dengan referensi. > Disini referensi fungsinya bukan sebagai KITAB INJIL yang HARUS > DIPERCAYA, melainkan hanya sebagai bukti bahwa data2 yang anda ambil > itu BUKAN ISAPAN JEMPOL anda sendiri. > Sebelum anda mengutip tulisan prof.Xu KeQian 徐克谦 教授 dan berlagak seolah-olah anda sudah membaca tulisannya, saya kutipkan kata-kata beliau dalam bukunya yang berjudul 孟子现代版 Edisi modern Meng Zi, penerbit 上海古籍出版社, ISBN 7532528812. Beliau mengatakan bahwa bukunya itu bukanlah menuliskan kitab Meng Zi dalam bahasa kuno dan menterjemahkan kedalam bahasa mandarin yang modern, juga bukan memberikan kritik atas Meng Zi. Tujuannya adalah kita berpikir secara jernih dan menempatkan diri kita sebagai Meng Zi. Semua kata-kata Meng Zi ditelaah, bukan dibuang begitu saja, disesuaikan dengan kondisi jaman, diperbaiki dan seterusnya. Artinya beliau juga memahami bahwa ajaran Confuciusm tetap relevan, yang diperlukan adalah penyesuaian kondisi dan perubahan. Hal ini juga sesuai dengan asas perubahan dalam kitab Yi Jing yang menjadi salah satu buku acuan Confuciusm ( cat: lucunya anda mengutip Yin Yang berasal dari Yi Jing tapi anda tidak tahu bahwa Yi Jing adalah salah satu buku acuan Confuciusm ). Hal ini juga sesuai dengan pemikiran Tu WeiMing yang mengatakan 3 tahapan besar dalam waktu terhadap perubahan Confuciusm. Jadi apa yang anda inginkan ? Suatu bentuk kritik ? Atau suatu bentuk pembaharuan ? Apakah anda tidak malu mengutip tulisan orang lain yang sebenarnya orang tersebut mendukung Confuciusm ? Dan workshop yang beliau berikan itu adalah perkembangan dari jaman ke jaman terhadap Confuciusm. Jika ia mengutip Lu Xun tentunya juga pada saat bicara Taoism, akan juga mengutip Lu Xun. Tulisan secuil dari prof. Xu yang anda kutip belum mencerminkan pemahaman anda yang mendalam terhadap Filsafat Tiongkok. Apalagi jika mendebatnya, mungkin sebelum mendebat, anda harus mengerti pandangan Mo Jia, Fa Jia, Dao Jia terhadap Confuciusm dan apa Confuciusm itu sendiri. > Saya tunggu sambutan KingHian dan Xuantong. > > Hormat saya, > Ir. Haoliong Njoo Hormat saya, Xuan Tong