Halo semua, Sy setuju dengan pendapat HB, gak perlu balas marah/menghujat atau bikin acara tandingan segala, ntar gak ada habisnya, lebih baik tunjukkan dengan perbuatan yang baik dan mulia, orang-orang pada akhirnya bisa menilai toh... karena banyak manusia yang gak bisa bedain antara 'budaya' dan 'agam'.
Sy sendiri seorang Tionghoa Nasrani, tapi sy sangat menghormati dan teteup menjalankan budaya ketionghoaan tanpa mencampuradukkan dengan masalah agama, dan secara pribadi ini sy anggap kedewasaan dalam menjalankan prinsip hidup.... Contoh soal, kalo Imlek, nenek dan mama sembahyang, nah sy bantuin masak, nyiapin keperluan sembahyang dan ikut makan juga ...he...he...tapi gak ikutan sembahyangnya...ya liat-liatin doang, sy juga bagi-bagi angpao untuk ponakan-ponakan, kalo hari besar lainnya seperti makan onde, kue bulan, dsbnya... teteuuuup ikutan, gak boleh ketinggalan tuh... bahkan pada anak-anak sy yg masih kecil, sy sudah terangkan dan ajarkan segala hal mengenai budaya tionghoa... tapi kehidupan keagamaan seperti ke Gereja, merayakan Paskah, Natal dsbnya dijalankan juga sebagaimana umat Nasrani lainnya. Nah, kalo ada yang menjelek-jelekkan budaya dan mencampuradukkan segala sesuatu hal, kita doain saja semoga cepat-cepat disadarkan oleh Tuhan sehingga terbuka mata hatinya. Peace n Gbu Elisabet ES --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hendra_buj...@... wrote: > > Dear Sdr Agoeng, > > Kalau kita jeli, hal tersebut tidak hanya di ada TV, akan tetapi banyak buku/kotbah dari agama tertentu yang berisi pernyataan sesat dari para tokoh/ulama yang "mengaku bertobat" sembari memojokkan simbol simbol budaya/agama tertentu sebagai ajaran hitam di beberapa rak toko buku besar. > > Tokoh atau orang orang yang bersaksi bertobat tersebut merasa dirinya "paling tahu dan benar" serta "sudah disucikan" sehingga tidak segan-segan menghujat agama mereka sebelumnya sebagai agama sesat....mereka lupa bahwa agama nenek moyangnya sendiri sudah berumur lebih dari 5000 tahun yang lalu dan notabene jauh lebih tua daripada umur mereka yang menghujat..... > > Menurut saya, tidak perlu menghujat agama/kepercayaan orang lain apalagi sampai membuat kesaksian yang dipubikasikan di depan publik via TV atau buku-buku. Seandainya penganut agama dan/atau kepercayaan lain yang dihujat tersebut mengadakan acara tandingan, apa tidak makin ruwet?????? > > Lebih baik dana utk pembuatan film-film dan buku-buku model kesaksian tersebut didermakan utk fakir miskin dan kaum papa yang lebih membutuhkan perhatian atau dialokasikan utk hal hal yang lebih produktif > > Best Regards > HB > > > > Sent from my BlackBerry® > powered by Sinyal Kuat INDOSAT > >