CERITA TIONGKOK KLASIK:

[Kota Sam Kok] Budi & Dendam Para Tokoh Tersohor - Bag.1

Penulis: Cai Daya

Pada akhir dinasti Han-Timur (25-220) di Tiongkok, sejumlah ksatria
memperebutkan kekuasaan, di dalam pergolakan itu akhirnya memasuki era Sam
Kok/Tiga Negara yang berdikari dan saling bersaing serta dengan penuh
sentimental memainkan peran di dalam zaman Kesetiaan, Keadilan dan adu
siasat. Episode drama besar sejarah yang menggetarkan hati dan sukma ini,
hubungan sebab-akibatnya perlu ditelusuri dan dimulai pebahasannya 400 tahun
sebelumnya, hingga memasuki zaman akhir dinasti Qin (秦) - awal dinasti Han
(�h).

Alkisah pada akhir zaman dinasti Han-timur semasa pemerintahan kaisar Ling
(�`), ada seorang cendekiawan bernama Sima Mao (司 �R貌), ia berwawasan
luas, tapi karena keluarganya miskin maka tak mampu mengikuti ujian negara
dan hatinya tertekan karena merasa tak berguna. Pada suatu malam ia diutus
ke istana Asyura, menggantikan raja neraka (Giam Lo Ong) mengadili
kasus-kasus pemfitnahan. Itulah empat kasus yang telah mengendap selama 350
tahun lebih masih saja belum berhasil divonis, orang-orang yang terlibat
adalah 3 pejabat besar yang berjasa besar bagi dinasti Han yakni: Han Xin
(baca: Han Sin) (�n信), Peng Yue (baca: Beng Yue) (彭越) dan Ying Bu (baca:
Ing Pu) (英布), Kaisar Han - Han Gaozhu, Liu Bang (baca: Liu Pang) (��邦)
dan Xiang Yu (baca: Siang Yü) (��羽), Lu Hou (baca: Lü Hou = permaisuri
Lu) (�魏�) serta nyonya Qi (baca: Ji) (戚夫人), Xiao He (baca: Siao He) (��
何) dan Kuai Tong (baca: Guai Dung) (蒯通), beserta beberapa jenderal semasa
pertikaian antara negara Qu (baca: Ju) (楚) dan Han (�h). Oleh karena
budi-dendam antar mereka betapa pelik dan ruwetnya, maka Sima Mao
mendengarkan setiap keluhan/pengaduan dari mereka satu persatu dan
memerintahkan para pelaku saling berhadapan untuk dikonfrontir, dengan hasil
persidangan kejadian sesungguhnya sbb.: 

Han Xin pernah didampingi Kuai Tong yang memiliki banyak tipu muslihat dan
sering menasehatinya untuk mengangkat dirinya sendiri sebagai raja dan
berbagi territorial dengan negara Qu dan Han, namun Han Xin tidak sudi
mengkhianati raja Liu (tatkala itu belum kaisar) - Liu Bang dan ia
mempersembahkan 10 jasa besar serta akhirnya merebut kendali seluruh negeri
untuk Liu Bang. Tetapi Liu Bang sesudah menguasai seluruh negeri, bukan saja
tidak mencatat dan membalas jasa-jasanya, malahan memelorotkan jabatannya,
kemudian Lu Hou (Permaisuri Lu) memerintahkan Xiao He membuat perangkap dan
membujuknya memasuki istana Chang Le dan ia dihukum mati (dengan tuduhan
hendak berontak). Sebelumnya, meskipun ada peramal yang menujumnya bisa
hidup sampai usia 72 tahun, hidup dalam ketenaran dan bakal berakhir dengan
tenang, akan tetapi karena terlalu banyak membunuh sehingga usianya
terkurangi, ketika maut menjemput ia hanya berusia 32 tahun. 

Peng Yue karena berparas tampan dan atletis, diincar oleh Lu Hou dan mumpung
sang kaisar sedang melakukan perjalanan ekspedisi ia dipanggil menghadap ke
dalam istana, tetapi ia berkarakter lurus dan tak sudi melanggar norma
kesusilaan serta tidak menuruti nafsu bejad Lu Hou. Lu Hou marah besar dan
memerintahkan menghukum-matinya dijadikan daging cacah serta memfitnahnya
hendak berontak, demikian yang disampaikan kepada kaisar Han. Sedangkan Ying
Bu juga dikarenakan Lu Hou mengirim daging cacah Peng Yue untuk ia konsumsi
lantas saking murkanya ia membunuh pesuruh permaisuri, kemudian ia dikirimi
pedang, jaring merah dan arak beracun oleh Lu Hou agar menghabisi dirinya
sendiri menggunakan pilihan alat-alat tersebut. 

