Sejujurnya, kita bisa melihat manfaat yang sangat besar dari ke beradaan 
millis Budaya Tionghoa, adakah terbersit bila topik Chinesse Black Magic 
tidak ada yang menanggapi ?, siapa merugikan siapa ?, yang aku sadari semua 
Tionghoa akan dirugikan.

Sekarang tinggal mengenai buku mengenai marga, yang ditolak, aku ikut millis 
Silsilah Tionghoa ( posisi daily digest jadi hanya baca saja ), dimana marga 
Tionghoa yang dipaksa oleh pemerintahan pada waktu itu banyak yang berganti 
nama ( namaku dan orang tua ku di ganti oleh personal perangkat desa, jadi 
maknanya lari entah kemana ), padahal untuk Tionghoa bisa juga beberapa 
etnis lain, nama adalah sebuah ikon penting yang tidak boleh sembarang 
diberikan.
Untuk generasi yang lahir 60 sd 80 an bisa jadi sudah tidak peduli dengan 
nama anak, bisa asal comot dari buku daftar nama ( ada dijual di Gramedia 
juga sih ), ada juga yang diberikan oleh orang tua sekenanya, sedang didalam 
budaya Tionghoa nama anak yang baru lahir memiliki aturan yang tidak bisa 
dilanggar begitu saja, selain berfungsi untuk mengetahui posisi si anak 
didalam keluarga besar, juga untuk menghindari pernikahan sedarah  ( maaf 
bila contohnya agak ngelantur, maklum yang namanya sanak kerabat bisa mencar 
kemana mana, sedang dunia semakin sempit ).

Istilah kata, bila seorang Raja ingin mantuan, maka silsilah sang mantu 
minimal 7 turunan harus jelas asal usulnya, dengan demikian nama menjadi 
sangat penting, agar kelak sang cucu diharapkan menjadi bibit berkwalitas.

Semoga buku mengenai marga bisa terbit.........

sur. 

Kirim email ke