Xiang Yu kalah perang di Gai Xia (baca: Kai Sia), tertipu oleh jenderal Xia
Guang (baca: Sia Kwang) yang menyaru menjadi petani dan mengarahkan dia ke
jalan kematian/yang salah, sesampainya di tempat penyeberangan Wu Jiang
(sungai besar Wu), berjumpa dengan kawan lama, Lu Matong (baca: Lü Ma
Dung), yang ia harapkan mengingat hubungan yang sudah terjalin lama mau
meloloskannya. Ternyata Lu bersama 4 jenderal lainnya, memaksa Xiang Yu
bunuh diri, kemudian memutilasinya untuk dijadikan bukti penerimaan hadiah
kepada kaisar.

Suatu kali sewaktu bala tentara Liu Bang kalah perang dan melarikan diri ke
dusun marga Qi, melihat nyonya Qi yang berparas cantik ia langsung jatuh
hati, kala itu Liu Bang berjanji apabila dia melahirkan untuknya seorang
putra, maka sang putra akan dijadikan pangeran. Kemudian nyonya Qi sesuai
yang diharapkan melahirkan seorang putra, ibu dan anaknya disayang oleh
kaisar Liu Bang, tetapi karena takut dengan Lu Hou mereka lantas tidak
berani menyainginya. Sesudah sang kaisar mangkat, Lu Hou menggunakan arak
beracun dan menyiksa nyonya Qi dengan keji, menusuk buta kedua matanya,
memotong telinga, hidung dan lidahnya, mencekokinya dengan cairan tembaga
merah, memaksa meminumkannya ke dalam tenggorokan, serta mematahkan 4
anggota tubuh dan akhirnya jazadnya dibuang ke dalam penampung tinja. 

Sebab Akibat Saling Membalas - Vonis Yang Adil 

Sima Mao mendengarkan dengan seksama di dalam sidang, kemudian memanggil
mereka satu per satu dan menjatuhkan vonisnya sbb: 

"Han Xin, Anda setia membela negara, telah merebut separo negeri bagi
dinasti Han, sayang mati dengan rasa dizalimi, Anda diutus terlahir di dusun
Qiao rumah Cao Song (baca: Jao Sung), bermarga Cao (曹), bernama Cao (操)
(Cao Cao dari zaman Samkok yang tersohor), awalnya sebagai patih dinasti
Han, kemudian sebagai raja Wei (魏), berkedudukan di Xu Du (baca: Sü Tu)
dan menikmati separo negeri dinasti Han. Ketika itu kekuasaan dan kewibawaan
meliputi dunia, membiarkan anda membalas dendam kesumat kehidupan masa
lampau. Anda tak boleh memproklamirkan diri sebagai kaisar dan tak ada
niatan untuk mengkhianati dinasti Han. Anak Anda (Cao Cao) memperoleh dari
kaisar Han Chan penganugerahan Anda (Han Xin) titel: kaisar Wu guna mengakui
10 jasa besar Anda." 

Kemudian memanggil Liu Bang dan memvonisnya: "Anda pada kelahiran yang akan
datang masih terlahir di keluarga Han, sebagai Xuan Di (kaisar Xuan (�I帝)),
seumur hidup diganggu dan dihina oleh Cao Cao, dibuat nyali menciut sukma
terkaget hingga duduk dan berbaringpun tak tenang, melewati hari terasa
bagaikan tahun. Karena pada kehidupan sebelumnya Anda menzalimi punggawa
anda, pada kehidupan berikut punggawa menggerogoti tuannya sebagai
imbalannya." 

Kemudian Lu Hou dipanggil dan divonis: "Anda terlahir di keluarga Fu, di
kemudian hari masih menjadi permaisuri dari kaisar Xuan, didera jutaan
penderitaan oleh Cao Cao dan dicekik dengan jaring merah hingga mati di
dalam istana, sebagai imbalan untuk membalas dendam pembunuhan Han Xin di
istana Chang Le".

Vonis terhadap Ying Bu berbunyi: "Anda diutus terlahir di keluarga Sun Jian
(baca: Suen Cien (�O��),) di Jiang Dong (baca: Ciang Tung = wilayah selatan
sungai Yangtse), bermaga Sun bernama Quan (baca: Suen Jüén), sebelumnya
sebagai raja Wu, kemudian sebagai kaisar Wu, bercokol di Jiang Dong,
menikmati kejayaan dan kemakmuran sebuah negara (Sebagai salah satu penguasa
pada zaman Samkok)." 

Kemudian Peng Yue dipanggil menghadap: "Anda adalah orang yang lurus, Anda
diutus terlahir di keluarga Liu, bermarga Liu bernama Bei (baca: Liu Pei,
salah satu penguasa pada zaman Samkok), dikenal berbelas-kasih dan
ber-keadilan. Di kemudian hari diangkat sebagai kaisar Shu (蜀), pemilik
wilayah tengah Shu, berbagi jagad (Tiongkok) dengan Cao Cao dan Sun Qian.
Marga Cao memusnahkan Han, Anda sebagai keturunan Han bertindak sebagai
suksesor, suatu pernyataan pertanda kesetian hati Anda."

Selanjutnya ia memanggil Xiao He dan berkata: "Anda menanam budi kepada Han
Xin, juga bertindak negatif, anda divonis terlahir di keluarga Yang,
bermarga Yang bernama Xiu (�钚�). Ketika Liu Bang memasuki wilayah lawan,
para jenderal merampok barang-barang berharga, hanya Anda yang mengambil
peta dan buku. Pada kehidupan kelak kepintaran Anda menonjol, tingkat
kesadaran Anda jarang dimiliki orang-orang pada umumnya dan diangkat sebagai
kepala urusan financial oleh Cao Cao, menikmati kekayaan melimpah, sebagai
imbalan untuk tiga sumbang saran. Tatkala tidak berkoordinasi dan berakibat
merusak peluang siasat militer Cao Cao, lantas dihukum mati oleh Cao Cao,
sebagai imbalan untuk kehidupan silam dalam memperdaya Han Xin memasuki
istana Chang Le yang akhirnya terbunuh, kehidupan kelak harus membayar
hutang nyawa ini." 

Kuai Tong diperintahkan naik dan divonis: "Anda cerdik dan banyak akal, Anda
dikirim dilahirkan di Nan Yang, bermarga Zhuge, bernama Liang �T葛亮 dengan
julukan Naga merunduk, panglima perang pasukan Liu Bei dan berjuang bersama
mendirikan dinasti. " 

Kemudian ia memanggil naik Xu Fu: "Anda salah meramal Han Xin dapat hidup
sampai 72 tahun, tapi hanya sampai 32 tahun; meskipun mati dalam usia muda,
juga semestinya tercatat di dalam takdir. Kini Anda diutus terlahirkan di
Xiang Yang, bermarga Pang, bernama Tong, dengan julukan anak burung Hong,
membantu Liu Bei merebut Xi Chuan. Ditakdirkan tewas pada usia 32 tahun,
mati di bawah Luo Feng Po (Lereng Jatuhnya burung Hong), seumur dengan Han
Xin, sebagai imbalan untuk peramalan yang tidak tepat." 

Pemvonisan Fan Kuai: "Anda saya utus terlahir di keluarga bermarga Zhang di
Zhuo Zhou, bernama Fei (���w)." Kemudian juga memanggil Xiang Yu ke atas:
"Anda diutus terlahir di keluarga Guan di Jie Liang - Pu Zhou, hanya
mengganti nama tapi tidak mengganti marga, bermarga Guan, tetap bernama Yu
(�P羽). Kalian berdua memiliki keberanian yang sulit ditandingi, mengangkat
sumpah sebagai saudara angkat dengan Liu Bei di Kebun Persik, sebagai
landasan untuk tercapainya cita-cita kalian. Dosa Fan Kuai membiarkan sang
istri dalam membantu kekejaman permaisuri Lu Hou, sang isteri berdosa suami
ikut menanggung; kesalahan Xiang Yu adalah membunuh Zi Ying, raja Qin dan
membumi-hanguskan Xian Yang. Kedua orang ini pada ditakdirkan mati
mengenaskan, namun Fan Kuai semasa hidupnya gagah berani dan sedikitpun
tidak menjilat (atasan); Xiang Yu tidak membunuh Tai Gong, tidak menodai
permaisuri Lu dan tidak meracuni orang yang sedang lengah pada pesta
perjamuan, memiliki 3 kebajikan ini, kehidupan Anda kelak memiliki
keberanian dalam membela keadilan dan berhati lurus, setelah meninggal, Anda
disembah rakyat sebagai dewa (Dewa Kwan Kong)." 

Panggilan selanjutnya ditujukan untuk Ji Xin: "Selama hidup, Anda mengabdi
dan berbakti di keluarga Liu Bang, belum pernah merasakan kesejahteraan
barang seharipun, Anda saya utus terlahir di keluarga Zhao di Chang Shan,
bernama Yun (�w��), sebagai jenderal tersohor dari negara Shu-barat. Ketika
di Yang Chang Ban menerobos diantara jutaan pasukan demi menolong majikan,
mengekspresikan secara besar-besaran kewibawaan nama Anda. Hidup hingga
berusia 82 tahun, berpulang tanpa menderita sakit." 

Kemudian giliran memanggil nyonya Qi: "Anda saya utus terlahir di keluarga
Gan, mendampingi Liu Bei sebagai permaisuri. Lu Hou pada mulanya
menggandrungi raja Peng tapi nafsunya tak tersalurkan, juga merasa iri
kepada Anda (sebagai selir) yang dicintai oleh kaisar Han, kini Anda
ditakdirkan sebagai isteri Peng Yue (Liu Bei), membuat (Lu Hou, kini sebagai
permaisuri kaisar Xuan) bukan kepalang irinya. Sesuai kehendak raja Zhao,
menganggap Anda sebagai anaknya, nama diubah menjadi Liu Chan, dengan
julukan: A Dou, setelah naik tahta dengan title: Hou Zhu, menikmati
kemuliaan dan kekayaan selama 42 tahun, demi membayar penderitaan kehidupan
yang lalu." 

Kemudian Ding Gong dipanggil menghadap: "Anda ke keluarga Zhou terlahir di
sana, bernama Yu (周瑜), sebagai jenderal di bawah Sun Quan, usia mencapai
35 tahun dan mati mendadak. Pada saat dengan Xiang Yu pengabdian Anda tidak
tuntas, kelak dengan Sun Qian juga tidak bisa tuntas." 

Setelah itu Xiang Po dan Yong Chi dipanggil menghadap: "Xiang Po
mengkhianati keluarga mengabdi kepada orang asing dan mengejar kemewahan;
Yong Chi menerima penghargaan kebangsawanan dari musuh, Anda berdua berdosa
kepada Xiang Yu. Mengatur Anda pada kehidupan kelak, yang satu bernama Yan
Liang dan satunya Wen Chou, yang ditebas oleh Guan Yu, guna melampiaskan
dendam kesumat dalam kehidupan yang lalu." Sedangkan 6 jenderal yang
memojokkan dan memaksa Xiang Yu bunuh diri, akan berada di bawah perintah
Cao Cao dan mempertahankan lintasan-lintasan genting, sehingga Guan Yu
menerobos 5 lintasan dan memenggal 6 jendral, untuk melampiaskan dendam
pemojokan jalan hidup di sungai Wu pada kehidupan yang lampau. 

Pada zaman perebutan kekuasaan atas Tiongkok antar negara Chu dan Han, bagi
tentara dan jenderal yang terpaksa tewas tapi tidak terima dan bagi yang
memiliki keahlian tapi tak sempat disalurkan tuntas, bagi yang berbudi akan
mendapat imbalan, bagi yang terzalimi akan terbalaskan, semuanya diatur
reinkarnasinya pada saat zaman Sam Kok. Bagi yang culas, mencelakakan orang,
berintrik menebar racun, dan menerima budi orang tapi tidak membalas,
semuanya dijadikan kuda berperang, sebagai tunggangan para jenderal.

Shima Mao dengan adil memvonis perkara, setiap orang merasa terpuaskan, maka
mereka secara berurutan bereinkarnasi, dengan demikian sebuah babak episode
sejarah besar yang dielu-elukan selama ribuan tahun telah mulai digelar.
.........(Epochtimes/whs)

(bersambung)

<<clip_image008.jpg>>

Kirim email ke